Memilih untuk menjadi guru berarti kita harus siap menghadapi berbagai hal dalam kegiatan pembelajaran, termasuk tantangan. Tantangan yang harus dihadapi oleh guru bermacam-macam, salah satunya adalah ketika harus mengajar anak yang memiliki kesulitan dalam belajar.Â
Dalam psikologi, kesulitan belajar pada anak adalah suatu kondisi yang menimbulkan hambatan dalam proses belajar sehingga anak tidak dapat belajar dengan sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar yang mungkin dihadapi setiap anak berbeda-beda.Â
Tentu kesulitan belajar pada anak tidak boleh dibiarkan. Kesulitan belajar pada anak harus ditangani dengan benar dan tepat. Dan disinilah tantangan bagi seorang guru itu muncul, yaitu bagaimana agar bisa mengajar dan membantu mengatasi kesulitan belajar anak dengan baik.Â
   Salah satu bentuk kesulitan belajar pada anak adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). ADHD adalah gangguan mental yang menyebabkan anak kesulitan dalam memusatkan perhatian. Penyebab ADHD pada anak bisa dari faktor genetik, lingkungan, kerusakan otak, dsb. Adapun masalah atau perilaku anak ADHD adalah:
a.Tingkat ketidakpeduliannya tinggi
b.Tidak berpikir sebelum mengatakan atau melakukan sesuatu
c.Sulit beraktivitas dengan tenang (tidak mampu mengontrol dan menyesuaikan aktivitas fisiknya dengan kondisi)
d.Keterampilan belajar dan sosialnya kurang berkembang
e.Menghindari tugas yang membutuhkan upaya mental yang berkelanjutan
   Dengan beberapa perilaku atau ciri tersebut tentu akan berpengaruh pada kegiatan belajar anak. Anak yang ADHD kurang bahkan tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan baik seperti anak normal pada umumnya.Â
Yang itu artinya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru dalam mengajar anak ADHD. Ketika guru memiliki peserta didik yang ternyata adalah anak ADHD, maka guru harus bekerja lebih keras dalam mengajar. Guru harus bisa memberikan treatment khusus agar anak ADHD tersebut bisa terbantu saat kegiatan pembelajaran berlangsung.Â