Mohon tunggu...
Nissaull Khusna
Nissaull Khusna Mohon Tunggu... Freelancer - DREAMER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

dreamer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

How your chilhood affects to your Love Life

14 September 2019   20:49 Diperbarui: 15 September 2019   04:56 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita memiliki pilihan untuk menjadi orang yang kita inginkan. Tidak diragukan lagi jika masa kecil membentuk kita sampai taraf tertentu. Cara kita bereaksi terhadap situasi yang berbeda dan cara kita mengekspresikan diri adalah pola perilaku yang terbentuk semenjak kecil. Tentu kita belajar untuk memahami kondisi sekitar kita.

Konselor pernikahan dan keluarga, Dr. Milan dan Yerkovich menemukan bahwa setiap orang memiliki "Love Style" tersendiri berdasarkan pola asuh yang mereka terima.

Love Style meliputi tendensi dan kecenderungan bagaimana merespon pasangan kita. Dengan mengerti bagaimana cara kita mencintai, kita dapat belajar bagaimana "Love Style" kita mempengaruhi hubungan kita.

Ini adalah 5 "Love Style" menurut Dr. Milan dan Yerkovich

Si Penyenang

Si Penyenang yang biasanya tumbuh di rumah dengan orang tua yang terlalu protektif, mudah marah dan suka mengkritisi. Sebagai anak, Si Penyenang melakukan segalanya untuk menjadi baik dan berada di perilaku terbaik mereka, agar tidak memancing respon negatif dari orangtua mereka. Mereka tidak menerima kenyamanan melainkan menghabiskan waktu dan energi mereka guna memberikan kenyamanan untuk orang tua mereka. Si Penyenang tidak nyaman dengan konflik dan menyelesaikan perselisihan dengan mengalah atau meminta maaf dengan cepat. Mereka biasanya sulit untuk mengatakan "tidak" dan karena mereka ingin meminimalisir konflik. Mereka mungkin saja berbohong untuk menghindari konfrontasi. Ketika anak ini tumbuh mereka belajar untuk membaca perasaan orang-orang di sekitar mereka agar dapat membuat semua orang senang. Namun ketika Si Penyenang stress atau percaya mereka terus-menerus membuat orang kecewa mereka akan sangat sedih dan kabur dari hubungan. Walaupun mustahil, Si Penyenang selalu berusaha memenuhi kebutuhan setiap orang dan alih- alih membentuk garis batas untuk diri mereka sendiri, mereka lebih berfokus pada kebutuhan dan keinginan orang lain. Agar si penyenang dapat memulai hubungan yang sehat, mereka harus lebih jujur pada perasaan mereka daripada mencoba melakukan apa yang diharapkan dari mereka.

Si Korban

Si Korban biasanya tumbuh dalam rumah yang kacau. Si Korban belajar untuk patuh agar terus bertahan, dengan cara tidak memperhatikan diri mereka sendiri agar mereka terus "Siaga". Untuk berhadapan dengan orang tua yang pemarah dan kasar mereka belajar sejak dini untuk diam dan bersembunyi. Karena berada di dunia nyata bagi mereka  sangat menyakitkan. Mereka seringkali membuat dunia imajinasi di kepala mereka untuk mengatasi bahaya di kehidupan sehari-hari mereka. Si Korban memiliki rasa penghargaan diri yang rendah dan terbiasa bergulat dengan kegelisahan dan depresi. Jika mereka kebetulan menikah "Si Pengontrol" yang memiliki sifat yang sama dengan orang tua mereka. Si korban akan belajar mengatasi semuanya dengan beradaptasi dan mengikuti arus. Mereka sangat terbiasa dengan situasi yang kacau dan penuh tekanan. Sehingga ketika mereka mengalami ketenangan malahan mereka merasa gelisah, karena mereka menantikan suatu ledakan atau masalah. Agar Si Korban dapat memiliki hubungan yang sehat dan stabil mereka harus belajar mencintai diri sendiri dan membela diri mereka ketika situasi menuntutnya. Daripada membiarkan mereka menginjak nginjak dirinya

Si Pengontrol

 Si Pengontrol biasanya tumbuh dalam rumah yang kurang perlindungan. Jadi mereka belajar untuk tegar dan mengurus diri mereka sendiri. Mereka merasa memiliki hak untuk kontrol setiap hari. Untuk mencegah kelemahan yang mereka alami di masa kecil terekspos kembali, orang dengan "Love Style" ini percaya mereka memiliki kontrol ketika dapat menghindari perasaan negatif seperti ketakutan, penghinaan, dan ketidakberdayaan. Namun tidak mengasosiasikan amarah dengan kelemahan. Jadi mereka menggunakannya sebagai senjata untuk berkuasa. Si Pengontrol memiliki tendensi yang kaku namun dapat pula tidak beraturan dan tidak dapat diprediksi. Mereka tidak suka keluar dari zona nyaman mereka karena itu membuat mereka merasa lemah dan tidak terlindungi. Mereka lebih memilih menyelesaikan masalah mereka sendiri dan melakukannya dengan cara tertentu. Kalau tidak, mereka akan marah. Agar mereka dapat memiliki hubungan yang stabil dan langgeng, mereka perlu belajar untuk melepaskan, mempercayai orang, dan mengontrol amarah.

Si Bimbang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun