Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis novel: Damar Derana, Tresna Kulasentana, Centini, Gelang Giok, Si Bocil Tengil, Anyelir, Cerita Cinta Cendana, Rahim buat Suamimu, Asrar Atma, dll. Buku solo 31 judul, antologi berbagai genre 193 judul.

Masih terus-menerus belajar: menulis, menulis, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Semar Bodronoyo

23 September 2025   07:49 Diperbarui: 23 September 2025   08:02 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore hari, panggung terbuka mereka dipenuhi bocah yang belajar tari secara gratis. Gamelan mengalun, suara sinden melantun, dan aroma kacang rebus bercampur dengan tanah basah selepas hujan.

Di sanalah, Pak Siswo---pendiri perkumpulan---melihat bayi Semar. Ia tertawa terkekeh.

"Ha, cocok tenan! Kowe tak paringi jeneng panggung: Bodronoyo. Semar Bodronoyo!"

Sejak itu, bocah cilik dengan kepala aneh itu jadi maskot. Saat baru berusia dua tahun, ia sudah didandani busana punokawan, naik ke panggung. Penonton terpingkal-pingkal setiap ia berlari-lari menirukan gaya Semar.

"Lho, Semar cilik iki, nggemeske pol!" sorak penonton.

Jo Rono, Jo Gelo, Jo Isin, dan Hadiah Penonton

Malam-malam pertunjukan selalu riuh. Lampu petromaks seadanya, kadang padam diganti obor. Penonton duduk lesehan di tanah, sebagian berdiri di pinggir jalan. Saat lakon serius menguras air mata, tiba-tiba muncul banyolan Jo Rono dan Jo Gelo.

"Wooo, Jo Rono, rokokmu ketinggalan!" teriak seorang penonton.

Seketika sebungkus rokok dilempar ke panggung. Disusul sepotong roti.

Jo Gelo meraih roti itu, berpura-pura bingung. "Iki roti opo bantal, rek?" katanya, membuat penonton terpingkal.

Di belakang panggung, Bodronoyo berebut potongan roti bersama anak-anak pemain lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun