Dini hari lampu mati itu, aku beranjak menuju kamar suami  yang berada di bagian rumah depan.Â
Tiba-tiba aku mendengar dengus napas seseorang. Dengus napas orang yang sedang ... ahhh ... aku mengendap-endap menuju kamar suamiku. Suara itu makin jelas.
Masak sih aku harus curiga? Selama ini suamiku baik-baik saja ... Â
Kemarin malam sepupu wanita suamiku memang datang ke rumah ... sebelum dia pamit pulang, aku memang izin tidur duluan karena sangat mengantuk. Aku tidak tahu apakah sepupu pulang atau menginap di rumahku.Â
Di rumah bagian depan ada dua kamar. Yang satu kamar suamiku, sedang satunya untuk kamar tamu.Â
"Ah, masak sih?" pertanyaan yang menggoda itu menggelora.
Maka, pelan-pelan kubuka kamar suamiku. Dalam gelap kulihat suamiku sedang ... ya Allah ...Â
Aku makin gemetar melihatnya di dalam gelap. Gerakannya naik turun, napasnya terengah-engah diÂ
lantai yang biasa digunakannya untuk bersembahyang. Ya, Allah ... aku bergumam sambil gemetaran seluruh badan.Â
Dia sedang  push up di lantai. Napasnya tersengal-sengal ...Â
"Nggak bisa tidur," katanya sambil masih terengah-engah ..., "rasanya masuk angin, makanya aku  push up," lanjutnya.Â