Mohon tunggu...
Nisrina Qatrunnada
Nisrina Qatrunnada Mohon Tunggu... Lainnya - -

hello

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kawula Muda dalam Problematika Quarter Life Cricis

20 Oktober 2021   22:31 Diperbarui: 20 Oktober 2021   22:38 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

World Health Organization (WHO) mengemukakan bahwa di usia 20an tahun rentan terkena gangguan mental dikarenakan banyaknya penyesuaian dan perubahan hidup yang terjadi secara psikologis, emosional, maupun finansial.

Dikutip dari Kompas.com, Atwood dan Scholtz (2008) menyatakan bahwa quarter life crisis yaitu sebuah fase perkembangan psikologis yang muncul di usia 18-29 tahun sebagai transisi antara fase remaja (adolescence) ke fase dewasa (adulthood).

Pada masa-masa tersebut, indvidu cenderung untuk membangun tujuan dan kehidupan dimasa mendatang yang terbilang besar karena hal akan memasuki kehidupan yang sebenar-benarnya. 

Selain itu, individu juga cenderung mencoba berbagai kegiatan yang positif dan mempelajari banyak peran guna mendapat nilai plus atau sebagai branding dirinya.

Namun, terdapat masa ketika individu sadar ketika melakukan pembangunan tujuan dan kehidupannya dimasa mendatang berikut dengan eksplorasi peran dan berusaha untuk mendapatkan branding, individu tersebut merasa usahanya tidak baik atau tidak sebaik orang lain yang diikuti dengan perasaan khawatir, kecewa, sedih, stress/depresi, kebingungan hingga kehilangan arah hidup. 

Menurut Robinson (2015) quarter-life crisis tidak sepenuhnya kondisi yang buruk malah dapat menjadi pengalaman positif individu agar dapat berkembang ke kondisi yang lebih baik. Ada lima tahapan yang dihadapi individu selama mengalami krisis seperempat kehidupan yaitu: (1) merasa terjebak dengan pilihan hidup yang ada, sehingga sulit untuk memilih, jebakan ini membuat individu membuat pilihan disebabkan terpaksa oleh keadaan; (2)mempertanyakan pilihan-pilihan yang sudah dibuat, pilihan dianggap tidak sesuai sehingga ingin keluar dari pilihan; (3) Menghadapi tuntutan dengan melakukan pemecahan masalah secara langsung seperti keluar dari pekerjaan serta mengikuti sebuah komunitas untuk memulai pengalaman baru; (4) Membangun komitmen baru dengan memulai hubungan sosial dan gaya hidup yang diinginkan; (5) Menciptakan kehidupan baru sesuai dengan nilai, harapan, minat yang dipilih individu.


Lalu apa permasalahan atau pemicu para kawula muda mengalami quarter life crisis? Quarter life crisis dapat dipicu oleh mimpi-mimpi atau target yang telah disusun sedemikian rupa namun digapai namun pada pelaksanaannya terdapat berbagai hambatan, berjalan tidak sebagaimana mestinya ataupun sulit untuk digapai. 

Entah karena mimpinya tidak realistis, kurang dalam usahanya, banyaknya tuntutan dari lingkungan sekitar yang menyebabkan pressure, atuapun bisa juga karena terlalu idealis namun tidak dibarengi oleh usaha yang seimbang. Dari situ muncul pertanyaan-pertanyaan yang meragukan dirinya sendiri atau mengungkapkan kekhatirannya.

Misalnya berkaitan dengan mimpi dan target hidup.

"Bisa ngga ya lulus kuliah tepat waktu?"

"Setelah lulus kuliah langsung dapet kerjaan ngga ya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun