Mohon tunggu...
Nilna Safira
Nilna Safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - International Relation

Think globaly, act localy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diplomasi Bersih, Diplomasi Islam

13 September 2022   07:48 Diperbarui: 13 September 2022   07:57 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diplomat merupakan perwakilan negara yang diutus untuk merepresentasikan maksud dan tujuan negaranya terhadap pihak lawan. Keahlian yang dimiliki seorang diplomat seperti negosiasi, penguasaan bahasa asing, berfikir kritis dalam menyikapi suatu permasalahan dan perselisihan sangat dibutuhkan untuk memenuhi syarat-syarat dari tugasnya. 

Penguasaan diplomat terhadap suatu persoalan akan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kerjasama antar negara, karena dengan kemampuannya yang mampu menganalisa seluk beluk suatu negara dapat mempengaruhi ketepatan dalam mengambil keputusan sehingga dikemudian hari dapat mencegah terjadinya konflik. Dengan langkah menciptakan perdamaian antar negara diharapkan berujung pada perdamaian dunia.

Dalam mitos Yunani terdapat aktor diplomasi yang merupakan sesosok dewa, ia bernama Hermes. Istilah diplomasi belum dipakai pada saat itu, kegiatan itu diberi dengan sebutan 'mengirim pesan', sehingga Hermes dikenal sebagai dewa 'Pengantar Pesan'.

Ia dikenal suka berkelana dan memiliki kemampuan dalam kesusastraaan serta perdagangan, sehingga dengan beberapa aspek tersebut dapat mendukung proses diplomasi. Selain memiliki sebutan 'Pengantar Pesan', Hermes juga dikenal denga tipu daya dan permainan muslihat yang ia lakukan terhadap lawannya.

Namun dalam dunia Islam, para muslim memiliki role model yang lebih bisa dijadikan patokan, dan lebih tepat untuk dijadikan sebagai panutan. Beliaulah Rasulullah SAW, utusan Allah SWT yang dijadikan Nabi dan Rasul terakhir untuk menyempurnakan segala ajaran yang telah dibawa utusan sebelumnya. 

Sosok yang dijuluki Al-Amin karena kejujurannya, dimana jujur merupakan kunci komunikasi terbaik untuk menghindarkan suatu hal dari sesuatu yang lebih buruk lagi. Rasulullah SAW sebagai penyempurna kenabian, tidak hanya berfokus pada hal-hal yang berkaitan tentang mu'amalah ma'allah (interaksi dengan Allah), namun juga berkaitan dengan mu'amalah baina an-nass (interkasi antar sesama manusia).

Sebagai panutan umat Muslim di dunia, Rasulullah telah berhasil menjadi contoh dan tolak ukur yang konstan sampai saat ini. Maka dari itu, terdapat beberapa kriteria yang membedakan diplomat muslim dan diplomat non-muslim. Beberapa kriteria yang perlu dipenuhi oleh diplomat ialah perihal hirarki landasan atau pegangan hukum yang harus dipatuhi, dimana landasan dasar tesebut akan berpengaruh pada sikap dan atas keputusan yang akan diambil nantinya. 

Landasan yang pertama tentu al-Qur'an yang keabsahannya tak lekang oleh zaman, kemudian Sunnah. Setelah melihat dasar hukum dan tuntunan dari dua sumber utama tersebut barulah diplomat mempertimbangkan keputusan berdasarkan tata karma yang sesuai ajaran moral diplomasi Islam.

Diplomat yang sudah terkualifikasi akan sangat berbeda level dengan diplomat yang 'hanya' berorientasi pada kwantitas semata. Terlebih lagi hal tersebut sangat kentara dalam kriteria atau kualifikasi diplomat Muslim. Beberapa kulifikasi yang dimaksud yaitu moralitas yang baik, amanah yang diemban atas tugasnya, komunikasi yang baik dan tepat, loyalitas serta intelektual yang mumpuni.  

Pada sebuah kesempatan Sir Henry Wottom seorang duta besar Inggris berpendapat bahwa duta besar adalah seorang penipu di luar negeri demi kepentingan negaranya sendiri. Sejalan dengan prinsip diplomasi Barat dan Konvensional yaitu tipu daya. Pendapat tersebut jelas sangat bertentangan dengan kualifikasi yang dipatok oleh Islam.

 Dunia Islam memiliki prinsip dan tuntutan moralitas yang berbeda dari dunia Barat atau konvensional. Diplomasi dalam Islam disebut Diplomasi Bersih, yaitu berkaitan dengan konsistensi tanggung jawab kepada umat sesuai al-Qur'an, mengedepankan kepentingan umat bukan kalangan elitnya saja serta rahmatan lil 'alamin bagi dunia Islam sendiri maupun musuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun