Mohon tunggu...
eny mastuti
eny mastuti Mohon Tunggu... -

Ibu dua orang remaja. Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Banjir Berita dari Seluruh Dunia, Berita Lokasimu tetap Lebih Menarik

27 Agustus 2017   17:54 Diperbarui: 27 Agustus 2017   22:14 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                        gambar : encrypted-tbn0.gstatic.com

Saat ini banjir informasi menggelontor hari-hari kita. Sumber informasi datang dari masa saja. Baik dari media pemberitaan, maupun masyarakat / perorangan. Media online bermunculan bak jamur di musim hujan. Pengguna medsos bersemangat untuk menjadi pembuat berita atau minimal aktif  share melalui akun pribadi. Maka muncullah serbuan informasi dari kedua jenis sumber itu.

Serbuan informasi ini bisa bermanfaat, karena membuat publik melek informasi dan selalu lebih tau berita terbaru. Namun di sisi lain rendahnya kualitas pendidikan dan minat baca, baik dari sisi pembuat berita maupun masyarakat, ditengarai menjadi faktor yang menyebabkan dunia pemberitaan berpotensi menjadi ajang penyesatan opini.

Produsen berita, baik media maupun perorangan, bisa menyesatkan setidaknya melalui dua cara, yaitu :

1. Rendahnya Pemahaman Ilmu Jurnalistik

Minimya pemahaman tentang ilmu jurnalistik, menyebabkan produsen berita menyuguhkan sajian yang tidak sesuai standar. Misalnya tidak memuat sebagian atau semua unsur berita yaitu 5 W + 1 H.  Menyusun berita hanya berdasar opini tanpa dukungan data fakta. Melanggar norma susila, mengangkat isu sara, menayangkan gambar atau foto yang mengundang kengerian atau hal tidak pantas lainnya.


2. Adanya  Kesengajaan

Produsen berita memahami ilmu jurnalistik / cara menyusun berita sesuai kaidah. Namun karena memiliki 'kepentingan' tertentu, maka berita yang dibuat tidak lagi  fair.  Ada praktik manipulasi data dalam penyusunan berita.  Hal ini biasa disebut framing,mengemas berita dengan hanya mengangkat data fakta yang dianggap menguntungkan dan menyingkirkan yang dinilai merugikan, dalam rangka membentuk opini terhadap suatu peristiwa.

Dalam ' Reporter dan Sumber Berita ', Herbert Strenzt menulis, masyarakat yang ter-informasi ( terdidik- pen.) lebih sehat dibandingkan masyarakat yang lebih condong kapada desas-desus, gosip dan kecurigaan.  

Masyarakt terdidik, akan lebih cermat menyimak  berita. Cermat menilai kredibilitas produsen berita, nara sumber, data fakta yang ditampilkan, serta logika yang terbangun. Sehingga berita palsu / hoax  sulit laku dalam masyarakat dengan pola konsumsi berita semacam ini. Baik berita bohong yang terbuat karena ketidak tahuan maupun yang tersaji karena kesengajaan.

Berita dari Lokasimu tetap Lebih Menarik Perhatian

Hidup di era global dengan media komunikasi digital, menempatkan masyarakat sebagai konsumen berita yang bersumber dari seluruh dunia. Berita populer, tak lagi dibatasi wilayah negara dan benua. Asalkan memiliki nilai berita (news value) tinggi, akan menjadi trending topic.

Meskipun informasi dari segala penjuru dunia menghampiri, tetapi berita dari wilayah sekitar tetap menarik perhatian. Faktor proximity, kedekatan secara geografis dan psikologi, menjadi  daya tarik menyimak berita dari lokasi terdekat. Kurio luar biasa, karena menyediakan layanan informasi "lokasimu", sehingga pengguna dapat membaca berita yang relevan dengan tempat pengguna berada.

Contohnya :

Amerika Serikat sedang ramai dengan aksi unjuk rasa menolak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden. Masyarakat di wilayah saya tetap lebih tertarik kepada berita lokal terbakarnya pasar induk terbesar di kota kabupaten. 

Atau, ketika media massa "dikuasai" pemberitaan tentang Pilkada Jakarta, ternyata di wilayah saya terjadi satu tindak kriminal pembunuhan di tempat ibadah. Sejak itu hingga beberapa hari kemudian, konsentrasi masyarakat bergeser ke peristiwa dan perkembangan kasus. Browsing di internet selalu menyempatkan diri mampir ke media online lokal yang menayangkan berita tersebut. Hingar bingar Pilkada DKI , untuk sementara waktu menjadi kurang menarik.

Pengalaman lain, tentang pentingnya melihat tab 'lokasimu'  pada aplikasi membaca berita Kurio :   Sabtu , 26 Agustus 2017 , masyarakat Jawa Timur dikejutkan adanya berita kecelakaan lalu lintas di kawasan Karangploso Malang. Truk crane diduga mengalami rem blong, sehingga menabrak  beberapa kendaraan yang melintas di lokasi. Dilaporkan kendaraan yang ditabrak : mikrolet, Isuzu Panther dan 10 sepeda motor. Empat korban meninggal dunia dalam laka lantas tersebut.

Sesaat setelah peristiwa yang terjadi sekitar jam empat sore, media sosial dan layanan pesan / WA grup, penuh dengan postingan gambar korban laka lantas serta kondisi kendaraan yang terlibat laka.

Yang menjadi catatan adalah , gambar yang dikirim tidak layak tayang karena terlalu vulgar menampilkan  korban meninggal dan luka yang kondisi nya memprihatinkan. Ini bukti bahwa pengirim gambar / pembuat berita tidak memahami batasan pemuatan gambar korban pada suatu kejadian / musibah/ kecelakaan.

Catatan kedua, data pada berita made in warga, menyebutkan angka korban meninggal secara berbeda-beda. Ada yang menyebut jumlah lebih dari sepuluh orang. Yang lain menulis angka di bawah nya. Akurasi berita tidak muncul dalam infromasi laka lantas ini.

Sayangnya, berita dengan akurasi rendah dan melanggar kaidah serta etika ini, tetap saja dibagikan ke grup lain oleh para pemilik akun,  tanpa proses cek and ricek. Sehingga meskipun keliru, dan  tidak valid, postingan seputar laka lantas Karangploso Malang, tetap saja menjadi viral.

Maka untuk mendapatkan kepastian, cara paling mudah adalah membuka Kurio, langsung ke tab Lokasimu. Dari Kurio, terjawab lah semua pertanyaan seputar laka lantas ini. Sehingga terbebas dari kemungkinan termakan berita bohong.

Kurio selain menampilkan tab lokasi mu juga menghadirkan berbagai kategori lain yang tidak kalah menarik. Kurio memang satu aplikasi untuk semua yang kita minati dan Kurio membuat kita #SelaluLebihTau.

Ponorogo, Agustus 2017

Sumber :

  • Herbert Strenzt, Reporter dan Sumber Berita , Gramedia Pustaka 1993
  • Sepuluh Nilai Berita, Pengertian Framing, Komunikasi Praktis.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun