Mohon tunggu...
Nikolaus Anggal
Nikolaus Anggal Mohon Tunggu... Dosen - Hidup adalah perjuangan

Hidup adalah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pilar Utama Pembentuk Sumberdaya Manusia Indonesia yang Adaptif dan Kreatif di Era Globalisasi

10 Mei 2022   11:25 Diperbarui: 10 Mei 2022   11:35 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia


Izinkanlah saya menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka Wisuda II Sarjana Strata I Sekolah Tinggi Kateketik Pastoral Katolik (STKPK) Bina Insan Tahun 2021 dengan tema " Pilar Utama Pembentuk Sumber Daya Manusia Yang Adaptif dan Kreatif Di Era Globalisasi".

Globalisasi yang didukung oleh perkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh dalam berbagai sektor kehidupan manusia baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Globalisasi menyatukan manusia di dunia dalam satu keluarga besar dan menyadari akan nasib dan tanggung jawab yang sama; dunia menjadi satu kampung (a global village).

Dalam ensiklik Centesimus Annus (CA) Yohanes Paulus II menegaskan bahwa globalisasi yang integral mesti mempersatukan dan tidak boleh memisahkan analisanya dari 6 faktor yang dilihatnya sebagai hal yang sedang bertumbuh, setelah perang dingin, dan suatu tatanan dunia baru dalam ensiklik tersebut. Keenam faktor tersebut adalah politik, masyarakat, ekonomi, budaya, negara dan lingkungan.

Fenomena globalisasi tidak bisa dihindari lagi oleh masyarakat dunia. Namun, hasil kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menunjukkan Indonesia ternyata belum siap menghadapi fenomena tersebut, terutama di bidang ekonomi. Kepala LIPI, Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, pudarnya batasan budaya dan interaksi masyarakat menciptakan suasana borderlessworld yang merupakan situasi hilangnya batas-batas sosial.

Dr. Ahmad Najib Burhani, peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (P2KK) LIPI selaku Koordinator Penelitian Global Village memaparkan bahwa LIPI telah melakukan survei dengan jumlah responden sebanyak 4.561 orang di tiga daerah untuk mengukur Indeks Kesiapan Masyarakat (IKM). Tiga daerah tersebut yaitu provinsi Sumatera Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. 

Hasil survei menunjukkan angka absolut IKM dari ketiga provinsi sebesar 51,25 dari angka minimum 26,77 dan maksimum 82,20 dari skala 1-100. Cukup mengejutkan, masyarakat di tiga provinsi tersebut masih relatif belum siap dalam menghadapi fenomena globalisasi, terutama dalam bidang ekonomi.

Keberadaan sumber daya manusia Indonesia yang melimpah sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar dalam memimpin perekonomian khususnya di kawasan Asia Tenggara karena persentase penduduknya yang 40,58% lebih banyak dibandingkan negara-negara anggota ASEAN lainnya.

Namun dari segi kualitas SDM, meskipun Bank Dunia melaporkan Indeks Sumber Daya Manusia Indonesia pada 2020 naik sebesar 0,54, dari 0,53 pada tahun 2018 ( Tetapi posisi Indonesia tetap dibawah Negara-negara ASEAN). Hal ini sebagaimana hasil laporan The Human Capital Index (HCI) 2020.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan sumber daya manusia (SDM) Indonesia memiliki masalah dalam produktivitas kerja. SDM Indonesia kurang cepat dalam menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan. Nadiem pun mencontohkan adanya perawat yang dikirim ke Jepang untuk bekerja. 

Namun, baru tiga bulan berada di sana sudah dikembalikan lagi ke Tanah Air karena kecepatan kerja mereka kurang, belum disiplin saat bekerja,  dianggap tak kreatif, belum bisa berkomunikasi dengan baik, kurang mampu berkolaborasi, kurang mampu berpikir kritis, tidak peka terhadap lingkungan, dan tidak memiliki jiwa berkompetisi serta tidak  bisa mengambil keputusan secara mandiri.

  • Melihat kondisi sumberdaya manusia Indonesia tersebut, urgensitas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang adaptif, kreatif, inovatif, kompetitif dan produktif, yang mampu menyelesaikan pekerjaan secara cepat, memiliki kedisiplinan yang tinggi, mampu berkomunikasi dengan baik, mampu berkolaborasi, mampu berpikir kritis, peka terhadap lingkungan, dan memiliki jiwa berkompetisi serta mampu mengambil keputusan secara mandiri merupakan suatu keharusan di era globalisasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun