Mohon tunggu...
Nikolaus Loy
Nikolaus Loy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen HI UPN Veteran Yogyakarta

Menulis artikel untuk menyimpan ingatan. Menulis puisi dan cerpen untuk sembuh. Suka jalan-jalan ke gunung dan pantai. Suka masak meski kadang lebih indah warna dari rasa.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Di Balik Ribut-Ribut Konser Taylor Swift

14 Maret 2024   10:09 Diperbarui: 18 Maret 2024   19:39 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matematika musik menggabungkan bahan mentah angka, nada, interval, kata-kata, tanda-tanda menjadi sebuah sajian yang enak didengar, menggerakkan hati penikmatnya. Matematika musik hanya 7 angka tetapi jadi jutaan lagu, dari yang paling cadas sampai paling melow.

Teknologi sangat mempengaruhi perkembangan musik modern. Dulu produksi alat musik merupakan arts yang sangat bergantung pada keterampilan, perasaan, intuisi pembuatnya. Teknologi mengubah produksi musik sebagai proses teknis.

Saat ini, alat musik seperti gitar, piano, drum, gendang, organ diproduksi dengan teknologi presisi yang sama dengan presisi komponen mesin. Dulu, hanya orang yang paham nada bisa menyetem sebuah gitar. Saat ini, Anda hanya perlu menggunakan program yang bisa diakses online untuk menyelaraskan nada-nada senar gitar.

Dalam pentas besar, teknologi sound, pencahayaan, tata panggung, kostum menjadi bagian penting dari pertunjukan musik modern.

Dalam bentuk repeating dan post repeating, musik menyeberangi batas geografis, batas negara, batas sosial budaya, batas psikologis, batas waktu dan generasi. Teknologi digital mengubah cara orang menikmati musik. Seseorang tidak perlu membeli tiket konser untuk menikmati Cold Play, Taylor Swift atau Lady Gaga.

Teknologi streaming, membawa konser ke kamar rumah. Cukup memberi screen lebar, sistem sound yang mumpuni, konser menginvasi ruang privat. Tidak hanya ruang privat rumah, tetapi ruang privat. Qolbu. Kedalaman jiwa.

Teknologi membawa musik menyeberangi batas-batas generasi. Seorang remaja penggemar Blackpink, dapat mendengar dan menikmati Bohemian Rhapsody milik Queen, Bed of Roses John Bon Jovi, November Rain Gun's and Roses atau Enter the Sand Man punya Metalica. Semua mungkin karena teknologi rekaman dan video YouTube.

Industri musik juga dikelola sama dengan perusahaan bisnis lain. Musik melibatkan input yakni lagu, penyanyi, alat musik. Diproses melalui pabrik perusahaan rekaman. Didistribusikan melalui pemegang hak siar, konser, berbagai platform seperti YouTube, TikTok, Spotify, Soundcloud dan yang lain.

Ketika jadi industri, musik menempatkan orang lain (pencipta) ke dalam pengalaman orang lain (pendengar). Ia terlepas pengalaman batin komposer dan menjadi bagian dari pengalaman batin personal para pendengarnya. Seorang yang patah hati mungkin dapat melihat dirinya sendiri dalam lagu Ed Sheran, Dancing on My Own Seorang yang ingin menyimpan kenangan, melihat dirinya sendiri dalam Remember us this Way, Lady Gaga.

Orang-orang dari latar suku, budaya, agama, negara, ideologi, pendidikan dapat berjingkrak bersama saat mendengar musik. Musik menyeberangi kelas sosial. Jazz yang berasal komunitas Afro-American, New Orleans, akhir abad 19; saat ini masuk ke ruang-ruang konser kelas atas di seluruh dunia. Demikian juga Blues. Dangdut yang dulu musik rakyat jelata masuk acara wisuda di universitas dan ruang istana presiden. Karena itu, orang menyebut musik sebagai bahasa universal.

Musik itu ekonomi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun