Sewaktu SD, guru wali kelas mendata bakat/kemampuan murid-muridnya. Saya yang terbilang cerewet dan dikategorikan sebagai seorang pemberani ini terdata berbakat menyanyi. Aaah, ini  pangkal kekacauannya nih. Hahaha. Â
Setiap hari Minggu, saya dan putri wali kelas saya dan seorang adik kelas lagi diikutkan kegiatan latihan menyanyi yang ada di rumah guru wali kelas 6. Kebetulan wali kelas 6 ini pembina Karang Taruna yang punya kegiatan orkes di tempat kami. Â
Karena sebenarnya saya tak bakat/minat nyanyi, tentu saja saya yang paling banyak berbuat kesalahan saat latihan berlangsung. Saya tak bisa membedakan kapan saya waktunya mulai menyanyi dan kapan harus berhenti.Â
Pokoknya nyanyi aja. Asal bersuara. Yang ada para pemain musiknya yang keteteran mengikuti saya. Hehehe. Â Akhirnya saya musti dikode dulu supaya tahu kapan waktunya memulai bersuaranya.
Suatu kali saat latihan berlangsung, saya ditanya mau menyanyikan lagu apa? Saya jawab saya mau menyanyikan lagu Pasrah. Ada tetangga saya yang senang nyetel musik dengan nada lumayan kencang. Jadi suaranya terdengar sampai rumah saya. Saya sampai ikut hafal lirik lagu dari  penyanyi-penyanyi lawas yang diputarnya itu. Lagu Pasrah itu salah satunya. Â
Tak lama kemudian musik pun mulai dimainkan. Dan untuk kesekian kalinya, mereka harus memberi kode ke saya. Saya pun langsung bersuara setelah mereka mengkode. Nah, saat giliran saya bersuara, saya sempat mengalami kebingungan. Â
"Kok  gini yah? Kok nggak sama kayak yang diputar tetangga?"pikir saya.
Saya menatap bingung ke arah pemain musiknya. Saya amati, wajah mereka juga terlihat bingung. Mungkin mereka juga bertanya-tanya, ini lagu apaan sih? Kok liriknya nggak pas sama sekali?
Tapi karena musik jalan terus, saya pun nyanyi terus. Hingga Pak guru wali kelas 6 yang juga ada di situ berseru menyuruh menghentikan nyanyian saya. Musik berhenti. Begitu pula saya.
"Niken itu lagu apa ?"tanya Pak guru wali kelas 6.
"Lagu Pasrah pak,"