Pukul 3.00 dini hari adalah waktunya para bapak yang sedang berpatroli siskamling membangunkan warga untuk sahur. Merea mengetuk-ngetuk tiang listrik sebanyak 3-4x.
Mereka tidak hanya mengetuk satu tiang listrik. Setiap tiang listrik di daerah siskamling mereka akan dipukul sehingga berbunyi kencang agar warga terbangun.
Setiap mengetuk tiang listrik, mereka akan lantang berteriak "sahur, sahur! Sahur, Pak. Sahur, Bu!"Â
Kadang mereka berjalan kaki, namun tak jarang pula dengan menaiki motor untuk efisiensi waktu dan tenaga.
Jika ditanya, mana yang paling efektif dan efisien dari ketiga tradisi sahur tersebut untuk membangunkan warga maka jawaban saya adalah yang pertama.
 Ini karena mereka sudah mengatur waktu dengan baik antara pukul 02.30 hingga pukul 04.00 untuk membangunkan warga agar segera makan sahur.
Tradisi sahur setiap daerah pastinya bervariasi sesuai adat budayanya masing-masing. Meskipun begitu, tujuannya serupa yaitu membangunkan warga untuk segera bangun dan menikmati santapan sahur.
Kebersamaan dan kepedulian sesama warga dalam sebuah lingkungan masyarakat itulah yang kiranya membuat tradisi sahur perlu dipertahankan dan dilanjutkan di masa depan. Salam berbagi dan peduli selalu.