Mohon tunggu...
Ninok Hariyani
Ninok Hariyani Mohon Tunggu... Jurnalis - Freelance Journalist; Data Journalism Enthusiast; Broadcast Journalism Couch

Menulis seperti halnya bertafakur. Memusatkan pikiran dan perasaan supaya tulisan yang dihasilkan berbobot (pembaca bertambah pengetahuannya) dan berperasaan (pembaca jadi senang). #DataJournalism Enthusiast. Founder of @KabarData @AkademiData | Selamat berselancar di blog saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jurnalisme Data sebagai Mata Kuliah Baru Prodi Jurnalistik

22 Januari 2021   13:02 Diperbarui: 22 Januari 2021   13:25 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LATAR BELAKANG

Data-driven journalism (jurnalisme bertumpu pada data) disingkat dengan ‘DDJ’, atau untuk ringkasnya disebut dengan data journalism (jurnalisme data), adalah istilah yang digunakan sejak 2009. 

Istilah ini digunakan untuk menggambarkan proses jurnalistik berdasarkan pada analisis dan penyaringan dataset besar dengan tujuan untuk menghasilkan berita. Penggerak utama untuk proses jurnalistik data ini adalah open source software, open access publishing dan open data. 

Jurnalisme data ini berakar dari praktek Computer Assis Reporting (CAR), istilah  untuk pelaporan berita dibantu komputer yang digunakan di Amerika Serikat selama beberapa dekade. 

Jurnalisme data juga merupakan pengembangan dari  ‘Jurnalisme Presisi’  yang digagas oleh Phillipp Meyer tahun 1972, dimana Meyer menganjurkan penggunaan teknik-teknik dari ilmu-ilmu sosial dalam menganalisis berita.  

Data-driven journalism memiliki pendekatan yang lebih luas lagi. Pada intinya, proses terbentuknya data-driven journalism berasal dari pertumbuhan ketersediaan data terbuka yang dapat diakses secara bebas, tersedia online dan dianalisis dengan open source software. Kesempatan mengembangkan jurnalisme data makin terbuka lebar dengan dibentuknya Open Government Partnership (OGP) yang mendeklarasikan gerakan Open Government Data. 

Sejak dibentuk pada tahun 2011, anggota OGP kini telah mencapai 64 negara, termasuk Indonesia dan sebagai salah satu negara pendiri, tahun 2016 ini Indonesia menjadi ketua utama, didampingi Meksiko.

Sebagai bentuk implementasi dan bagian komitmen pada gerakan global OGP, Pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Data Terbuka Indonesia pada September 2014 yang bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang transparan dan partisipatif. 

Artinya, Pemerintah Indonesia terdiri dari kementerian, lembaga negara dan pemerintah daerah, kini didorong untuk menyediakan data publik yang bisa diakses secara online. Data pemerintah yang terintegrasi dan terbuka pada portal data.go.id tersebut akan mempermudah para jurnalis dalam mengawasi pemerintah lebih obyektif. 

Dengan demikian gerakan data terbuka yang mendukung lahirnya data-driven journalism telah menempatkan wartawan dan media pada peran yang lebih besar dan nyata. 

Jurnalis dan media berperan menghasilkan visualisasi data dari sekumpulan data untuk membantu masyarakat, para manajer, politisi untuk memahami berita dan informasi yang dihasilkan dari proses analisis data terbuka tersebut. 

Dengan lahirnya Gerakan Data Terbuka Indonesia, maka sangat memungkinkan bagi media untuk menyelenggarakan praktek jurnalisme data pada masa sekarang dan tentunya akan terus berkembang pada masa mendatang. 

Demikian pula perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan sudah selayaknya mempertimbangkan pula data-driven journalism sebagai program studi baru pada fakultas komunikasi atau sebagai mata kuliah baru pada program studi jurnalistik, untuk mendukung pemerintah Indonesia sebagai salah satu negara pendiri gerakan global OGP dan untuk mendukung Gerakan Data Terbuka Indonesia di era data terbuka global. Sehingga diharapkan pada masa mendatang, institusi perguruan tinggi mampu melahirkan calon-calon jurnalis data yang telah dibekali cukup ilmu untuk memasuki industri media atau menjalankan profesi lain yang membutuhkan praktek jurnalisme data.  

JURNALISME DATA DI PERGURUAN TINGGI DUNIA

Amerika Serikat

Perkembangan jurnalisme data di dunia telah memaksa para pengajar jurnalistik di berbagai universitas di Amerika Serikat untuk melakukan inovasi, apalagi ada tuntutan dari dunia kerja untuk memiliki keterampilan data. Hal ini semakin membuka jalan bagi program pendidikan data, khususnya jurnalisme data. Didukung pula pesatnya perkembangan toolkit untuk jurnalisme data dan praktek-praktek jurnalisme data di berbagai media, maka semakin meyakinkan bahwa sudah saatnya diperlukan program pengajaran jurnalisme data di kelas jurnalistik. 

Asisten Profesor Chris Wells, salah satu anggota senat Universitas Winconsin-Madison, Amerika Serikat meluncurkan sekolah jurnalistik dengan kelas data jurnalisme yang ditawarkan pertama kalinya pada musim gugur 2014. (Katherine Krueger, mediashift.org)

Sejumlah universitas di Amerika juga menggelar Massive Open Online Course (MOOC) dengan topik Jurnalisme Data dan Visualisasi Data. Kursus online terbuka yang diadakan oleh  universitas dan gratis bagi siapa saja asal memiliki koneksi internet, memang mulai tumbuh dua tahun belakangan ini. The Knight Center for Journalism in the Americas di Universitas Texas menggelar MOOC tahun 2013 lalu diikuti sekitar 4.000 siswa dari 62 negara. 

Inggris

Jurnalisme data di Inggris sudah diperkenalkan pada mahasiswa sejak 2010 dan semakin berkembang pesat setelah lahirnya Freedom of Information (FOI) act.  Pada awalnya, jurnalisme data digabung dengan kelas jurnalisme investigasi, namun perlahan dilakukan perubahan kurikulum. Pada 2011, program Interactive Journalism MA (program S-2) Universitas City London memutuskan untuk menjadikan jurnalisme data sebagai mata kuliah tersendiri (Jonathan Hewett, Engaging with data: reflections on developing a data journalism course, 2014)  

Hongkong

Ying Chan, founder dan direktur Pusat Studi Jurnalisme dan Media (JMSC) Universitas Hong Kong, memperkenalkan jurnalisme dalam kurikulum pada 2011 dengan nama mata kuliahnya Fundamental of Data Journalism sebagai mata kuliah dasar yang wajib diambil oleh mahasiswa. Bobot mata kuliah ini adalah 6 SKS untuk diselenggarakan selama 2 semester. 

Pada April 2014, JMSC menggelar public courses Jurnalisme Data untuk masyarakat umum. Dan pada Mei 2016, JMSC menggelar Massive Open Online Course (MOOC) pertama tentang jurnalisme data fundamental, diikuti sekitar 3,800 peserta berasal lebih dari 100 negara. Kursus online ini bekerjasama dengan Google News Lab dan profesional jurnalis dari sejumlah top news media. Para peserta yang mengikuti kursus online secara penuh dan mengerjakan soal-soal latihan, mendapatkan sertifikat. 

China

Communication University of China (CUC), salah satu universitas negeri terpenting dibawah naungan Kementerian Pendidikan China, selama ini leading di bidang pendidikan jurnalistik dan komunikasi. School of Journalism adalah sekolah terpenting dan menjanjikan di CUC. Menawarkan lima jenis pendidikan (fakultas) di bidang : jurnalisme, komunikasi, media creativity, media market research & analysis in communication, dan Data Journalism yang baru saja dirilis pada 2016.  

Fakultas Jurnalisme Data ini didukung dengan tenaga pengajar jurnalistik berpengalaman dengan latar belakang akademik yang kuat dalam riset kualitatif dan kuantitatif, serta memiliki keahlian sebagai data sciencetist. Saat ini ada 6 tenaga pengajar dengan kualifikasi seluruh tenaga pengajar telah meraih PhD. 

Fakultas Jurnalisme Data di CUC diperlengkapi dengan Laboratorium yang fokus untuk kegiatan Big Data Mining dan Social Computing. Laboratorium ini untuk mendukung sejumlah mata kuliah praktek : Tableu, Alteryx, SPSS, D3.js dan sebagainya. Mahasiswa mendapatkan materi-materi teori diantaranya : data visualization, data mining and case analysis, dan data journalism reporting. Tugas akhir kuliah berupa project Visualisasi Data dengan menggunakan software dan aplikasi dari open source.

Indonesia

Sampai dengan tulisan ini dibuat, penulis belum menemukan mata kuliah jurnalisme data sebagai bagian dari kurikulum pada jurusan program studi jurnalistik atau ilmu komunikasi. Padahal sejumlah universitas di luar negeri sudah 10 tahun lalu memperkenalkan jurnalisme data pada mahasiswa, baik melalui pelatihan singkat atau menjadikannya kurikulum. 

Dan sesungguhnya, jurnalisme data ini tidak asing lagi bagi pembaca media online atau surat kabar, karena sejumlah media di Indonesia sudah memperkenalkan jurnalisme data pada tahun 2010. Meski bentuk yang disajikan masih terbatas pada infografis pada waktu itu. Namun, kini media-media online populer sudah lebih bervariasi dalam menghadirkan visualisasi datanya. 

Jadi, sebenarnya sudah bukan barang baru lagi di Indonesia, maka sudah saatnya bila kampus-kampus di Indonesia mau melirik jurnalisme data sebagai mata kuliah atau menjadikan program studi tersendiri. Ini bisa menjadi daya tarik atau nilai jual dari kampus tersebut. Namun tentunya perlu dibarengi dengan promosi yang menarik dan  komprehensif. Perlu dilakukan studi banding pula ke kampus-kampus di luar negeri yang sudah lebih dulu menyelenggarakan program studi data journalism di kampusnya. 

JURNALISME DATA SEBAGAI MATA KULIAH

Mata kuliah jurnalisme data merupakan jenis mata kuliah keterampilan atau praktek untuk menghasilkan jurnalis data. Dapat diberikan selama tiga semester masing-masing dengan beban 3 SKS, mulai dari Jurnalisme Data Fundamental (for beginner), Jurnalisme Data Tingkat Lanjut 1 (Intermediate) dan Jurnalisme Data Tingkat Mahir (Advanced). 

Untuk mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa disarankan sudah mengikuti dan dinyatakan lulus pada mata kuliah Dasar-Dasar Jurnalistik dan Teknik Reportase & Wawancara. Pengetahuan yang diperoleh dari kedua mata kuliah ini merupakan pondasi untuk dapat mengikuti mata kuliah Jurnalisme Data. 

Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti mata kuliah jurnalisme data fundamental maka mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta dapat menerapkan langkah-langkah dalam mengerjakan ‘proyek data’ mulai dari menggunakan dataset dari sumber-sumber data terbuka, membuat visualisasi data dengan open source tools atau menghasilkan data storytelling (visualisasi data dikombinasi dengan berita teks) yang informatif dan bermanfaat bagi publik. 

Kriteria Penilaian

Tugas 30%; Ujian Tengah Semester (UTS) 30%; Ujian Akhir Semester 40% (Publikasi data storytelling, data visualisasi & teks)

Contoh Tugas :

Mencari dataset yang dapat nantinya dapat diolah menjadi data-storytelling.  Contoh Ujian Tengah Semester (UTS) yaitu Cleaning dan Investigating Dataset yang disediakan oleh Dosen pengampu. Contoh Ujian Akhir Semester (UAS) yaitu menghasilkan data visualisasi dan teks berdasarkan dataset yang diperoleh pada tugas individu, lalu mempublikasikan pada blog pribadi, blog kelompok atau akun social networking. Visualisasi data dalam bentuk chart atau map yang sesuai dengan isi berita. 

Contoh Rencana Proses Pembelajaran 

screenshoot pribadi
screenshoot pribadi
Rencana Proses Pembelajaran (RPP) pada contoh tersebut diatas adalah untuk mata kuliah jurnalisme data tingkat dasar. Mengingat masih banyak materi bersifat teoritis dan praktis yang belum tercakup pada RPP ini, maka sangat memungkinkan untuk menggelar tingkat intermediate dan lanjutan pada semester berikutnya. Materi pembelajaran jurnalisme data tingkat lanjut dapat pula dijadikan sebagai mata kuliah pilihan bagi mahasiswa yang ingin memiliki keterampilan spesialisasi di bidang jurnalisme data atau tertarik untuk menjadi jurnalis data.  

Demikian pemikiran yang dapat saya sampaikan sebagai bentuk sumbangsih pada dunia pendidikan, khususnya untuk perguruan tinggi di Indonesia. Dengan harapan, agar perguruan tinggi yang menyelenggarakan mata kuliah jurnalisme data dapat lebih kompetitif di dunia pendidikan, baik tingkat nasional maupun internasional, karena mampu mengikuti perkembangan pendidikan terkini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun