Wabah Pandemik Covid-19 memberi banyak tekanan bagi negara yang merupakan jantung medeterania eropa ini. Covid-19 yang berawal dari negara tirai bambu tersebut memberikan dampak yang besar terhadap perekenomian.Â
Banyaknya stigma masyarakat global tentang tingginya kematian akibat wabah ini memberikan shock besar terhadap saham dan pasar keuangan di Italia.Â
Adanya hambatan transportasi sehingga menghambat distribusi barang. Italia adalah negara dengan orang yang terinfeksi Covid-19 terbanyak di Eropa. Menanggapi hal itu maka pemerintah Italia melakukan mitigasi lockdown sejak 9 Maret 2020.
Lockdown jelas memberikan dampak yang besar dalam perekonomian. Tidak adanya kontak dalam skala besar, harus menghentikan perusahaan non primer dan yang hanya dibuka adalah toko bahan pokok dan apotek.Â
Lumpuhnya perekonomian membawa Italia ke jurang resesi. Akan tetapi mitigasi lockdown berdampak secara signifikan mengurangi penyebaran Covid-19. Dalam hal ini pemerintah tidak punya pilihan lain untuk menyelamkan warganya.
Tidak seperti negara lain, perserikatan negara uni eropa memperkirakan perekonomian Italia akan resesi hingga akhir tahun ke depan, sehingga pemerintah harus memberikan stimulasi ekonomi lebih keras untuk memulihkan kembali.Â
Berdasarkan data tranding economic banyak saham di Italia yang memerah. Nilai tukar juga tidak stabil, stimulus yang dilakukan bank sentral Italia adalah melakukan penurunan terhadap suku bunga dan landing facility yang masing-masing turun sebesar 10 bps menjadi -0,5% dan -0,25%.
Pertumbuhan ekonomi Itallia juga turun drastis. Pada tahun ini pertumbuhan PDB y-o`y turun hingga -2,3% dari 0,5% dari tahun sebelumnya. Pengaruh lockdown memberikan akibat hambatan distribusi dan transportasi dan mematikan perekonomian.Â
Pada kota Milan dan Lambordia sudah melakukan lockdown lebih awal yaitu sejak akhir Februari pasti memberikan dampak yang lebih besar. Apalagi kota tersebut merupakan pusat ekonomi Italia yang menyumbang hingga 20% PDB Italia.
Penyebab lainnya dari turun drastisnya PDB adalah banyak event di Italia yang merupakan penopang besar dalam perekonomian Italia harus dibatalkan seperti liga seri A italia yang harus ditunda hingga tahun depan hingga sektor wisata yang sudah banyak tidak beroperasi. Kemudian juga pada sektor industri non primer yang tidak berproduksi memberikan dampak besar terhadap PDB Italia.
Tahun ini merupakan tahun terburuk yang dialami negara Italia pasalnya kematian akibat Covid sudah melampaui China. sehingga untuk menekan angka kematian tersebut, pemerintah harus menambah fasilitas kesehatan untuk penderita Covid ini meskipun keuangan di Italia masuk ke jurang krisis.Â
Negara italia merupakan salah satu negara di Eropa yang baik dalam bidang kesehatan. Tetapi permasalahannya adalah tidak cukupnya ruang dan tenaga medis untuk para penderita Covid-19.Â
Dokter harus memilih pasien mana yang harus dirawat berdasarkan peluang hidup. Berarti orang lansia dan orang yang sudah memiliki penyakit bawaan kemungkinan tidak dirawat dan akhirnya meninggal dunia. Hal ini yang menyebabkan angka kematian yang tinggi.Â
Dan upaya lainnya adalah mendatangkan tenaga medis dari China yang sudah berhasil menangani covid untuk mempercepat dan memperbanyak peluang hidup pasien Covid-19 di Milan dan Lambordia.
Yang pasti sudah banyak dana yang dikeluarkan pemerintah untuk mengalokasikan dalam bidang kesehatan baik untuk mendatangkan tenaga medis maupun infrastruktur kesehatan lainnya. Â
Ditambah tekanan pengeluaran untuk memberikan jaminan kehidupan yang layak bagi warganya imbas dari lockdown apalagi banyak industri sebagai penggerak roda ekonomi tidak berjalan yang menyebabkan negara defisit. Tidak adanya pemasukan dibarengi dengan isolasi negara italia juga menghambat perdagangan internasional.
PDB yang pertumbuhannya sudah menyentuh negatif mengindikasikan bahwa output yang dihasilkan dinegara tersebut juga berkurang. Sedangkan JUB mencerminkan jumlah output.Â
Output yang berkurang secara besar-besaran tersebut juga berdampak terhadap permintaan akan Lira Italia yang melemah dan akhirnya nilai tukarpun lemah.Â
Apabila volatilitas Lira sudah terlalu jauh menuju titik bawah semakin membawa lira italia ke titik melemahnya mata uang lira. Untuk mengembalikan nilai tukar tetap stabil satu-satunya adalah penyelamatan terhadap pandemi ini dan mengembalikan stigma masyarakat dunia bahwa Italia juga bisa bangkit.
Untuk keluar dari keadaaan seperti ini Italia membutuhkan bantuan negara lain khususnya negara-negara Uni Eropa harus membantu Italia untuk mengeluarkan Italia dari situasi ini misal dengan bantuan logistik maupun dana pnjaman.Â
Dan untuk memperbaiki nilai tukar juga dibutuhkan bantuan bantuan lembaga intermediasi IMF. Berkaca pada kasus krisis di Indonesia pada tahun 1998, yaitu dengan meminjam dana di IMF.Â
IMF sebenarnya sudah menyediakan dana bagi negara apapun yang terkena dampak lockdown corona. Tidak ada jalan lain untuk menutup defisit negara selain "hutang" kalau menurut opini saya.
Tidak  selamanya hutang itu buruk. Indonesia untuk mengembalikan nilai tukar yang pada saat iitu hingga Rp. 16.000 diperlukan banyak instrumen yang membantu pada saat itu selain IMF juga solidaritas negara tetangga dan kebijakan pemerintah.Â
Pada kondisi seperti ini pasti banyak masyarakat yang melakukan bankrush yang menambah tekanan bank umum Italia. Italia untuk keluar dari keterpurukan harus berani mengambil langkah demi kemakmuran bangsanya.
Pasti suatu saat Italia bisa bangkit lagi, mengingat Italia merupakan bukan negara yang kecil. Banyak event besar dunia yang diadakan di Italia dan juga Italia mempunyai banyak destinasi wisata yang sudah terkenal hingga kancah dunia.Â
Pasti suatu saat nanti Italia bisa melunasi hutang-hutangnya. Dan juga sektor ksehatan di Italia juga termasuk baik se-Eropa. Jika pemerintah bisa mengembalikan industri yang sempat "mati suri" disana maka Italia juga dapat mengembalikan situasi perekonomian dan meraih kejayaan negara Italia kembali. Italia.. kamu bisa bangkit