Mohon tunggu...
Niko Simamora
Niko Simamora Mohon Tunggu... Pengajar - Menulis

@nikomamora~\r\nnikosimamora.wordpress.com~\r\nniko_smora@live.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Solusi Mengatasi Bencana Alam di Indonesia

2 November 2010   04:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:54 3216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sebagai seorang mahasiswa yang mendapat kesempatan berguru di perguruan tinggi, saya sungguh bersyukur dibentuk sehingga mempunyai setidaknya sedikit pola berpikir yang kritis terutama dalam menghadapi kejadian-kejadian aktual yang terjadi di muka bumi ini. Secara khusus, dalam menanggapi setiap peristiwa yang melanda negeriku tercinta, Indonesia ini.

Masih segar di ingatan kita, bencana besar yang melanda negeri kita ini. Mulai dari meletusnya Gunung Sinabung, banjir bandang di Wasior, gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai, dan erupsi Gunung Merapi. Belum lagi cerita gunung-gunung api yang aktif kembali. Kita tidak tahu pasti,apa yang akan terjadi ke depan, namun mengingat Indonesia merupakan daerah rawan gempa dan gejala alam lain, bukan tidak mungkin akan ada gejala alam yang menjadi bencana. Dalam hal ini, saya tidak menyebut Indonesia sebagai daerah rawan bencana, karena menurut saya gejala alam menjadi bencana bila kita tidak mempunyai persiapan untuk menghadapinya. Ini yang menjadi poin utama, karena saya dengar bahwa Jepang bisa bersahabat dengan gempa dan tsunami. Kalau pendengaran saya salah, mohon koreksi.

Oleh karena itu, apa yang bisa diperbuat? Jawabannya banyak, apalagi kalau yang ditanya adalah politisi..hehehe.. Kalau menurut saya, hal yang pertama adalah menyesal. Ya, sudah sepantasnya kita menyesal dulu. Coba kita lihat negeri kita, negeri yang besar dengan jumlah penduduk yang banyak namun dengan sedikit ahli-ahli kebumian. Tentu saja kita menyesal, selama ini ada apa dengan pendidikan kebumian kita? Perhatikan, sebegitu tidak berminatnya anak-anak bangsa mendalami ilmu-ilmu kebumian di Indonesia. Di kampus saya, hal inipun masih di-anaktiri-kan. Daya tampung minim, peminat minim, sehingga mendukung minimnya fasilitas belajar. Ironi, bila dibandingkan dengan menjamurnya sekolah ekonomi, bisnis, hukum, politik, dan sebagainya. Pada kenyataannya, iklim ekonomi, politik, ataupun hukum pun tidak terlalu beres. Namun jangan tenggelam dalam rasa penyesalan, yang paling penting adalah bagaimana bangkit dari keterpurukan. Mari kita bangun kembali pendidikan kebumian yang bisa membawa kita bersahabat dengan gempa, tsunami, letusan gunung api, dan sebagainya. Tidak ada kata terlambat untuk bangkit.

Ini hanya sedikit solusi dari saya yang belum jadi apa-apa. Sedang belajar di fakultas ilmu dan teknologi kebumian, namun belum punya banyak pengetahuan. Semoga tulisan ini bermanfaat, setidaknya untuk orang-orang yang mau membacanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun