Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dagadu Djogja & Kafe Gibran = Antek Dajjal?

9 Mei 2015   15:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:13 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_416160" align="aligncenter" width="618" caption="PKSpiyungan mengutip Jonru."][/caption]

Kader PKS yang menjelma jadi provokator dan penebar kebencian terbesar abad ini, Jonru, didukung situs yang digawangi kader partai dakwah namun juga getol dalam hal provokasi dan upaya memecah belah bangsa, PKSpiyungan, berusaha memporakporandakan kafe baru anak Presiden Jokowi.

Postingan Jonru yang dishare PKSpiyungan tentang gambar orang bermata satu di kafe milik Gibran Rakabuming Raka yang menjual martabak manis merek Markobar, berhasil memancing kemarahan orang. Postingan Jonru dan PKSpiyungan akhirnya jadi rujukan sejumlah media mainstream.

Bisa ditebak. Mereka dengan dalih pemurnian agama pun ramai berkomentar. Ada yang mengumpat, memaki dan tak sedikit yang mengusulkan kafe ini diserang dan ditutup paksa. Padahal saya sendiri yakin Jonru dan kader-kader PKS yang ada di balik situs propaganda hitam berjudul PKSpiyungan itu tak pernah datang sendiri ke Kafe Markobar.

Mereka hanya kebetulan melihat foto orang yang selfie, dan tanpa sengaja menangkap sesuatu yang layak dijadikan bahan bullying untuk kembali menyerang Presiden dengan isu SARA, sesuai dengan arahan tugas yang dibebankan kepada mereka. Itu pun sudah cukup bagi mereka untuk menyimpulkan bahwa Gibran adalah pemuja Dajjal.

Isu SARA memang isu murahan sekaligus sangat mujarab, makanya akan terus dipakai spesies semacam Jonru dan orang-orang di balik PKSpiyungan itu untuk berbuat rusuh. Selain memang sudah menjadi tugas mereka untuk terus memprovokasi, dari postingan berbau SARA itu situ hits untuk FP Jonru dan situs PKSpiyungan tinggi sehingga iklan berdatangan. Dan syukur-syukur Indonesia jadi kacau balau sehingga mereka bisa bermain di air keruh.

Saya jadi ingat merk kaos yang sangat terkenal dan menjadi oleh-oleh wajib kalau Anda pergi ke Kota Yogyakarta. Yang akrab dengan Yogyakatta atau Kota Jogja pasti kenal merk “DaGaDu”. DaGaDu yang bisa diartikan “matamu”, sebuah umpatan kasar khas orang Jawa, juga berlambang mata satu. Pemilik DaGaDu sengaja tidak mendaftarkan merk sehingga menjadi pemilik hak paten, semata agar banyak pedagang kecil bisa memproduksi, memasarkan dan sukses serta mulia bersama-sama.

Kalau Jonru dan orang-orang di balik PKSpiyungan itu konsisten dan benar-benar tanpa pretensi, mestinya sudah dari dulu menyebarkan propaganda bahwa pemilik usaha DaGaDu, penggemar DaGaDu dan semua pemakai kaos, topi, dan alas kaki merk juga dicap sebagai pemuja dajjal dan wajib diwaspadai.

Nah, berani nggak Jonru dan PKSpiyungan konsisten, selain mangklaim Gibran sebagai antek dajjal juga menyerang DaGaDu dengan isu yang sama??? Dengan demikian Jonru dan markas PKSpiyungan yang ada di Piyungan, Gunungkidul juga bagian dari Yogyakarta bisa-bisa didatangi orang sejagat raya para penggemar DaGaDu yang ingin foto selfie dengan para provokator kelas wahid yang punya daya khayal tingkat tinggi itu. Tentu saja mereka tidak akan melakukan itu karena DaGaDu gak ada hubungannya dengan Presiden Jokowi, sosok yang harus terus menerus mereka serang.

Sabarlah, Gibran… Berdasarkan pengamatan sederhana saya pribadi sih, restoran atau warung yang diserang dengan isu SARA bukannya gulung tikar, malah tambah laris aja.

[caption id="attachment_416161" align="aligncenter" width="435" caption="Lambang dajjal, eh lambang merk DaGaDu"]

14311612041413501327
14311612041413501327
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun