Mentari tampak sumringah. Sinarnya membiaskan cahaya di seluruh ruangan kelas. Meja-meja dan kursi-kursi sudah berjejer dengan rapi     Beberapa siswa sudah hadir di kelas. Ada yang sedang membaca buku dan ada juga yang sedang sarapan. Beberapa siswa lainnya hanya bercakap-cakap dan bercanda.
  "Assalamualaikum, anak-anak!" Sapa Bu Ina sambil menguraikan senyum yang paling indah kepada mereka.
  "Waalaikumussalam,Bu," jawab mereka sambil terlihat kaget.
  Semua siswa terkejut atas kehadiran Bu Ina di kelas. Anak-anak yang sedang sarapan segera memasukan tempat makan mereka ke kolong meja. Anak-anak yang sedang bercanda dan bercakap-cakap segera diam dan mengambil  tempat duduk.
  "Tidak usah kaget. Silakan lakukan aktivitas kalian. Ibu hanya ingin mengecek kondisi kelas kita," ujar Bu Ina sambil berkeliling kelas.
  Bu Ina memang menjadi wali kelas kami di kelas 9a ini. Awalnya  anak-anak  merasa keberatan bila Bu Ina yang menjadi wali kelas kami. Bu Ina terkenal tegas bahkan sedikit galak, itu menurut anak-anak yang kurang disiplin. Mungkin ketegasan dan kedisiplinan Bu Ina itulah yang membuat para siswa menjulukinya guru killer
  "Maaf, Bu. Saya ingin menyampaikan sesuatu," ujarku sambil mendekati Bu Ina.
  "Ya, ada apa  Juna?" tanya Bu Ina sambil menghadap ke arahku dan serius menungguku bicara.
   Inilah yang aku sukai dari Bu Ina. Dia selalu menghargai orang lain meskipun aku muridnya. Aku dipercaya teman-teman untuk menjadi ketua kelas 8a ini sehingga aku harus menyampaikan setiap masalah yang ada di kelas ini.
  "Begini, Bu. Andri dan Wanda sudah tiga hari alpa. Saya sudah menanyakan ke teman-teman lain namun mereka tidak ada yang mengetahui alasan mereka tidak hadir," jelasku panjang lebar
  "Baiklah nanti ibu akan cari alamat mereka.Lalu ibu akan menugaskan kamu dan beberapa pengurus kelas untuk mengunjungi rumah mereka," ujar Bu Ina. Kemudian Bu Ina berlalu dari kelas.
