Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KPK Hambat Presiden Jokowi Perangi Korupsi, Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rojiun

21 Desember 2015   13:10 Diperbarui: 21 Desember 2015   13:10 3744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mafia migas dan Petral Riza Chalid I Sumber siapa-siapa.wordpress.com"][/caption]

Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Gelap gulita pekat gambaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Presiden Jokowi tak bisa berharap banyak dari pimpinan KPK terpilih. Dari kelima pimpinan KPK, hanya satu manusia yang menyisakan secercah kecilllll harapan: Saut Situmorang. Pun, kelimanya dipastikan akan menghambat agenda pemberantasan korupsi Presiden Jokowi. Bagaimana tidak, kelimanya tak cukup nyali memberantas korupsi dan menjadi anak manis asuhan DPR. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. 

Mari kita tengok hambatan agenda perangi korupsi Presiden Jokowi dan kehancuran KPK dari dalam akibat proses pemilihan yang diserahkan kepada ibu-ibu arisan RT tingkat kelurahan hasil siasat DPR dengan hati jauh dari gembira ria riang sentosa bahagia suka-cita senang menari menyanyi berdansa suka-cita ngakak menertawai KPK selamanya senantiasa. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Selain Saut Situmorang, sisanya dari mulai Basaria Pandjaitan, Agus Rahardjo, Alexander Mawarta, Basaria Pandjaitan dan Laode Muhammad Syarif hanya akan menjadi penghuni Gedung KPK doang: kinierja, nyali, dan pemberantasan korupsi hampir nol. Harapan terang pada Saut Situmorang pun hanya setitik di atas kertas hitam kelima pimpinan KPK. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Melihat rekam jejak kelima pimpinan KPK, hanya Saut Situmorang yang memiliki sedikit nyali. Saut Situmorang berani mengritik DPR yang tak memberi nilai kepada Surya, salah satu calon pimpinan KPK. Sisanya justru memiliki rekam jejak administrasi seperti pegawai tukang lelang si Agus Rahardjo, tukang dissenting opinion kasus korupsi di Tipikor Alex Mawarta, dan LM Syarif dosen biasa di Unhas. Sisa lainnya ya Basaria ya sama dengan lainnya: administrator. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Melihat rekam jejak seperti itu, tampaknya Presiden Jokowi hanya bisa menggantungkan asa kepada Saut Situmorang. Itu pun syaratnya Saut Situmorang berani menjadi ‘bad boy’dengan modal nyali kecilnya. Saut Situmorang harus keluar dari janji dan mengadali DPR dengan mengubah secara total pengaruh DPR yang menjadi pengasuh KPK. Saut Situmorang memiliki pergaulan yang paling luas – sekaligus paling rentan – dalam konteks pemberantasan korupsi.

Komitmen yang dilontarkan oleh kelima pimpinan KPK yang intinya akan membuat KPK menjadi Komisi Pencegahan Korupsi, jelas akan menghambat pemberantasan korupsi. Sementara mereka ingin menjadikan KPK sebagai pusat kajian korupsi, tanpa penindakan yang cukup. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Pun logika salah dan keblinger yang disampaikan oleh kelima pimpinan KPK sangat berbahaya bagi agenda pemberantasan korupsi Presiden Jokowi. Penindakan selama ini dianggap tak efektif karena menindak banyak orang, maka lebih baik mencegah daripada menindak. Seharusnya logika kelima pimpinan KPK – dan juga DPR – adalah ditindak saja tidak kapok, apalagi cuma dicegah. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Posisi KPK yang akan bertindak fokus pada pencegahan 80% dan 20 persen penindakan jelas membuat para koruptor bersorak-sorai. Pencegahan yang dilakukan oleh KPK bisa berakibat: (1) mencegah korupsi terjadi, (2)membuat para koruptor berkelit karena adanya early warning dari KPK, (3) menyuburkan praktik korupsi karena kebocoran informasi korupsi. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Selain itu, dengan KPK berubah menjadi lembaga yang hanya memata-matai para koruptor, menjadikan KPK sebagai alat koruptor bersuka cita. Pun juga faktanya adalah akan beda tipis antara (1) mencegah terjadi potensi korupsi dengan (2) memberitahu lebih awal akan terjadinya korupsi kepada para calon koruptor. Wah. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

Dengan kewenangan penyadapan yang dimiliki oleh KPK menjadi alat yang tidak efektif lagi. Maka dengan sukarela KPK akan menyetujui berbagai pasal penting seperti (1) penyadapan, (2) penuntutan, (3) penyidikan, dihilangkan pasal-pasal dari UU KPK. Kematian KPK tinggal menunggu waktu saja. inna lillahi wa inna ilaihi rojiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun