Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rhoma Irama for President, Gus Dur, Cak Nur, Soekarno Guru Bangsa

15 November 2012   01:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:20 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Makna guru begitu mulia. Bahkan kita akan memiliki seorang ulama bernama Rhoma Irama, yang juga pernah menjadi guru mengaji Angel Lelga, sebagai calon presiden Republik Indonesia. Gus Dur, Cak Nur dan Soekarno adalah para guru bangsa. Indonesia tak akan pernah memeliki enam agama negara secara resmi jika tidak ada seorang guru, Guru Bangsa KH Abdurrahman Wahid yang menjadi Presiden RI. Gus Dur yang meresmikan agama Konghucu sebagai agama keenam yang resmi diakui di Indonesia. Prestasi dan kontribusi Gus Dur yang pluralis dan pengacu paham keberagaman universal telah menempatkan Gus Dur sebagai Guru Bangsa.

Cak Nur, panggilan akrab Nurcholis Madjid, yang melawan keinginan dan sikap para pemimpin politik dan agama yang akan membawa Islam sebagai bukan rahmatan lilalamin, para tokoh Islam yang pada tahun 1980-an mulai tertarik dengan paham kekerasan alam budaya Arabia. Cak Nur datang dengan ide-ide cemerlang tentang Islam kontekstual. Tentang Islam yang sungguh luar biasa up-to-date dan selalu mampu mengikuti zaman. Cak Nur hadir sebagai rujukan pemahaman Islam yang damai, bermartabat dan indah.

Cak Nur juga melengkapi peran penting NU, Persis dan Muhammadiyah dalam mengajarkan Islam yang moderat. Islam yang agung. Islam yang menyentuh kesadaran kemanusiaan yang lembut. Islam yang dihargai dan menghargai semua agama yang ada di Bumi. Maka, Cak Nur hadir memberi pukulan telak bagi Imron bin Muhammad Zein dan Komando Jihad yang saat itu naik daun.

Bahkan gerakan pengajian usroh atau bawah tanah - cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) - yang aktif terutama di kampus-kampus juga banyak mendukung gerakan Komando Jihad ini. Pemerintah tetap mengawasi gerakan bawah tanah Islam garis keras ini sehingga terbonsai. Pesantren garis keras seperti Ngruki pimpinan Abdullah Sungkar dan dilanjutkan oleh teroris Abubakar Ba'asyir tetap diawasi dengan ketat. Baru pada saat berakhirnya zaman orde baru, para pengikut usroh ini, yang sebagiannya juga ikut terlibat dalam perang di Afghanistan sebagai relawan jihadist melawan Uni Soviet, muncul dengan nama Lasykar Jihad dan para pembom kota-kota di Indonesia.

Islam gaya keras-kerasan yang membajak Garuda di Dong Muang Bangkok itu berhasil ditumpas dan ditenggelamkan oleh para tokoh termasuk Djarnawi Hadikusumo, Amien Rais, Subchan ZE, EZ Muttaqin, Gus Dur, Gus Mus Mustofa Bisri, Cak Nur dan Cak Nun. Mereka melawan pengerasan dan radikalisasi Islam di Indonesia melalui pemikiran-pemikirannya. Hingga Islam di Indonesia saat ini tidak terjerumus menjadi Islam seperti Taliban, Islam Arabia, Islam di Lembah Swat yang jelas-jelas tidak mengajarkan Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Para guru bangsa itu telah meletakkan landasan perlawanan kepada intoleransi dan kejumudan agama. Para guru bangsa itu telah memberikan penerangan bagi bangsa Indonesia tentang makna agama dan bangsa di Bumi. Para guru bangsa itu telah menggurui kita tentang makna Islam yang sebenarnya. Hasilnya sampai kini semua anak perempuan boleh mengendarai mobil, boleh bersekolah, boleh mengikuti pemilihan umum dan boleh pergi ke pasar, bahkan ke diskotik sekalipun.

Lalu bagaimana tentang pencalonan Rhoma Irama sebagai calon Presiden RI 2014? Apakah Rhoma Irama sebagai guru, artis ulama, yang sangat segregratis, sangat primordialis, sangat berpandangan rasis, intoleran terhadap perbedaan suku dan agama akan mendapat dukungan? Hanya waktu yang akan menentukan.

Apakah kini kita akan mendukung pencalonan presiden yang memiliki catatan seperti Rhoma Irama? Apakah kita telah lupa dengan upaya dan jasa para pendiri bangsa, Bung Karno, Bung Tan Malaka, Bung Sjahrir, Bung Tomo, Bung Hatta, dan pengisi kemerdekaan Gus Dur, Cak Nun, Cak Nur, EZ Muttaqin, dan seabrek tokoh pencerah Indonesia.

Indonesia sedang berada di tengah badai persimpangan jalan antara mengikuti ajaran radikalisme dan rasisme seperti Rhoma Irama dan FPI atau mengikuti NU dan Muhammadiyah atau Persis yang jelas-jelas memeluk Islam ahlussunnah wal jamaah dan Islam moderat yang rahmatan lilalamin. Dalam demokrasi, Rhoma Irama dan siapa pun berhak untuk berpendapat dan maju serta terpilih menjadi presiden RI. Dalam demokrasi bisa saja organisasi terorisme dan kekerasan didukung dan menang dalam pemilu, seperti di Gaza, Hamas dan di Austria kelompok anti imigran.

Maka bukan tidak mungkin Rhoma Irama bisa menjadi presiden RI jika rakyat dan partai mendukungnya. Silakan saja. Rhoma Irama sebagai guru ngaji, bisa mengikuti Gus Dur yang guru bangsa sebagai presiden! Lalu kira-kira seperti apa Indonesia di bawah pimpinan Rhoma Irama?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun