Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buah Hati dan Teknologi, Nikmati Namun Tetap Hati-hati

19 Agustus 2020   18:13 Diperbarui: 19 Agustus 2020   18:14 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari dampingi anak saat mengakses teknologi informasi (Ilustrasi: thebigsmoke.com.au)

20-30 tahun lampau, mayoritas orang tua lebih sering khawatir terhadap pengaruh buruk yang mungkin saja mengganggu anak di dunia nyata.  Bentuknya bisa berupa pergaulan bebas, peredaran minuman keras dan narkoba, penculikan anak, pelecehan seksual, dan lain sebagainya.  Tak heran, orang tua zaman dulu sangat memantau lingkungan pertemanan anaknya, baik di sekolah maupun rumah.

          Nah, di era ketika perkembangan dan kemajuan teknologi yang mulai menjamur sejak tahun 2000-an, orang tua tak lagi hanya bisa waspada terhadap hal-hal buruk yang dapat menimpa seorang anak di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya.  Maraknya penggunaan gawai pintar (smartphone, tablet) yang mendukung aplikasi berbasis internet membuat informasi dari mana dan kapan saja dapat diakses.  Tak terkecuali, konten pornografi dan kekerasan yang banyak ditemukan di situs internet.

Selain itu, generasi muda era kekinian juga besar dengan adanya media sosial.  Zaman dahulu, dokumentasi -- bisa foto maupun video -- acara keluarga dan kantor umumnya hanya dinikmati sekaligus disebarluaskan di sekitar orang yang bersangkutan (album foto keluarga atau media kantor).  Saat ini, dengan adanya media sosial, foto dan video yang dulu bersifat lebih personal kini menjadi bersifat sosial.

Memang tidak ada salahnya ketika anak dikenalkan dengan fasilitas teknologi informasi (IT), khususnya media sosial.  Meskipun begitu, orang tua tidak bijak ketika membiarkan anak begitu saja berselancar di dunia maya tanpa adanya bimbingan dan pengarahan sebelumnya yang memadai.

Sebelum memiliki smartphone dan komputer ataupun laptopnya sendiri, orang tua harus memastikan terlebih dahulu bahwa anak dibekali kedua perangkat utama IT itu memang karena kebutuhan dan bukan karena keinginan.  Selama anak masih bisa memakai fasilitas IT yang tersedia di sekolah dan rumah, orang tua tak perlu terburu-buru khusus membelikan mereka HP dan laptop.

Pastikan pula usia anak saat pertama kali memiliki smartphone dan laptop memang sudah sesuai dengan tahapan tumbuh-kembangnya.  Anak kelas 1 SD atau sekitar usia 5 -- 7 tahun pastinya sangat belum perlu untuk memiliki smartphone dan laptop sendiri.  Lain halnya dengan murid kelas 1 SMP yang berusia antara 11 hingga 13 tahun, smartphone dan laptop tentunya sangat menunjang kelancarannya dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah yang banyak memerlukan browsing informasi di internet.

Lalu, usia berapa yang sesuai bagi seorang anak untuk dikenalkan dengan alat IT? Pastinya, selama 5 tahun pertama usia anak, mereka harus banyak distimulasi gerak fisik dan motoriknya.  Jadi, selama anak memegang gadget di usia balita dan TK, orang tua harus selalu ada di samping mereka.

Ketika anak sudah memasuki usia sekolah, TK dan SD, anak mulai bisa diajari untuk memiliki waktu khusus saat mengakses gadget dan internet.  Contohnya anak hanya diizinkan mengakses keduanya selama 1 jam di hari sekolah dan 2 jam di hari libur.  Tapi, bukan berarti selama anak memegang smartphone dan laptop di waktu tertentu dan jam khusus tersebut, orang tua lalu melepasnya begitu saja.

Sebaliknya, orang tua dapat bersama anak mengakses program games yang bersifat edukatif di internet.  Orang tua pun harus mengetahui passwords akun email dan media sosial yang dimiliki oleh sang buah hati.  Perlu disampaikan pula ke anak, tujuannya bukan untuk mematai-matai privasi anak namun lebih untuk tujuan proteksi dari pelaku kejahatan di dunia maya yang sering mengincar anak-anak.

Orang tua juga harus rutin memonitor media sosial yang dimiliki sang anak, khususnya teman yang dimilikinya di dunia maya.  Bahkan sangat disarankan agar orang tua menanyakan langsung kepada anak-anaknya, adakah temannya di dunia maya yang meminta mereka bertemu di dunia nyata (kopi darat) tanpa sepengetahuan dan pengawasan orang dewasa, terutama orang tua.  Intinya, seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, orang tua harus selalu dapat menjadi pengawas yang bersahabat terhadap anak-anaknya ketika sang buah hati sudah mulai bersentuhan dengan dunia maya.        

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun