Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Ketika Smart Farming Indonesia Sampai ke Eropa

22 Mei 2019   23:09 Diperbarui: 22 Mei 2019   23:27 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Autonomous tractor dan drone adalah bagian dari hardware Smart Farming 4.0 untuk pertanian masa depan berbasis digital (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)

Saat masih sekolah dasar dulu, apa yang akan Anda gambar saat diminta guru menggambar pemandangan?  Bagi generasi SD tahun 70-an hingga 90-an awal di Indonesia, gambar gunung, sawah, dan rumah petani menjadi andalan.  Tambahkan pula gambar matahari.

Selain gambar sawah, semasa SD dulu, saya juga ingat betul tentang posisi geografis Indonesia sebagai negara tropis.  Hadirnya matahari sepanjang tahun membuat Indonesia cocok betul untuk bercocok tanam.  Proses fotosintesis pada tanaman memerlukan sinar matahari.

Tahun 1984 Indonesia sempat mengalami swasembada pangan.  Prestasi Indonesia tersebut diakui Badan Pangan Dunia yaitu FAO (Food and Agriculture Organization).  Almarhum kakek sering bercerita tentang itu saat kami, para cucunya, ke sawah bersama beliau saat liburan.

Saatnya Indonesia bergerak maju dari pertanian konvensional menuju pertanian cerdas yang profesional dengan teknologi digital (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Saatnya Indonesia bergerak maju dari pertanian konvensional menuju pertanian cerdas yang profesional dengan teknologi digital (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Sebagai cucu petani, saya menikmati betul liburan ke sawah bersama sepupu.  Saat di sawah, kami asyik membantu Kakek menanam padi sekaligus mandi lumpur.  Kami semakin senang ketika bisa pulang dari sawah dengan menaiki gerobak yang ditarik kerbau atau sapi.

Selepas kakek wafat, lahan sawah itu dijual.  Sembilan orang anak kakek, termasuk Ibu saya, dan para cucu tak ada yang menjadi petani.  Lahan sawah tersebut hingga kini masih menghasilkan meskipun hasil panennya semakin menurun dari tahun ke tahun.

Sekali waktu saya bertanya ke Ibu, "Kenapa anak-anak Kakek tidak ada yang menjadi petani?" Jawab beliau, "Petani itu berat kerjanya.  Tetapi hasilnya tidak tentu dan sangat tergantung cuaca.  Jadi (bertani) itu kurang bisa menjanjikan pendapatan tetap per bulan."

Lokasi geografis Indonesia yang khas dari Sabang sampai Merauke sangat memerlukan Big Data untuk prediksi perubahan iklim (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Lokasi geografis Indonesia yang khas dari Sabang sampai Merauke sangat memerlukan Big Data untuk prediksi perubahan iklim (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Ibu meneruskan, seringnya kekurangan air saat musim kemarau berdampak pada gagal panen.  Belum lagi serangan hama dan penyakit.  Kondisi tanah yang bertahun-tahun ditanami satu jenis tanaman juga mengurangi kesuburan tanah dengan habisnya unsur-unsur hara tertentu.

Setelah menjadi pengajar di sebuah kampus ekonomi, saya kembali menemui fakta minimnya minat mahasiswa menjadi agropreneur.  Mayoritas mereka lebih memilih untuk berbisnis di bidang lain yang (cepat) menghasilkan uang seperti online fashion dan kuliner.

Padahal, petani di Indonesia umumnya berusia tua atau termasuk Generasi  Baby Boomer (lahir tahun 1946 -- 1964).  Menurut data SUTAS (Survey Pertanian antar Sensus) BPS tahun 2018, dari 27.68 juta petani utama, 64.20%, petani di Indonesia berusia di atas 45 tahun.

Perubahan iklim termasuk tantangan dalam Smart Farming yang berpotensi pada gagalnya hasil panen (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Perubahan iklim termasuk tantangan dalam Smart Farming yang berpotensi pada gagalnya hasil panen (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Sedangkan di tahun 2020 -- 2035, Indonesia akan mengalami Bonus Demografi.  Saat itu, jumlah penduduk usia produktif menjadi mayoritas populasi penduduk.  Para generasi Millenial (1980 -- 1995) dan Z (1996 -- 2010) adalah bagian terbesar dari jumlah populasi usia produktif.

Saat ini, jumlah penduduk Indonesia yaitu 265 juta jiwa.  Tahun 2025, total penduduk Indonesia diprediksi hingga 275 juta jiwa.  Penambahan jumlah penduduk pastinya dibarengi dengan peningkatan konsumsi.  Untuk mencukupi kebutuhan pangan, pertanian adalah kuncinya.

Lalu, bagaimana jadinya ketika jumlah petani (muda) minim?  Terobosan Smart Farming dapat menjadi solusinya.  Bukan sekedar smart, namun juga dapat berkembang sebagai TOP (Teamwork, Open-source, & Professional) Smart Farming.  Berikut ini penjelasan lengkapnya. 

Aplikasi Kalender Tanam Terpadu dari Balitbangtan Kementan menjadi solusi untuk ketidakpastian perubahan iklim yang sering dihadapi petani (Dokumen Pribadi)
Aplikasi Kalender Tanam Terpadu dari Balitbangtan Kementan menjadi solusi untuk ketidakpastian perubahan iklim yang sering dihadapi petani (Dokumen Pribadi)
Teamwork Mendorong Inovasi Smart Farming yang Tepat Guna

Bagi masyarakat umum, termasuk mahasiswa saya. teknologi pertanian masih identik dengan alat-alat pertanian (alsintan) semisal traktor.  Padahal, inti dari pertanian cerdas (Smart Farming) adalah pemanfaatan IoT (Internet of Things) untuk pertanian yang efisien dan efektif.

Satu waktu, seorang mahasiswa saya cuti kuliah setahun karena kurang biaya.  Orang tuanya gagal panen padi di desa di Sleman Yogya.  Penyebabnya yaitu musim kemarau berkepanjangan yang menghambat irigasi sawah.  Saat itu, memang belum ada aplikasi KATAM.

Masyarakat Indonesia patut mengapresiasi kerja nyata Kementerian Pertanian (Kementan) RI untuk terwujudnya Smart Farming.  Di bawah komando Mentan Amran Sulaiman, Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) telah memiliki beberapa capaian penting, termasuk KATAM.

Media TV dapat berperan penting dalam menyebarluaskan pemanfaatan Smart Farming di Indonesia (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Media TV dapat berperan penting dalam menyebarluaskan pemanfaatan Smart Farming di Indonesia (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
KATAM (Kalender Tanam Terpadu) adalah aplikasi gratis Balitbangtan.  Sistem KATAM memberikan informasi seperti prediksi iklim dan musim (potensi banjir dan kekeringan), awal tanam, dosis pupuk, luas tanam potensial, dan lainya.  Resiko gagal panen pun bisa dihindari.           

Iklim jelas berperan penting dalam pertanian.  Setiap daerah memiliki pola iklim yang berbeda-beda.  Di Indonesia, luasnya daerah dan perbedaan geografis dari Sabang sampai Merauke membuat setiap lahan pertanian memerlukan data iklim yang selalu aktual dan akurat.

 Petani di Kolombia dapat terhindar dari kerugian sebesar 3 Juta Dolar untuk biaya pupuk dan bibit karena menunda masa tanam.  Saran tersebut diberikan Kementan Kolombia bersama International Center for Tropical Agriculture setelah mendapat data perubahan iklim di tahun 2014.    

Web SIPETANI dari Kementan menyediakan data terbaru pertnaian yang bisa diunduh siapapun (Dokumen Pribadi)
Web SIPETANI dari Kementan menyediakan data terbaru pertnaian yang bisa diunduh siapapun (Dokumen Pribadi)
Selain aplikasi KATAM, seorang guru besar FMIPA IPB, Prof.  Handoko telah mengembangkan permodelan simulasi peta sawah di Jawa berdasarkan data satelit.  Fungsinya untuk menentukan waktu tanam padi yang tepat dan daerah yang cocok untuk menanamnya.

Kerjasama antar sektor dalam Smart Farming sangat berpotensi untuk mendongkrak hasil panen regional dan nasional.  Maka itulah, kerja tim antar instansi pemerintah dengan perusahaan swasta dan universitas, mutlak dihadirkan demi suksesnya Smart Farming di Indonesia.

Open-source agar Produktivitas Smart Farming Semakin Tinggi

Pemerintah menargetkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045.  Caranya dengan peningkatan kapasitas produksi regional untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan nasional sehingga dapat mempertinggi peluang ekspor pangan ke pasar internasional.

Smart Farming termasuk Revolusi Industri 4.0 (berbasis digital) untuk peningkatan produksi pangan.  Pemanfaatan Big Data, Machine Learning dan Internet of Things dalam Smart Farming mendukung petani untuk mengoptimalkan seluruh sumberdaya alam dan manusia yang ada.

Aplikasi myAgri adalah kerjasama Kementan dengan Wageningen University dari Belanda untuk optimalisasi budidaya sayur (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Aplikasi myAgri adalah kerjasama Kementan dengan Wageningen University dari Belanda untuk optimalisasi budidaya sayur (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Ketersediaan data terbaru pertanian yang dapat diakses seluruh pihak telah difasilitasi oleh SIPETANI (Sistem Informasi Pemantauan Pertanaman Pertanian) dari Kementan.  Data monitoring padi, bawang merah dan putih, lahan jagung, dan iklim ada pada website SIPETANI.

Inovasi Smart Farming dari Kementan bahkan telah menarik minat universitas pertanian terbaik dunia.  myAgri adalah aplikasi hasil kerjasama Balai Penelitian Sayuran (Balitsa) Balitbangtan Kementan dengan Wageningen University & Research (WUR) Netherlands.

WUR dari Belanda memegang gelar universitas pertanian terbaik di Belanda dan dunia selama 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2016.  Saat mengunjungi Museum Pertanian Bogor yang resmi dibuka untuk umu pada 22 April 2019, saya mencoba myAgri pada tablet yang ada.

Aplikasi gratis myAgri tersebut sangat sesuai untuk petani sayur yang ingin mengembangkan bisnis budidaya sayurnya.  Mulai dari fitur varietas sayuran, pengendalian hama & penyakit, tingkat bahaya pestisida, hingga info cuaca & harga sayuran ada di myAgri, mantap!

Traktor otomatis tanpa supir dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian dalam Smart Farming (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Traktor otomatis tanpa supir dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian dalam Smart Farming (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
RiTx, Agriculture Technology dari Indonesia juga dimuat dalam website resmi Kementan Belanda (The Department of Agriculture, Nature, & Food) yaitu Agroberichten Buitenland.  RiTx dikembangkan start-up pertanian dari Yogya, PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (msmb).

Per 5 menit, RiTx memberikan notifikasi seputar kondisi lahan pertanian/perkebunan dan rekomendasi tanam.  Agroberichten Buitenland bahkan menyimpulkan, peluang kerjasama pengusaha pertanian Belanda dan Indonesia sangat terbuka lebar dalam Smart Farming 4.0.                 

 Professional untuk Daya Saing Petani Smart Farming Mendunia

Berskala nasional apalagi global, kerja tim dan open-source semakin optimal dan produktif ketika dikelola oleh petani (berjiwa) muda yang profesional.  Pastinya Smart Farming memerlukan petani yang visioner dan terbuka dengan perubahan serta ke(tidak)pastian di masa depan.

Faktanya, petani muda Indonesia (25-35 tahun) hanya 2.95 juta orang atau 11% sesuai data Survey Pertanian antar Sensus BPS tahun 2018.  Sedangkan, generasi inilah yang menjadi tulang punggung tercapainya Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia di tahun 2045.   

Masa depan kemajuan pertanian Indonesia ada di tangan para generasi muda yang menguasai teknologi terkini (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Masa depan kemajuan pertanian Indonesia ada di tangan para generasi muda yang menguasai teknologi terkini (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Generasi Millenial dan Z adalah generasi yang telah terbiasa dengan teknologi digital (technology savvy).  Pengoperasian Smart Farming secara otodidak bukanlah masalah bagi mereka.  Namun, pendidikan dan pelatihan pertanian secara formal tetap mereka perlukan.

Untuk mencetak lebih banyak agropreneur sukses dengan Smart Farming, Kementan telah mengubah Sekolah Tinggi Pertanian (STTP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).  Kini, kurikulum Polbangtan didominasi praktik (60%) dan sisanya teori (30%).

Keberadaan Museum Pertanian Bogor yang menghadirkan Galeri Pertanian Masa Depan juga bisa menarik minat generasi muda untuk bertani.  Di lantai 3 museum pertanian terbesar di Asia Tenggara tersebut, pengunjung dapat melihat replika drone dan autonomous tractor.

Peran universitas dalam membentuk professional farmer harus terus diperluas.  IPB bekerjasama dengan WUR Netherlands dan Universitas Zurich (UZH) Swiss dalam Smart Farming.  Albert Einstein adalah salah satu alumni dari universitas terbesar di Swiss tersebut.

Pemberantasan hama dan penyakit tanaman menjadi lebih efisien dan efektif dengan drone pada Smart Farming (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Pemberantasan hama dan penyakit tanaman menjadi lebih efisien dan efektif dengan drone pada Smart Farming (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Sementara itu, UGM juga menjalin kerjasama dengan Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dalam metode System of Rice Intensification (SRI) di Sumba Timur.  SRI yang berbasis web dan android tersebut dapat meningkatkan produktivitas padi hingga 3 ton per hektar.

Kaum muda Indonesia harus mulai menyadari bahwa pertanian tak lagi identik dengan lumpur dan upah minim.  Adanya aplikasi pemasaran produk pertanian (Agricutural Marketing Apps) yaitu etanee dan Tanijoy  adalah bukti pertanian dapat dikelola dengan smartphone.

Promosi via marketplace produk pertanian secara digital layak dijadikan salah satu keahlian petani profesional (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Promosi via marketplace produk pertanian secara digital layak dijadikan salah satu keahlian petani profesional (Dokumen Pribadi/Lokasi: Museum Pertanian Bogor)
Tahun 2045 menyisakan 25 tahun.  Target Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia, termasuk sampai Eropa, dengan TOP Smart Farming oleh millennial agropreneur dapat menjadi kenyataan dengan kerjasama Kementan dan seluruh masyarakat.  Salam pertanian masa depan.         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun