Mohon tunggu...
Nisrina Labibah Dienanta
Nisrina Labibah Dienanta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Farmasi Universitas Airlangga

Tipe kepribadian saya adalah ISFP-T. Saya senang menulis informasi-informasi kesehatan sehingga berguna bagi pembaca. Hobi saya adalah menggambar, melukis, dan membaca buku non-fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Konsumsi Cokelat sebagai Terapi Pengobatan Hipertensi pada Remaja

18 Mei 2023   13:13 Diperbarui: 18 Mei 2023   13:24 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cokelat adalah makanan yang sering dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Biasanya, cokelat dikonsumsi dalam bentuk cokelat batang, selai cokelat, bubuk cokelat, minuman cokelat, dan susu cokelat. Cokelat berasal dari biji buah cokelat pada pohon kakao (Theobroma cacao L.) yang diolah dengan 3 tahapan yang berbeda menjadi lemak kakao, bubuk kakao, dan permen atau makanan cokelat.

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest
Cokelat memiliki banyak manfaat, seperti menghilangkan rasa penat, stress, bahkan dipercaya dapat membangkitkan rasa senang dan ketenangan pikiran. Namun, ternyata manfaat cokelat lebih dari sekedar menurunkan tingkat stress. Cokelat juga dapat digunakan sebagai penurun tekanan darah sehingga mengonsumsi cokelat juga berguna bagi penderita hipertensi.

Hipertensi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Biasanya, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90 dan dianggap parah jika tekanan di atas 180/120. Penyakit hipertensi biasanya menyerang manusia lanjut usia dan dapat bertahan selama bertahun-tahun hingga seumur hidup. Namun, terdapat beberapa kasus yang ternyata hipertensi juga dapat menyerang remaja atau dewasa yang berumur kurang dari 30 tahun. Apabila penyakit ini dibiarkan, maka dapat menjadi penyebab masalah kesehatan lainnya seperti penyakit jantung dan stroke. Penyebab dari penyakit ini sebagian besar karena turunan genetik, tetapi ada juga yang dikarenakan stress berlebih, pola tidur yang kurang baik, atau efek samping dari konsumsi obat tertentu.

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Remaja yang sudah mulai memasuki usia dewasa biasanya sering mengalami stress, kurang tidur, hingga terlalu sering meminum minuman dengan kafein yang cukup tinggi seperti kopi, teh, dan soda. Karena hal-hal tersebut, tidak jarang remaja pun bisa terkena hipertensi dan mengalami gejala seperti sakit kepala bagian belakang.

Hipertensi biasanya diobati dengan jenis obat-obatan seperti furosemide, captopril, amlodipine, propanolol, valsartan, captropil, dan sejenisnya. Obat-obatan hipertensi biasanya harus dikonsumsi dalam jangka lama agar tekanan darah tetap normal. Namun, terkadang remaja tidak memedulikan gejala dari hipertensi dan menganggapnya seperti sakit kepala biasa sehingga mereka tidak mengonsumsi obat hipertensi karena tidak ingin minum obat dalam jangka panjang.

Sumber: health.grid.id
Sumber: health.grid.id
Dari yang sering kita ketahui, cokelat adalah makanan yang digemari oleh kalangan anak, remaja, hingga dewasa. Menurut American Journal of Clinical Nutrition, berdasarkan penelitian tentang hubungan cokelat yang bisa menurunkan tekanan darah terbukti bahwa memakan cokelat hitam (dark chocolate) selama 18 minggu dapat menurunkan tekanan darah hingga 18% pada pasien hipertensi.

Selain kandungan serotonin dan antidepresan pada cokelat yang bermanfaat sebagai pereda stress, terdapat kandungan zat antioksidan yang tinggi yaitu flavanol yang dapat membantu melonggarkan arteri dan pembuluh darah sehingga tidak memicu tekanan darah tinggi. Antioksidan golongan flavanol merupakan senyawa antioksidan utama pada kakao yang berupa monomer (epicatechin dan catechin) serta oligomer dari dimer sampai dekamer (procyanidin), dengan sejumlah kecil anthocyanin (cyanidin glycoside) dan flavonol (quercetin glycoside).

Namun, perlu diketahui bahwa cokelat yang dikonsumi adalah dark chocolate atau cokelat hitam, yaitu cokelat dengan kandungan gula yang rendah dan tidak ada campuran susu. Jika salah memakan cokelat yang manis, seperti milk chocolate, caramel chocolate, matcha chocolate, white chocolate, dan sejenisnya dalam jumlah yang banyak maka justru menyebabkan penyakit diabetes karena terlalu banyak mengonsumsi gula.

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun