Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

3 Alasan Ahok-Djarot Unggul Atas Anies-Sandi

19 April 2017   08:18 Diperbarui: 19 April 2017   08:59 3417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok I Dok Ninoy N Karundeng

Dalam kondisi pengadilan yang berlarut, Gubernur DKI non-aktif Ahok-Djarot masih memenangi suara 42% lebih. Publik terkejut.Lebih terkejut lagi FPI yang mengira suara dukungan terhadap Ahok akan habis. Namun yang terjadi adalah kesadaran bagi sebagian besar rakyat DKI Jakarta yang tidak sudi Jakarta di bawah pengaruh FPI.

Awalnya dukungan mengalir. Bahkan FBR awalnya mendukung Anies-Sandi, namun di Putaran II, FBR mendukung Ahok karena disadari bahwa mendukung Anies sama dengan memberi kesempatan FPI merajalela di Jakarta.

Maka pencalonan dan dukungan FPI dan partai agama PKS ini menjadi titik lemah Anies-Sandi yang tidak dikehendaki oleh warga Jakarta – termasuk pendukung Gerindra dan Prabowo. Ini dimanfaatkan untuk menyadarkan akan betapa bahayanya FPI berkuasa atas Anies yang lemah kepemimpinannya. Anies akan disetir oleh FPI untuk membuat berbagai kebijakan yang hanya menguntungkan FPI semata.

Nah, strategi Ahok yang menciptan stigma untuk dimusuhi oleh FPI sesungguhnya membuat warga DKI Jakarta selain pendukung FPI, selain pendukung partai agama PKS, selain pendukung HTI dan FUI serta sedikit pendukung Gerindra dan PAN menjauhi Anies di hari-hari terakhir kampanye menjelang pencoblosan.

Agar menjadi lebih efektif dampak destruktifnya, gerakan FPI, didorong dan dijadikan sebagai alat politik dan kampanye, dengan demo-demo yang keras dan garang untuk menggambarkan kepada rakyat DKI tentang gambaran dan wajah Anies dan FPI jika mereka menang.

Timses Anies mengatur kampanye hanya menyerang kepribadian Ahok namun tidak membahas program. Lalu isu SARA menjadi jualan kampanye Anies-Sandi yang tampak efektif di permukaan, namun dengan strategi memelintir, di akhir-akhir kampanye sepekan terakhir sebelum pencoblosan saat ini, membuat warga DKI berbalik menolak Anies yang berafiliasi dengan FPI.

Ketiga, kampanye penuh isu Al Maidah seperti Tamasya Al Maidah yang akan dialihkan ke TPS. Tingkah laku kekanak-kanakan yang digemborkan oleh pendukung FPI ini menjadi pisau yang merusak jantung demokrasi. Upaya mendatangkan para relawan yang diserukan oleh Rizieq FPI ketika menjadi provokator di Surabaya menjadi bahan tertawaan warga DKI Jakarta.

Sukses melakukan demo-demo FPI dianggap sebagai indikator keberhasilan kampanye Anies. Untuk memerkuat aliansi antara Anies dan FPI, Eep Saefullah terjerumus menjadikan masjid dan khutbah sebagai alat kampanye. Masjid dianggap sebagai alat efektif kampanye.

Untuk semakin menyakinkan, JK yang tengah galau akibat gagal menjadi matahari kembar dan nafsu ingin menjadi Presiden RI atau maju lagi namun dengan calon lain – menyeberang ke kubu Prabowo. Kebetulan JK adalah pentolan DMI yang dengan senang hati mengizinkan masjid sebagai tempat kampanye. Gayung bersambut.

Namun, sebagai akibatnya, warga DKI Jakarta terusik dan resah dan melihat Timses Anies yang menggunakan isu Al Maidah bahkan Tamsya Al Maidah merupakan bentuk tekanan dan intimidasi di TPS. Selain itu dorongan pengerahan massa juga menjadi boomerang yang menghantam Timses Anies karena menunjukkan bahwa Anies dipastikan kalah.

Maka untuk itu, tekanan, intimidasi dalam bentuk pengerahan massa diserukan dan dilakukan dengan dukungan FPI lewat corong mulut provokatif Rizieq FPI yang diserukan dari Surabaya. Gerakan kedatangan warga non-Jakarta di TPS hanya akan membuat keresahan dan warga terusik. Lucu dan menggelikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun