Selama ini, Agustus identik dengan peringatan kemerdekaan Indonesia. Setiap tanggal 17 Agustus, seluruh rakyat Indonesia merayakan merdekanya Nusantara dari penjajahan. Tahun 2019 ini, tema perayaan kemerdekaan Indonesia yang ke-74 yaitu "74 Tahun Menuju Indonesia Unggul."
Bangsa yang unggul tentunya tak terlepas dari berkualitasnya sumberdaya manusia (SDM) yang ada. Status gizi dan kesehatan termasuk indikator SDM unggul di suatu negara. Selain bulan kemerdekaan, Agustus juga menjadi bulan pemberian vitamin A di Rumah Sakit maupun Puskemas.
Saya sempat mendampingi keponakan yang mendapatkan vitamin A pada posyandu terdekat dari lingkungan perumahannya di Tangerang. Sebagai anak usia 10 bulan, keponakan saya diberi vitamin A Kapsul Biru (dosis 100.000 IU) untuk 6-11 bulan. Bentuknya berupa cairan yang diteteskan ke mulut. Â Â
Saat di Posyandu, para ibu kader dengan sigap berkata sambil meneteskan vitamin A ke mulut para bayi dan balita, "Supaya matanya tambah sehat dan bersinar ya Nak." Saya perhatikan, proses penetesan vitamin A tak sampai 5 menit untuk setiap anak. Hari itu, dokter puskesmas juga hadir di posyandu.
Kesempatan itu pun saya gunakan untuk mengobrol singkat dengan sang ibu dokter. Penasaran, saya lantas bertanya, "Kenapa (hanya) vitamin A yang diberikan gratis di Posyandu, Dokter? Bagaimana dengan vitamin lainnya?" Selain A, ada juga vitamin B kompleks, C, D, dan E yang diperlukan tubuh.
"Vitamin A itu tidak dapat dibentuk oleh tubuh jadi harus diperoleh dari konsumsi pangan hewani dan nabati. Nah, di Indonesia, pola konsumsi masyarakatnya masih belum seimbang (komposisi gizinya)," jelas bu dokter. "Maka itu, harus ada suplementasi kapsul vitamin A secara rutin," tambahnya.
Pentingnya peran vitamin A itu sampai membuat para kader posyandu hingga mengantarkan kapsul ke rumah para balita yang absen ke posyandu. Seusai makan siang, saya melihat langsung tetangga di depan rumah yang tidak ke posyandu, didatangi kader posyandu yang membawa kapsul vitamin A.
Wah, kerja keras dan dedikasi para kader posyandu tersebut patut kita apresiasi tentunya. Tema "SDM Unggul Indonesia Maju" untuk HUT RI ke-74 tahun 2019 ini ternyata telah dipraktekkan nyata oleh para kader posyandu demi terwujudnya generasi penerus bangsa yang sehat dan kuat dengan vitamin A.
Untuk penyerapan, retinol lebih mudah diserap tubuh daripada carotenoid. Retinol larut dalam lemak sehingga cocok jika ikan, ayam, daging, dan telur dimasak dalam bentuk tumis-tumisan yang mengandung minyak. Sementara itu, carotenoid harus diubah dulu menjadi retinol sebelum diserap tubuh.
Sejumlah penelitian gizi dan kesehatan telah membuktikan vitalnya vitamin A selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sejak ibu hamil, konsumsi vitamin A harus dicukupi untuk mencegah kematian dini dan penyakit seperti diare, campak, malaria, asthma, dan bahkan hingga kepikunan (Alzheimer).
Riset gabungan para ilmuwan pada Universitas Oxford-Inggris dan Universitas Aga Khan-Pakistan pada tahun 2011 menunjukkan suplementasi vitamin A mampu mencegah kematian bayi dan balita hingga 24%. Data riset itu diambil dari ratusan ribu anak di sejumlah negara miskin dan berkembang di dunia.
Penelitian dari Columbia University Medical Center tahun 2014 mendapati bahwa ibu hamil yang mengalami KVA lebih rentan mengidap asthma, begitu pula dengan bayinya. Ini karena asam retinoid (retinoic acid) yang termasuk retinol sangat diperlukan dalam pembentukan paru-paru untuk pernafasan.
Di Afrika, pemberian kapsul vitamin A bersama vaksin imunisasi terbukti melindungi bayi dan balita dari penyakit malaria yang merupakan endemik di daerah tropis. Riset dari John Hopkins Bloomberg School of Public Health-AS tahun 2015 itu juga mendapati, hanya imunisasi tak efektif mencegah malaria.
Para peneliti di Afrika itu membagi balita menjadi 3 kategori yaitu hanya mendapat imunisasi, memperoleh vitamin A saja, dan gabungan imunisasi serta vitamin A. Hasilnya, kelompok balita yang diberi vitamin A lebih sedikit jumlahnya yang mengidap malaria karena imunitas tubuhnya meningkat.Â
Tahun 2017, riset dari University of British Columbia menemukan bahwa kerusakan otak pada penderita Alzheimer yaitu pikun parah pada para orang tua ternyata berakar puluhan tahun dari KVA saat mereka masih berbentuk janin maupun balita. Pembentukan otak sangat memerlukan cukupnya vitamin A.
Wah, sampai sebegitu parahnya ya efek kekurangan (defisiensi) vitamin A? Wajarlah saat pemerintah Indonesia, salah satunya melalui posyandu, konsisten memberikan kapsul vitamin A dua kali per tahun. Efek KVA itu ternyata bukan hanya selama setahun atau dua tahun, tapi hingga puluhan tahun.
Ibu dari keponakan saya itu pun bertutur, "Pantes ya. Bidan dan dokter kandungan itu paling rewel soal vitamin A selama saya periksa kehamilan." "Waktu masuk bulan ke-9, mereka juga sering berpesan supaya bayi saya harus rutin diberi vitamin A sampai 5 tahun," ungkapnya lagi dengan wajah serius.
Bagi orang dewasa, kecukupan vitamin A bisa diperoleh dari pangan hewani, khususnya susu dan telur serta buah serta sayuran yang berwarna-warni. Selain wortel, tomat dan umbi-umbian (ubi jalar, ubi ungu, dan sebagainya) juga kaya vitamin A sekaligus sumber serat untuk melancarkan pencernaan.
Untuk para orang tua yang memiliki bayi dan balita, ayo segera kunjungi posyandu atau puskemas terdekat untuk mendapat kapsul vitamin A gratis di bulan Agustus ini dan Februari 2020 nanti. Para buah hati yang tumbuh sehat dan kuat serta bermartabat tentunya menjadi dambaan setiap orangtua.Â
Seperti halnya pendidikan, investasi gizi dan kesehatan itu memberikan keuntungan berlipat ganda di masa depan. Kemerdekaan Indonesia tak hanya memberikan landasan untuk kemajuan pembangunan, namun juga pertumbuhan dan perkembangan optimal kesehatan rakyatnya yang dimulai dari vitamin A.
Referensi riset gizi dan kesehatan tentang vitamin A:Â
Tahun 2011, 2014, 2015, 2017, 2019Â
 Â