Mitigasi Kerusakan Lingkungan di Kota Batu: Dari Warga untuk Alam

Sumber: Dokumen pribadi

Kota Batu yang dikenal sebagai "Kota Wisata" kini menghadapi tantangan serius terkait kerusakan lingkungan. Alih fungsi lahan dan kurangnya pengelolaan sampah menyebabkan meningkatnya risiko bencana seperti banjir dan longsor. Upaya mitigasi harus dilakukan secara terpadu melalui reboisasi, pembatasan pembangunan di daerah rawan bencana, serta edukasi kepada masyarakat dan wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan. Dengan kolaborasi antara pemerintah, warga, dan pelaku wisata, Kota Batu dapat menjadi contoh daerah wisata berkelanjutan yang tetap lestari dan aman bagi semua.

Sebagai Homo Sapiens, manusia menggunakan akal dan ilmu untuk memahami penyebab bencana serta mencari solusi seperti reboisasi dan pengelolaan sampah. Sebagai Homo Faber, manusia menciptakan alat dan teknologi untuk mencegah longsor atau banjir. Sebagai Homo Socious, masyarakat bekerja sama dalam kegiatan gotong royong menjaga kebersihan lingkungan. Sebagai Homo Economicus, manusia berperan mengembangkan kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan, seperti wisata hijau dan pertanian organik. Dan sebagai Homo Religiosus, manusia menjaga alam sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan. 

Semua peran ini menunjukkan bahwa mitigasi lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh manusia dengan kesadarannya sebagai makhluk sosial, berakal, dan beriman.