Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

10 Pandangan Salah Pria tentang Wanita

1 Mei 2013   00:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:20 3493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdapat sepuluh kesalahan mendasar tentang wanita dari perspektif laki-laki. Perpektif dan cara pandang segala sesuatu dipusatkan menurut pandangan pria. Perempuan adalah komplementer bagi dominasi laki-laki. Awal dari semua kisah tentang jenis kelamin wanita yang didominasi oleh pria berangkat dari soal kekuatan fisik. Kekuatan fisik pria dibanding wanita adalah keniscayaan yang tak terbantahkan.

Awal kisah dominasi ini sudah ada sejak zaman manusia gua, ketika meramu dan berburu adalah pekerjaan mencari makan untuk bertahan hidup, maka tenaga dan kekuatan fisik menjadi andalan. Dan, pemiliknya lelaki. Dominasi lelaki yang menyediakan makanan dari berburu menyingkirkan peran wanita menjadi bawahan dan dalam perlindungan pria. Maka pria menentukan aturan dan mengendalikan wanita secara sempurna. Suara wanita serta-merta terbungkam. Fakta sejarah menjelaskan bahwa wanita tidak memiliki hak apapun - termasuk hak pilih sampai abad ke-19 baru segelintir negara mengakui hak pilih wanita, bahkan Saudi Arabia tak mengizinkan wanita memilih sampai sekarang, sebagai contoh peradaban jahiliah.

Akibat dari sejarah alam bawah sadar manusia gua tersebut, gen pun diturunkan dan sampai saat ini masih saja semua produk hukum agama, politik dan bahkan teknologi semuanya nyaris menempatkan perempuan sebagai warga negara kelas dua. Namun, kemajuan teknologi dan demokratisasi dengan konsep one man and one woman one vote telah menempatkan perempuan sebagai pemain utama. Gerakan pembongkaran dominasi pria atas wanita tergerak sejak zaman feminisme dimulai setelah pperang dunia kedua. Kini tuntutan manusia adalah kesetaraan jender, kesetaraan jenis kelamin, bahkan yang terbaru adalah kesetaraan orientasi seks - dengan munculnya 15 negara yang menghalalkan pernikahan sejenis kelamin.

Di tengah kondisi perubahan tersebut, di Indonesia masih terpuruk pemahaman yang salah terhadap perempuan - meski kebanyakan perempuan tak memahami bagaimana pelecehan perspektif lelaki terhadap kaum eva ini. Mari kita perhatikan paling kurang kesalahan anggapan terhadap wanita.

Satu, fisik wanita lemah. Fakta menunjukkan bahwa kalau soal mengangkat barang dan beban iya memang. Namun kenyataannya wanita di seluruh dunia memiliki harapan hidup lebih panjang artinya lebih kuat dan lebih tahan lama hidup dibanding pria. Juga buruh pabrik kebanyakan wanita.

Dua, wanita lemah dan perlu dilindungi. Fakta menunjukkan bahwa wanita lebih banyak melindungi anak-anak dibandingkan pria. Dan semua pria dilindungi oleh wanita sejak kecil sampai remaja. Fakta lebih tragis lagi, kebanyakan buruh pabrik adalah perempuan perkasa.

Tiga, wanita harus cantik. Faktanya adalah kecantikan wanita sebagai obyek pandangan secara fisik mulai bergeser dengan pemahaman tentang manusia - dan wanita - sebagai kesatuan antara jiwa, hati dan tubuh. Maka keindahan jiwa, perilaku dan sikap serta kecerdasan menjadi sesuatu yang dibanggakan dan dihargai dari seorang wanita - dan juga pada akhirnya lelaki.

Empat, wanita adalah obyek seksual. Perspektif lelaki yang memandang wanita dan tubuh serta wajah perempuan terkait dengan semata-mata keinginan untuk menikmati tubuhnya merupakan cara pandang yang sekarang dibenci oleh perempuan.

Perempuan merasa dirinya bukanlah obyek fantasi seksual lelaki. Wanita sekarang muncul menjadi pribadi yang memandang diri wanita sebagai suatu keindahan atas dirinya dan untuk dirinya. Pria berfungsi membantu melengkapi keindahan dan kenikmatan hidup wanita namun bukan sebagai pengendali wanita lagi. Maka muncullah istilah fun, fearless, beautiful, elegant and psychologically strong woman. Era wanita hanya menerima diri sebagai obyek seksual wanita hampir berakhir.

Lima, wanita tidak lebih cerdas dari lelaki. Fakta menunjukkan, ketika kesempatan diberikan kepada perempuan, dalam segala bidang perempuan mampu mengalahkan dominasi lelaki. Di bidang sains, teknologi - apalagi teknologi pengembangan internet dan soft ware komputer ternyata peran perempuan dan sentuhan perempuan sangat dominan.
Enam, wanita manja. Sungguh ini hal yang menggelikan. Yang manja justru lelaki. Ketika perempuan telah menikah, maka perempuan Indonesia kebanyakan memanjakan lelaki atas nama kesetiaan, tugas dan kewajiban melayani suami. Dari mulai makanan, minuman, kebersihan pakaian, rumah dan segala tetek bengek kebutuhan lelaki disiapkan oleh wanita. Pria setelah menikah masih menjalankan hobinya dengan sesama lelaki - sementara wanita hanya menjadi penonton dan gerak hidupnya dibatasi.

Laki-laki minta semuanya dilayani. Porsi pelayanan wanita terhadap lelaki hampir menempatkan wanita di bawah perbudakan pria. Pria hanya bekerja 7 jam sehari namun dilayani bak raja sejak bangun pagi sampai menutup mata pada malam hari. Yang manja lelaki, bukan wanita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun