Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Senang menulis, pembelajar.

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi. Penulis kumpulan cerpen "Asa Di Balik Duka Wanodya", ,Novel “Serpihan Atma”, Kumpulan puisi”Kulangitkan Asa dan Rasa, 30 buku antologi Bersama dengan berbagai genre di beberapa komunitas. Motto: Belajar dan Berkarya Sepanjang Masa tanpa Terbatas Usia. Fb Nina Sulistiati IG: nsulistiati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi| Ketika Mencintai-Mu Begitu Sulit

1 Agustus 2025   12:32 Diperbarui: 2 Agustus 2025   21:20 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laki-laki sedang merenung. Sumber:Deposit.com

Ketika dunia menawarkan harta
Hatiku segera menyergap tanpa jeda
Namun, saat Dia memanggilku
Aku hanya terdiam, bergeming dalam hitungan waktu
Lidahku kering menyebut nama-Mu
Padahal setiap napasku berasal dari-Mu

Waktu azan memanggilku dalam hening pagi
Aku memilih bergumul dalam kehangatan selimut
Sedang Engkau selalu menanti sejak sepertiga malam
Tapi aku kerap berpaling, mencari dunia yang penuh kefanaan. 

Kubilang aku mencintai-Mu setulus kalbu
Namun hati ini sering mendua rasa
Air mata yang terjatuh bukan karena rindu pada-Mu
Semata urusan dunia yang tak menentu

Baca juga: Puisi Rindu Pada-Mu

Dalam dzikir aku kerap merasa asing
Mengulang lafaz tanpa jiwa yang bermakna
Sujudku bukan penyerahan utuh dari hati yang luluh
Semata karena berharap bahagia dunia hadir nyata
Engkau tak pernah pergi, meski aku menjauh
Engkau tak pernah alpa, walau aku kerap alpa
Kau ketuk atma dalam hampa jiwa

Aku yang sering menjauh dan lupa
Aku yang enggan membaca ayat-Mu
Tapi mengeluh saat hidup tak seperti mau.
Kutuntut bahagia dari-Mu setiap hari
Namun lalai mensyukuri rezeki yang Kau beri

Kuburu dunia seakan abadi
Padahal kubur menanti dalam sunyi.
Ketika cinta pada-Mu jadi sulit kugapai,
Itu bukan karena Engkau menjauh dari pandang
Namun, akulah yang terlalu sibuk meraih langit dunia
Hingga lupa ada surga yang seharusnya utama

Ampuni aku, Ya Rabb yang sering pura-pura tuli
Ketika azan memanggil dengan janji damai sejati
Aku sibuk menata mimpi semu Padahal ketenangan hanya dari-Mu
Ajari aku mencintai-Mu tanpa tapi
Tanpa menunda, tanpa menunggu mati
Agar ketika ajal datang memanggil

Cintaku pada-Mu telah kukunci 
Kukukuhkan di hati yang khusyuk dan tetap
Aku ingin kembali dalam pelukan-Mu
Bukan sebagai umat yang melantur
Tapi sebagai pecinta yang akhirnya mengerti
Bahwa mencintai-Mu adalah bahagia yang sejati

Cibadak, 31 Juli 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun