Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pesan Ki Sabdopanditoratu: Ha Ha Ha Foke Kalah, Jokowi Menang, PKS Keok Cari Safe Exit!

24 September 2012   13:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:48 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini pesan analisis paranormal Ki Sabdopanditoratu. Mohon diperhatikan karena ada unsur peringatan. Makin lama rakyat makin merasa kekalahan Foke dari Jokowi semakin menjadi bahan tertawaan. Ratusan artikel tiap hari muncul. Intinya membahas segala aspek tentang Foke, Nara, Jokowi, Ahok dan berbagai latar belakangnya. Upaya sebelum putaran kedua dimulai sangat keras dilakukan oleh kelompok garis keras Foke. Apa yang perlu ditertawai dan ini akan terelaborasi?

Pertama, partai-partai pendukung Foke yang 82% itu mengalami kekalahan telak dari 18% partai pendukung. Yang paling konyol disorot adalah kelakuan elite PKS. Kenapa? PKS adalah partai dakwah mengakunya. Namun tingkah lakunya lucu dan bisa mengundang gelak tawa bayi-bayi dalam kandungan sekalipun.

Perhitungan paranormal diabaikan. Perhitungan hati nurani dibuang. Perhitungannya hanya soal wani piro, mahar, uang, kemenangan, kedudukan yang semakin serakah. Para balita berteriak tanpa makna. Sama dengan perhitungan PKS yang intinya ingin menyusu Foke untuk 2014. Hasilnya, PKS menggigit bibir dan jari tengah. PKS malahan mengaku solid, kekalahan atas Jokowi kemenangan PKS. PKS merasa peningkatan suara 15% merupakan 11% miliknya, plus 4% sumbangan Golkar. Pertanyaan anak kecil adalah, lalu partai-partai lain kontribusinya berapa? NOL? Kosong? 0%? Tokek pun akan menertawainya.

Kedua, Jokowi menang pun menjadi bahan untuk mencari celah keburukan Jokowi. Anaknya dibahas. Ibunya dibahas. Bahkan soal wudlunya Jokowi dibahas. Sekali lagi wudhu! Konyol memang para pendukung Foke. Apakah kalau para koruptor yang bergelar haji, apakah koruptor yang bernama lengkap sangat Arab pernah dikuliti sampai soal bisa tidaknya mereka mengaji? Ranah bahasan soal wudhu jelas menjadi bahan tertawaan. Kenapa? Lah jelas Jokowi siapa. Muslim. Seandainya tidak Muslim pun tidak masalah. Semua agama baik dan benar menurut penganutnya. Hargai itu. Jika tidak anak bayi akan tertawa terbahak-bahak menertawai pihak yang memermasalahkan soal wudlunya Jokowi. Bayi tertawa.

Ketiga, pendukung Foke tidak mau menerima kekalahan secara ksatria. Apa yang muncul di konferensi pers bisa jadi berbeda dengan yang ada dalam hati. Apa yang tampak dalam ucapan mungkin berbeda dengan perbuatan dan hati. Buktinya, waktu yang ada, antara tanggal 20 September sampai 03 Oktober saat pengumuman pemenang versi KPUD, dijadikan alat untuk mengumpulkan bukti dan memberikan pernyataan untuk memengaruhi kinerja KPUD DKI yang memang terkenal plin plan dan condong ke Foke.

Pendukung dan Timses Foke akan maju-mundur untuk menggugat ke MK. Mereka akan melihat kecenderungan KPUD DKI. Jika KPUD membantu menipiskan angka kemenangan mendekati 49%-51%, maka akan dengan nekat gugatan ke MK akan dilayangkan. Selain itu para pendukung Jokowi dan rakyat jika tampak meragukan kemampuan Jokowi, Timses Foke akan tetap menggugat ke MK. Juga sentimen SARA jika dibesarbesarkan lagi, maka Timses Foke yang terkenal primordialis seperti yang didukung akan senang mendapat komporan dan energi negatif itu.

Nah, jika nekat maju menggugat ke MK pun kebimbangan meliputi Timses Foke. Pasalnya di MK ada orang benar dan jujur dengan integritas kelas langit, bukan kelas nasi bungkus, Mahfudz MD. Di sinilah keputusan tuntutan akan ditertawai oleh Mahfuudz MD dan akhirnya rakyat banyak 52% akan menertawai Timses Foke.

Ki Sabdopanditoratu menyarankan lebih baik menertawai daripada menghujat. Katanya tertawa menyehatkan jiwa. Di dalam jiwa yang sehat, ada badan yang sehat. Dan sebaliknya. Maka mari tertawa saja melihat kelakuan pendukung Foke - sisa-sisa barisan nasi bungkus, PKS yang mencari cara keluar selamat dari kekalahan dan Timses primordialis cenderung SARA mirip Foke - yang masih menghitung kenekatan menggugat ke MK. Ha ha ha.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun