Mohon tunggu...
Nisrina Rafifah Haya
Nisrina Rafifah Haya Mohon Tunggu... Lainnya - a human

Seorang mahasiswa baru yang bingung gimana ngatur waktu tidur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Realita

5 November 2020   16:37 Diperbarui: 5 November 2020   16:41 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kisah seorang gadis berusia 22 tahun yang kurang memedulikan kondisi tubuhnya. Dia baru saja wisuda sekitar tiga bulan yang lalu, kemudian karena dirinya sudah tidak kuat menahan sakit diperutnya, gadis itupun memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke dokter. 

Hari konsultasi pertama, dokter hanya memberitahu bahwa radang lambungnya sedang kambuh kemudian memberinya secarik resep bertuliskan obat pereda nyeri. Tiga hari kemudian, gadis tersebut kembali menemui dokter kemarin.

"Dok, obatnya kurang kuat. Saya masih ngerasa nyeri banget nih." Tukasnya sesaat setelah perawat mempersilahkan dirinya masuk ke ruangan yang didominasi warna putih itu.

Dokter menghela napasnya sejenak, lalu memberitahu gadis itu bahwa akan lebih baik bila dia melakukan serangkaian tes kesehatan secara menyeluruh agar cepat menemukan titik terang. Gadis itu mengangguk cepat, air mukanya menyiratkan kemuakkan dirinya yang telah lama menahan  sakit diperutnya. Kemudian hari itu juga gadis itu melakukan serangkaian panjang tes kesehatan. Walau sempat mengeluh karena biaya yang dikeluarkan itu cukup merogoh saku celananya cukup jauh, namun gadis itu akhirnya tetap melakukan semuanya.

Selang beberapa hari kemudian, hasil tes itu akhirnya muncul. Di selembar kertas putih berukuran F4 itu tertulis nama, usia, tanggal lahir, dan nomor telepon gadis itu. Lalu tak jauh dari data identitasnya, tertulis sebuah kalimat cukup mengejutkan. Yang membuat kedua alis gadis itu hampir menyatu dan matanya yang membulat seperti akan keluar dari wajahnya. Tertulis, "Jean Gian Almira positif kanker lambung stadium dua. Mohon segera menemui dokter dan melakukan pengobatan."

Gadis itu mengusap wajahnya kasar, bibirnya seolah menggumamkan kata umpatan pelan. Dia tidak menangis, ekspresinya pun tidak terlihat seperti orang yang putus asa. Yang muncul hanya ekspresi terkejut dan sedikit kesal. Mungkin ia tak menduga rasa sakit yang selama empat tahun terakhir ia tahan itu ternyata adalah sebuah kanker.


Cukup lama ia terdiam dan melamun, sebelum akhirnya beranjak dan melangkahkan kakinya menuju meja administrasi rumah sakit.

Esoknya, ia kembali ke bangunan besar berbau antiseptik itu lagi. Kali ini bersama kekasihnya, Ello. Tak banyak kata dan ungkapan penyemangat yang kebanyakan orang berikan saat menemani seseorang yang akan melakukan kemo. Ello hanya diam, merangkul Jean sambil sesekali mengecup puncak kepalanya.

"Jangan lupa bangun, yan. Aku masih mau nikah." Ucap Ello saat Jean akan masuk ke ruang kemoterapi. Sembari menatap sang kekasih, Jean berjalan menuju ranjangnya. Perawat memberikan panduan dan informasi tentang pengobatan yang akan Jean lakukan sekarang. Lalu meninggalkannya saat ia telah selesai memasang selang infus.

Jean termenung sejenak, lalu memejamkan matanya dan tertidur.   

berlanjut di bagian dua..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun