SEMARANG Â -- Nyamuk Aedes merupakan serangga yang menyukai iklim tropis dengan curah hujan tinggi serta suhu panas dan lembab seperti Indonesia. Â Meningkatnya kasus deman berdarah dengue (DBD) di kota Semarang Jawa Tengah terutama di musim penghujan yang disebabkan adanya genangan air akibat hujan yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes.
Kelurahan Sampangan merupakan salah satu kelurahan dalam kecamatan Gajahmungkur yang memiliki kasus demam berdarah yang sudah memiliki beberapa kasus diawal tahun 2022. Hal ini menyebabkan dilakukannya program Pembrantasan Sarang Nyamuk yang betujuan untuk memberantas perkembangbiakan nyamuk yang mengakibatkan penularan penyakit berbahaya seperti demam berdaraah dengue (DBD) dan malaria yang menyebabkan kematian.
Hal lain yang dilakukan ialah penggunaan obat anti nyamuk banyak digunakan dikalangan masyarakat yang bertujuan untuk mengusir nyamuk atau mematikan nyamuk. Namun penggunaan obat antinyamuk berbahan kimia dalam jangka panjang juga memiliki efek samping yang dapat mengakibatkan gangguan pernafasan, gangguan saraf, kerusakan otak hingga kematian.
Untuk mengurangi dampak jangka panjang dalal penggunaan obat antinyamuk kimiawi yang banyak beredaran dipasaran, Maka dari itu, Mahasiswa KKN UNDIP mencoba untuk membuat obat antinyamuk dari bahan alami yang lebih aman dan ekonomis menggunakan batang serai. Tanaman serai (Cymbopogon citrates) dipercaya dapa mengusir nyamu karena menghasilkan minyak atsiri yang mengandung sitronelal, sitronelol, dan geraniol. Sitronela mempunyai sifat sebagai pengusir nyamuk dan bisanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan lotion pengusir nyamuk.
Senyawa minyak atsiri itu dapat menghalangi reseptor penciuman nyamuk sehingga nyamuk akan menjauhi kita apabila kita memakai produk yang mengandung minyak atsiri tersebut. Daya penciuman nyamuk menjadi target, dengan menyemprotkan ekstrak serai. Zat sitronela itu memiliki sifat racun dan mematikan nyamuk, akibatnya nyamuk akan kehilangan cairan terus menerus (dehidrasi) setelah mencium ekstrak tanaman ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI