Kalau bicara soal keuangan, banyak orang langsung membayangkan angka-angka yang kaku, grafik naik-turun, atau strategi bisnis yang rumit. Tapi di balik semua itu, ada satu kisah menarik tentang bagaimana sebuah institusi bisa tetap membumi, dekat dengan rakyat, sekaligus mampu mengikuti zaman. Sejarah itu dimiliki oleh Pegadaian, sebuah nama yang sudah akrab di telinga kita sejak kecil. Lembaga yang tidak hanya membantu orang melewati masa sulit, tapi juga memberi ruang untuk harapan baru.
Bayangkan, lebih dari seratus tahun Pegadaian sudah ada di tengah masyarakat. Ia bukan sekadar tempat menggadaikan barang, melainkan teman setia yang memahami denyut nadi ekonomi rakyat. Dari zaman kuda dan kereta hingga era gawai pintar, Pegadaian tetap berdiri, berkembang, dan terus berinovasi. Dan kini, ada semangat baru yang membawanya melangkah lebih jauh.
Pegadaian tidak lagi hanya dipandang sebagai institusi keuangan yang mencari keuntungan semata. Di balik logo hijau emasnya, tersimpan visi besar yang sejalan dengan semangat pembangunan berkelanjutan, menjaga lingkungan, menguatkan sisi sosial, dan menegakkan tata kelola yang baik. Tiga prinsip yang terangkum dalam konsep Environmental, Social, and Governance (ESG).
Melalui pijakan itu, Pegadaian menghadirkan sebuah misi yang manis sekaligus ambisius, mengEMASkan Indonesia. Sebuah ajakan untuk membawa bangsa ini tidak hanya sejahtera secara ekonomi, namun juga kuat secara sosial, dan lestari dalam menjaga alam. Dari desa ke kota, dari generasi ke generasi, Pegadaian ingin hadir sebagai bagian dari perjalanan panjang Indonesia menuju masa depan yang berkilau seperti emas yang tak lekang oleh waktu.
Dari Gadai Menuju Keberlanjutan
Bila kita kembali ke sejarah, Pegadaian identik dengan tempat rakyat kecil mencari pertolongan saat terhimpit kebutuhan dana. Namun perjalanan waktu membawa perusahaan ini keluar dari sekadar ruang transaksi gadai. Transformasi besar yang dilakukan dalam dekade terakhir memperlihatkan wajah baru Pegadaian, lebih modern, lebih inklusif, lebih bertanggung jawab.
Pegadaian bukan lagi hanya tentang menukar barang jaminan dengan uang tunai, melainkan tentang bagaimana setiap rupiah yang disalurkan ikut menopang kesejahteraan masyarakat, memperkuat ekosistem UMKM, serta menjaga harmoni dengan lingkungan hidup. Inilah fondasi penting dari konsep ESG yang dipegang teguh, keuntungan tidak boleh berdiri sendiri, melainkan harus sejalan dengan keberlangsungan hidup manusia dan alam.
Dalam menjalankan roda bisnis, Pegadaian sadar bahwa dunia kini tengah menghadapi tantangan besar, mulai dari krisis iklim, ketimpangan sosial, hingga cepatnya arus digitalisasi. Menghadapi situasi ini, Pegadaian tidak tinggal diam. Melalui kebijakan keberlanjutan, Pegadaian menjadikan kolaborasi, transparansi, dan kepercayaan sebagai nilai inti yang menjadi pegangan seluruh insan di organisasi.
Strategi ini bukan hanya jargon. Nyatanya, Pegadaian berhasil membuktikan diri dengan pencapaian kinerja keberlanjutan sepanjang tahun 2024. Mulai dari penyaluran pembiayaan kepada UMKM ramah lingkungan, efisiensi energi lewat kendaraan listrik dan panel surya, hingga inovasi produk berbasis syariah yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkeadilan. Semua langkah itu tidak lain merupakan upaya nyata untuk mewujudkan pembangunan yang tidak meninggalkan siapa pun.
ESG dalam Praktik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola
Ketika kita berbicara tentang ESG, ada tiga pilar yang saling terkait. Pegadaian berhasil menunjukkan kontribusinya dalam ketiga aspek ini dengan cara yang konkret.
Dari sisi lingkungan, Pegadaian tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga berinvestasi dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Alokasi dana yang meningkat dari tahun ke tahun menunjukkan keseriusan perusahaan menjaga bumi. Intensitas emisi GRK yang turun dan penggunaan energi yang lebih efisien menjadi bukti bahwa BUMN ini tidak asal bicara.
Pada aspek sosial, kontribusi Pegadaian sangat luas. Program Pegadaian Peduli Pendidikan, Pegadaian Mengajar, hingga pembangunan The Gade Creative Lounge mencerminkan bagaimana perusahaan mengupayakan akses pendidikan, pemberdayaan generasi muda, dan penguatan kapasitas komunitas. Lebih jauh lagi, program TJSL seperti penyediaan air bersih, bank sampah, hingga transplantasi karang di Bira menunjukkan kepedulian Pegadaian pada kehidupan sosial sekaligus ekologi.
Sedangkan pada ranah tata kelola, Pegadaian menjalankan prinsip kehati-hatian dan pengelolaan risiko berbasis standar internasional. Sertifikasi ISO, sistem manajemen risiko, hingga kebijakan data privasi menunjukkan betapa perusahaan ini serius dalam menjaga kepercayaan publik. Tidak heran jika sederet penghargaan bergengsi di tingkat nasional berhasil diraih, mulai dari BUMN Awards hingga Best Company to Work For in Asia.