Mohon tunggu...
Nina Sulistiati
Nina Sulistiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar Sepanjang Hayat

Pengajar di SMP N 2 Cibadak Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Hati

21 Desember 2022   19:52 Diperbarui: 21 Desember 2022   20:08 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://rislah.com/manfaat-motivasi-hijab/

Manusia sejati itu adalah saat dia diberi ujian tidak pernah putus harapan. Dia yakin bahwa setelah hari ini akan ada hari esok, di antara kesulitan Sang Maha Pencipta akan memberikan kemudahan, dan dibalik kepedihan kelak akan ada kebahagiaan. Banyak kenyataan yang terjadi dalam hidup kita adalah mimpi-mimpi kita kemarin, maka tetap bersyukur dan bertawakallah kepada-Nya.

Karina menulis kata-kata tersebut dalam buku diarynya. Kalimat bijak yang dapat menumbuhkan kembali semangatnya jika sedang terpuruk.

Enam bulan sejak kematian Bunda, Karina mencoba untuk bangkit dari keterpurukan. Dia tak ingin memelihara luka lebih lama lagi. Baginya kepergian Bunda adalah takdir Allah yang harus diterimanya dengan ikhlas.

Sejak kematian Bunda, hubungan Ayah dengan dirinya kurang bagus. Dia bertemu dengan Ayah jika sedang ada rapat direksi di perusahaannya. Ayah adalah komisaris di perusahaan tempat Karina bekerja sehingga Ayah akan hadir jika ada rapat direksi.

Mereka tak banyak membicarkan hal-hal pribadi. Berbeda saat mereka masih bersatu dan Bunda masih ada. Sebagai anak semata wayang Karina selalu mencurahkan masalah atau perasaan kepada kedua orang tuanya. Kini hal itu tak pernah terjadi. Jika ada masalah Karina lebih sering mencurahkan kepada Mbok Nah atau kepada Ummi Aisyah, guru ngajinya,  yang sudah dia anggap sebagai ibu angkatnya.

"Assalamualaikum, Neng Karin. Ada tamu yang mencari Neng Karin," seru Mbok Nah dari balik pintu kamar Karina.

"Iya, Mbok. Sebentar saya akan keluar," ujar Karin seraya merapikan gamis dan hijabnya, kemudian nongol di depan pintu kamarnya.

Baca juga: Puisi Rindu Pada-Mu

"Siapa, Mbok?" tanya Karin pelan. Mbok Nah tidak menjawab, dia langsung pergi ke dapur. Hal itu membuat Karin penasaran.

Karina bergegas ke ruang tamu. Di sana dia melihat ada wanita bersama seorang anak kecil berusia sekitar dua tahun setengah.

"Assalamualaikum, Karin," sapa perempuan itu yang tak lain adalah isteri baru ayahnya. Usianya mungkin tak jauh berbeda dengan Karin, mungkin hanya terpaut tiga atau empat tahun saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun