Mohon tunggu...
nirvana
nirvana Mohon Tunggu... Penulis - pelajar

pelajar yang sedang belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasih yang Kembali

17 September 2022   13:09 Diperbarui: 17 September 2022   13:21 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Meski teknologi itu menajubkan, namun peran guru tidak akan mungkin tergantikan"

Teknologi yang makin maju membuat segala aktivitas dapat dilakukan dengan mudah. Google, youtube, dan aplikasi pembantu untuk belajar sudah begitu banyak yang bermanfaat bagi pelajar. Lantas, apakah kita masih membutuhkan seorang guru yang sering kita sebut dengan pahlawan tanpa jasa? Lebih baik belajar bersama teknologi atau lebih baik belajar bersama guru? Pertanyaan yang mungkin sulit untuk terjawab.

Mari kita berpikir sejenak, pernahkan kalian melihat karyawan yang pulang tanpa membawa banyak tumpukan lembar pekerjaan yang harus ia kerjakan di rumah? Mungkin memang ada tapi sedikit, lantas bagaimana dengan guru? Mereka sering sekali membawa tanggungan pekerjaan sebagai hasil pembelajaran sekolah untuk diperiksa kembali di rumah.

Mungkin, kalau mereka bisa mengungkapkan rasa letihnya, akan menjadi cerita yang panjang. Seharian mengajar di sekolah lalu harus melanjutkan pekerjaannya di rumah, harus mencari cara agar pembelajarannya tidak membosankan agar siswa-siswinya dapat mengerti apa yang diajarkannya. Tentu tidak mudah untuk dilewati.

"Maknailah dengan baik, arti dari sebuah kata terima kasih. Lalu apa yang sudah kita terima, kita kasihkan kembali."  Sudah begitu banyak ilmu yang kita dapatkan, baik ilmu pendidikan maupun ilmu kehidupan. Kalimat sederhana yang diucapkan mereka, yang berpengaruh untuk kehidupan kita kedepannya.

"Jangan lupa bersyukur, Nak!" atau "Jangan pantang nyerah, kamu pasti bisa!" Kata-kata sederhana yang begitu berpengaruh untuk terus berjuang melewati badai kehidupan.

Orang tua kedua di sekolah yang mengajarkan kita bagaimana kita harus memiliki adab dan sopan santun kepada siapa pun yang kita temui, bagaimana kita harus menjadi berkat bagi orang lain, serta bekal pendidikan untuk masa depan.

Lantas dengan kebaikannya yang begitu besar, mengapa masih banyak siswa yang melakukan hal tidak sopan? Jangankan itu, banyak siswa yang melakukan aksi nekat hingga nyawa mereka hilang begitu saja hanya karena rasa kesal. Inikah yang dibilang memanusiakan manusia? Atau inikah yang dibilang kejahatan tak kenal siapa? Kebaikan dibalas dengan kejahatan, saya rasa itu akan lebih cocok.

Memang sekarang teknologi sudah berkembang pesat, semua hal yang kita butuhkan mudah kita temukan begitu saja. Tapi bukan berarti, kita bisa semena-mena terhadap guru. Kalian memang bisa cari ilmu pendidikan dimana saja, tapi apakah ilmu kehidupan kalian bisa dapatkan? Mungkin memang bisa, tapi penyampaiannya pasti akan berbeda saat kita dengarkan langsung ditambah saran-saran dari guru yang membawa kita untuk terbang lebih jauh mempertimbangkan itu.

Peran guru bukan hanya sebagai pemberi tugas-tugas atau bukan hanya sebagai pemberi materi di sekolah melainkan bagaimana mereka merupakan jembatan kita untuk menuju pintu gerbang pendidikan yang menuntun masa depan kita. Kapapun pendidikan akan menjadi bagian paling bermakna besar dalam kehidupan manusia, mereka yang berperan aktif untuk mengajarkan kita, bagaimana nanti pelajaran yang ia sampaikan bisa kita gunakan di masa depan, bagaimana kita harus melawan ketakutan yang ada, dan bagaimana kita mencari solusi untuk menyelesaikan masalah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun