Mohon tunggu...
Septia NinditaPutri
Septia NinditaPutri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halooo...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gelora Revolusi di Selatan Yogyakarta: Peranan Desa-desa di Imogiri Pada Masa Perang Kemerdekaan II (1948-1949)

28 Mei 2023   15:00 Diperbarui: 28 Mei 2023   20:57 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

B. Peran Imogiri Dalam Revolusi Fisik

Imogiri merupakan bagian dari Kabupaten Bantul yang berada di selatan Yogyakarta.  Lebih tepatnya, Imogiri merupakan sebuah kecamatan yang berada di sebelah Tenggara dari pusat kabupaten Bantul.  Imogiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yakni dari kata “ima” yang berarti kabut dan “giri” adalah gunung sehingga Imogiri dapat dimaknai sebagai kawasan gunung yang berkabut. Dilihat dari topografinya, Imogiri merupakan wilayah yang berbukit-bukit (Pemerintah Daerah Bantul, 2022). Bentang alam wilayah Imogiri terdiri dari 1/3 daratan dan 2/3 wilayah perbukitan. Adapun wilayah yang cenderung berbukit antara lain Kalurahan Selopamioro, Sriharjo, Wukirsari, dan Girirejo dan sisanya berupa wilayah daratan.

Keadaan alam Imogiri yang sebagian besar berupa perbukitan dan cenderung terjal dipertimbangkan sebagai daerah untuk bergerilya atau menghindar dari kejaran Belanda. Imogiri juga bukan kawasan ajang pertempuran sehingga daerah ini dianggap aman untuk memberikan perlindungan bagi penduduk luar imogiri maupun para pejuang.  Peran imogiri adalah menjadi tempat pengungsian bagi para penduduk Yogyakarta agar terhindar dari serangan belanda. Selain itu, Imogiri juga menjadi markas atau tempat pertahanan para pejuang untuk menghimpun konsolidasi dalam merencanakan strategi pertempuran. Ada beberapa desa yang berperan dalam memberikan tempat perlindungan seperti Pajimatan, Payaman, Girirejo, Siluk, Srunggo, Selopamioro, dan Lanteng (Winarni, dkk, 2013).

Pasca Agresi Militer Belanda II, para pejuang melakukan pembumihangusan bangunan dan tempat strategis di Bantul agar tidak dijadikan pos-pos Belanda. Dampaknya, pemerintahan dan militer dipindahkan ke desa-desa. Imogiri dipilih menjadi pemerintahan dan militer darurat yang berada di Desa Siluk. Wilayah ini dipilih dengan pertimbangan medan yang cukup terjal sehingga sulit dilalui oleh Belanda. Di Desa Siluk inilah dibentuk Pemerintahan Militer Bantul dengan kepala daerahnya yang dijabat oleh Letnan Kolonel Latif, Tirtodiningrat menjadi bupati, dan Kanjeng Labaningrat sebagai sekretaris. Selain itu, di Desa Selopamioro juga berperan dalam memberikan kontribusi berupa rumah evakuasi yang ditangani oleh Palang Merah Indonesia. (Departemen pendidikan dan kebudayaan Museum Benteng Vredeburg, 2019). Selain itu, Desa Siluk juga berperan sebagai markas beberapa anggota Polisi Pelajar Pertempuran (P3). Sebenarnya, di daerah Imogiri bagian selatan masih terdapat desa yang berperan dalam memberikan ruang bagi pengungsi dan para pejuang untuk mendirikan markas, yakni desa Kalidadap, Kajor, dan Lanteng. Desa-desa ini menyambut para pengungsi dan pejuang dengan memberikan tempat tinggal, makanan, dan keperluan lainnya. Bahkan, ikhlas menyumbangkan kas desanya demi tercukupinya keperluan para pengungsi dan pejuang.

Di wilayah Imogiri bagian selatan juga terdapat Desa Selopamioro yang berperan sebagai tempat pengungsian dan pertahanan, baik dari kalangan sipil maupun TNI. Daerah ini dianggap paling aman untuk mengungsi sebab jauh dari lokasi pertempuran dan harus menyebrangi Sungai Oya. Masyarakat Desa Selopamioro menyambut hangat para pengungsi dan pejuang karena ingin berpartisipasi aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Beberapa kebutuhan pengungsi juga telah disediakan secara sukarela, seperti logistik dan tempat tinggal berupa rumah-rumah penduduk. Selain itu, desa selopamioro memperkenankan para tentara untuk mendirikan markas agar bisa Menyusun strategi pertempuran untuk menyerang belanda.

Masih di Imogiri bagian selatan, terdapat Desa Srunggo yang wilayahnya berupa dataran tinggi. Kondisi geografis ini menguntungkan para pejuang untuk mendirikan sebuah markas yang aman. Kolonel Zulkifli Lubis, seorang tentara intelijen, bersama pasukannya pernah bermarkas di Srunggo dengan menempati rumah Kartosari. Di desa ini para pasukan bisa mengawasi gerak gerik Belanda secara leluasa karena berada di dataran tinggi. Desa Srunggo juga berperan sebagai tempat untuk menyembunyikan candu. Pada masa perjuangan, candu merupakan barang berharga yang dapat membiayai perang. Selain sebagai markas pejuang, Srunggo juga menjadi tempat pengungsian, contohnya oleh para pegawai RRI (Handayani, 2018)

Selain desa-desa di wilayah Selatan Imogiri, terdapat beberapa desa yang ada di sebelah Utara. Salah satunya adalah Desa Girirejo sebagai tempat pengungsian sekaligus markas pertahanan para pejuang. Kondisi geografis dari wilayah ini berupa tanah dan lingkungan yang berbukit-bukit menyebabkan sulitnya berkomunikasi dengan media dan tidak dapat bermobilisasi dengan cepat. Oleh karena itu, wilayah ini dipertimbangkan sebagai markas pertahanan agar terlepas dari pantauan Belanda. Beberapa markas yang telah didirikan di desa ini misalnya dibawah Pasukan Widodo dan Pasukan Sardjono (Handayani, 2018).

Disamping itu, Girirejo juga merupakan tujuan favorit untuk tempat pengungsian. Para pengungsi dari luar Imogiri beranggapan bahwa akan merasa aman berada di kawasan ini karena terdapat Makam Raja-raja yang berada di Bukit Merak dan Bukit Pengger (Departemen pendidikan dan kebudayaan Museum Benteng Vredeburg, 2019). Para pengungsi percaya bahwa makam raja-raja mataram islam memberikan berkah sehingga bisa selamat dari bahaya, khususnya kejaran Belanda.  Masih di kawasan Girirejo, terdapat pasukan AURI dan Angkatan kepolisian yang bermarkas di Desa Payaman. Sebelumnya, Jenderal Soedirman juga pernah singgah di desa ini saat melakukan perjalanan gerilya (Uddin, dkk, 2020).

Melalui penjelasan diatas dapat dipahami bahwa banyaknya pengungsi dan pejuang yang berdatangan di Imogiri menyebabkan munculnya permasalahan dalam penyediaan logistik. Kontribusi masyarakat sekitar Imogiri untuk menyikapi hal ini adalah dengan mendirikan dapur umum bagi para pejuang dan pengungsi secara terpisah. Masyarakat desa-desa telah memiliki jiwa patriotisme yang tinggi sehingga secara sukarela menyumbangkan harta bendanya demi terwujudnya dapur umum untuk mencukupi kebutuhan makan para pejuang dan para pengungsi. Dapur umum ini selalu menyediakan makanan bungkus yang disebut “nuk”. Peran dapur umum selain sebagai markas logistic juga memberikan ruang bagi masyarakat dan pejuang untuk saling berinteraksi.  (Winarni, dkk, 2013).  Selain itu, terdapat kontribusi lain yang diberikan oleh masyarakat Imogiri yang disebut dengan “pager desa” yang terdiri dari para pemuda yang berpengalaman memegang senjata. Tugas dari pager desa adalah turut serta membantu para pejuang, misalnya melakukan pembumihangusan terhadap bangunan strategis yang dapat dijadikan pos Belanda, berperan sebagai kurir untuk media komunikasi para gerilyawan, dan merusak beberapa kendaraan Belanda. 

PENUTUP

Imogiri merupakan bagian dari wilayah Bantul yang terletak di sebelah selatan Yogyakarta. Daerah Imogiri khususnya pedesaan memiliki peranan penting pada masa revolusi fisik tahun 1948-1949. Pasca serangan agresi militer belanda II, terdapat permasalahan keamanan di Yogyakarta. Melihat topografi Imogiri yang berupa perbukitan dan cenderung terjal, maka dipertimbangkan menjadi daerah yang aman untuk bergerilya. Imogiri juga memberikan ruang bagi para pejuang untuk mendirikan markas pertahanan. Melalui markas ini, para pejuang menghimpun konsolidasi untuk menyusun strategi pertempuran untuk melawan Belanda. Selain itu, Imogiri juga memberikan ruang untuk menetap bagi para pengungsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun