Setiap orang mempunyai masalah. Tidak ada orang yang benar-benar bebas dari permasalahan. Hidup itu sawang sinawang. Kita melihat orang lain hidup enak dan nyaman seolah tanpa masalah.
“Enak ya jadi dia. Bisa ketawa terus, bisa jalan-jalan terus, punya duit banyak”. Tapi sesungguhnya kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di balik tawanya, kita tidak tahu bagaimana dia menjalani kehidupannya, kita tidak pernah tahu masa lalunya, kita tidak tahu apa saja yang telah dia lalui hingga sampai pada titik ini. Yang kita tahu hanya senyumnya saat ini.
Begitupun dengan orang lain yang melihat kehidupanmu. Ada beberapa orang yang menganggapmu hidup bahagia, yang membandingkan hidupnya dengan hidupmu dan diam-diam mendambakan kehidupanmu. Ingin berada di posisimu. Bahkan ia berdoa agar bisa sepertimu.
We never know. Kita tidak pernah tahu cobaan-cobaan yang orang lain alami, pun orang lain tidak pernah tahu rintangan curam yang kamu lalui.
Allah Swt memberikan segala sesuatu sudah sesuai dengan porsinya masing-masing tanpa kurang dan lebih sedikitpun. Allah tidak memberikanmu kehidupan seperti si Fulan karena Dia tahu kehidupan itu tidak cocok untukmu.
Bisa jadi ketika kau berada di posisi si Fulan, kamu tidak akan mampu menghadapi permasalahan yang Fulan miliki, atau bisa jadi ketika kamu di posisinya dengan kekayaan sepertinya kamu malah akan menjadi lalai dan jauh dari Allah. Allah tidak mau kamu menjauh darinya, sebab Dia menyayangimu. Begitu pula si Fulan. Bisa jadi ketika dia di posisimu, dia tidak mampu menghadapi hidupnya.
“Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa”
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah/2: 286)
Sabar, ikhlas, dan syukur adalah kunci untuk menjalani hidup.
Jalani hidup dengan sabar dan ikhlas. Sabar, jangan mudah mengeluh, sebab akan selalu ada kebaikan yang datang setelah cobaan. Ikhlaslah dalam menerima segala ketetapan-Nya. Usah hiraukan kehidupan orang lain. Focus saja pada hidupmu, dunia dan akhirat.
“Wasta’iinuu bi-s-shobri wa-s-sholaah”
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu” (QS. Al-Baqarah/2: 45)
Dan syukuri segala nikmat-Nya atasmu. Jangan lagi membandingkan nikmat yang orang lain dapat dengan yang kamu dapat. Bukankan Allah Yang Maha Baik sudah menjanjikan bahwa Ia akan menambahkan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang selalu bersyukur?
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (QS. Al-Baqarah/2: 152)
Nikmat Allah tidak selalu berbentuk materi. Sebab matematika Allah berbeda dengan matematika kita di dunia. Nikmat allah lebih luas dari pad perkiraan kita. Bisa berbentuk nikmat kesehatan tubuh, Ia hindarkan dirimu dari berbagai macam marabahaya dan penyakit. Juga dalam bentuk nikmat kesehatan rohani. Ia jaga dirimu dari berbagai bentuk kemaksiatan dan kemusyrikan. Ia pertemukan dirimu dengan orang-orang shaleh yang menyayangimu, dan masih banyak lagi nikmat-nikmatnya yang mungkin seringkali tidak kita sadari.
Astaghfirullah…
Perbanyaklah istighfar. Healing terbaik adalah dengan mengingat-Nya, mendekatkan diri kepada Maha Pencipta, Maha Kaya, dan Maha Pemberi Nikmat.
Perbanyak interaksi dengan Allah, dengan qiyamullail atau sholat malam dan dengan membaca al-Qur’an. Rasakan ketenangan dan nikmati syahdunya bercinta dengan Tuhan Semesta Alam.
Berbisik di bumi, tapi didengar oleh penghuni langit.
Di samping itu, juga perbanyaklah interaksi dengan orang-orang shaleh, agar kamu tertular energi positif dari mereka. Karena orang-orang shaleh dan paham agama, mereka akan selalu saling mengingatkan sesamanya kepada ketakwaan dan selalu mengisi wktu mereka dengan berbagai macam hal positif. Dengan mendekati mereka maka kamu akan terbawa kebiasaan-kebiasaan positif yang biasa mereka lakukan.
Semoga bermanfaat! Udahan yuk galaunya..!
