Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - suka nulis dan ngedit tulisan

mencoba mengekspresikan diri lewat tulisan receh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Sang Bangau

22 Mei 2024   22:57 Diperbarui: 22 Mei 2024   23:00 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kisah sang Bangau
Ninik Sirtufi Rahayu

Konon di sebuah tepian telaga tinggal seekor bangau putih yang bulu sayapnya tidak lengkap. Karena itu, si bangau yang disapa Bangbang oleh teman-temannya itu tidak bisa terbang lagi, kecuali bulu sayapnya tumbuh kembali. Nah, pada masa menunggu pulihnya dan tumbuhnya bulu sayap itu, ia selalu berduka.


Teringat kembali beberapa saat sebelumnya. Ya, sebelum sayapnya cedera. Sebenarnya, sudah diberi tahu oleh Tutu si Burung Hantu yang tinggal di pohon beringin tua. Dikatakannya  bahwa di telaga itu ada seekor buaya tua. Dimintanya Bangbang Bangau berhati-hati ketika minum atau mandi di telaga. Namun, Bangbang Bangau tidak percaya sebab selama ini ia tak pernah melihat sang buaya. Bahkan, bangau menganggap burung hantu hanya pembohong belaka.


"Kamu harus berhati-hati loh, Sahabat!" ujar Tutu Burung Hantu.


"Emang kenapa?" sergah Bangbang Bangau sewot.


"Aku pernah melihat seekor buaya tua di telaga itu. Aku khawatir kalau kamu sedang minum atau mandi ... disergapnya diam-diam!" Tutu Burung Hantu serius mengingatkan si bangau.



"Haaahh ... kamu jangan fitnah! Selama ini aku tidak pernah berjumpa dengan buaya, kok! Mungkin penglihatanmu saja yang salah!" pelotot Bangbang Bangau.


"Kalau tidak percaya, coba tanyakan pada hewan lain penghuni hutan di sekitar telaga. Mereka pasti pernah melihat atau bahkan mengalami insiden itu. Tanyakan saja kepada mereka yang tua-tua!" nasihat Tutu Burung Hantu.


"A-aahhh ... sebelum mata kepalaku sendiri melihatnya, sekali-kali aku tidak percaya!" teriak bangau berapi-api. "Kamu jangan suka menyebar berita hoax ... itu tidak baik!" sergahnya tak mau kalah.


"Ya, sudah. Yang penting ... sebagai sahabat aku sudah memperingatkan kepadamu. Kalau tidak percaya, risiko ditanggung penumpang!" pungkas Tutu Burung Hantu.


"Lah kamu loh ...Tu, keluar cuma malam hari ... aku tidak yakin penglihatanmu bagus!" cibir bangau sambil berkacak pinggang.
Mendengar pertikaian antara burung hantu dan bangau, Papai Tupai yang bersarang di lubang pohon trembesi tua pun ikut-ikutan berkomentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun