Dalam isu dilematis itu muncul tokoh Daus (PNS Depag), si idealis nan polos tersebut mencoba mengungkapkan prinsipnya. Bahwa meski moral birokrat Indonesia sulit diperbaiki, bukan mustahil satu orang membuat perbedaan. Semacam mendobrak hegemoni. Jangan menunggu lahirnya bukti bahwa PNS berintegritas, tapi jadilah bukti itu sendiri.
Lagi, Negeri Van Oranje menceritakan wisata Eropa yang terkenalll.. ada mannekeun pis (patung cupid kecil pipis di Belgia), Pegunungan Alpen de-el-el. Tapi lewat salah satu tokoh, yakni Banjar (kalau nggak salah), miris dengan wisata Indonesia yang waw namun nggak terekspos. Jangankan oleh turis mancanegara, turis domestik aja entah. Bahkan Borobudur saja sudah bukan keajaiban dunia, ini kementrian pariwiasata pegimane? Padahal kalau boleh dibandingkan, patung Arjunan Wiwaha bisa jauh lebih gagah dan berwibawa dibanding Mannekeun Pis.
Isu-isu di atas bukan sekadar pemahit cerita atau buat nambah2 halaman saja. Tetapi juga fenomena yang membuka mata pembaca Indonesia, tanah air beta pusaka abadi nan jayanya masih butuh orang pinter yang bermoral dan (tentu saja) komit. Saya sih yakin orang pinter di Indonesia bejibun, sebagian dari mereka juga bermoral, tapi ketika menjadi pemegang kekuasaan & pembuat kebijakan komitmen merekalah yang dipertanyakan.
Demikian 5 hal menarik dari Negeri Van Oranje yang nggak ada di novel-novel lain. Sampai detik ini saya masih merekomendasikan dengan status Ultra High Recommended bagi yang mau sekolah ke Eropa, especially Holland. Bagi yang tidak pun saya tetap merekomendasi. Minimal kecipratan semangat belajarnya.
Sekian. Selamat membaca :)