Mudik merupakan tradisi tahunan yang selalu dinantikan oleh umat Muslim menjelang hari raya Idul Fitri. Mudik diartikan sebagai sebuah kegiatan pulang ke kampung halamannya.Â
Umumnya, umat Muslim di Indonesia akan melaksanakan mudik atau pulang ke kampung halaman mereka, terutama bagi mereka yang tinggal jauh dari tempat asalnya.
Awal tradisi mudik yaitu sejak zaman Kerajaan Majapahit, dimana para petani yang berkelana menjadikan mudik sebagai tradisi untuk kembali ke kampung halaman mereka dan berkumpul bersama sanak saudara.Â
Selain itu, para petani juga membersihkan makam leluhur sebagai permohonan agar diberi keselamatan dalam mencari rezeki di perantauan. Pada saat itu, mudik tidak terkait dengan perayaan Idul Fitri.Â
Baru sekitar tahun 1970-an, istilah mudik dikaitkan dengan lebaran. Para perantau yang berada di kota Jakarta memanfaatkan cuti panjang untuk kembali ke kampung halaman. Mudik telah menjadi tradisi bagi seseorang yang merantau di kota lain untuk pulang ke kampung halaman dan merayakan Idul Fitri.Â
Pelaksanaan mudik ditandai dengan padatnya arus lalu lintas setiap tahunnya, baik melalui jalur darat, udara, maupun laut. Tradisi mudik lebaran memiliki nilai-nilai seperti kekerabatan, sosial, dan spiritual, yang dapat dihayati dan dirasakan oleh pemudik. Menariknya, tradisi mudik lebaran sangat jarang ditemukan di negara-negara selain Indonesia.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyampaikan tentang prediksi jadwal arus balik Lebaran 2024.Terkait arus balik Lebaran 2024, sejumlah rekayasa lalu lintas juga akan diberlakukan, mulai dari one way, contraflow hingga ganjil genap, juga akan diberlakukan.Â
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Antoni Arif Priadi menyatakan bahwa sejumlah sarana angkutan tersebut disiapkan untuk melayani 193,6 juta penduduk Indonesia yang akan menjalani mudik lebaran.Â
Sarana dan prasarana tersebut, menurut Antoni, disiapkan untuk melayani 71,7 persen penduduk Indonesia yang diprediksi bakal menjalani tradisi mudik lebaran, pada minggu pertama dan kedua April 2024.