Mohon tunggu...
Nika Sevtia
Nika Sevtia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Uang dan Ruang dalam Politik

10 Mei 2019   22:14 Diperbarui: 10 Mei 2019   22:31 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Stop Money Politics!

Haus jabatan, sudah menjadi rahasia umum. Uang dan Politik diibaratkan seperti halnya nasi dan lauk. Makan nasi tanpa adanya lauk itu hambar, tidak menjadikan adanya rasa nikmat. Berani terjun ke dunia politik berarti berani mengeluarkan modal yang besar. Apalagi bagi mereka yang baru pertama kali terjun ke dunia tersebut. Sudah seharusnya seorang politikus mempunyai jaringan yang luas agar kedudukannya di dunia politik dapat didukung. Namun, bagaimana ceritanya jika dia bukanlah orang yang terkenal? Disinilah peran uang untuk mencuri perhatian dan mencari ketenaran agar dia terpilih dan menang.

Seberapa pentingkah uang dalam kancah politik? Tidak bisa dipungkiri jika uang merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh di duni perpolitikan. Bagaimana tidak, orang yang tadinya tidak popular dan tidak mempunyai kapasitas bisa begitu saja menggapai suatu kedudukan yang juga begitu banyak diinginkan oleh orang-orang. Bagi mereka yang mempunyai uang. Maka tidak akan ada kesulitan untuk berkampanye dengan membayar berbagai awak media sosial maupun iklan lainnya untuk memperkenalkan diri dan visi misi mereka.

Fenomena politik uang ini sudah sangat lumrah di Indonesia. Bahkan gejala-gejala tersebut hingga saat ini semakin akut. Permainan politik sudah sangat sulit untuk dijauhkan dari istilah money politics. Seakan-akan hal ini sudah menjadi sebuah "trend" turun temurun yang selalu menghiasi dunia perpolitikan Indonesia baik nasional maupun lokal.

Menjelang PEMILU khususnya  yang sudah terlaksana pada April lalu, kerap acap kali kita mendengar berita-berita adanya "serangan fajar" dari mereka para calon anggota dewan. Dalam konteks yang demikian, uang sudah seolah-olah menjadi dewa penolong untuk menarik perhatian masyarakat sehingga kekuasaan tersebut dapat terealisasikan.

Uang tidak bersalah, dia bisa memberikan makna positif jika digunakan dengan hal-hal yang wajar. Seperti halnya kegiatan-kegiatan legal dan mempunyai implikasi dan dampak positif. Namun sebaliknya, jika penggunaan uang itu sudah diawali dengan niat yang negatif. jadi, uang dapat berkonotasi negatif bergantung pada siapa dan untuk siapa uang itu digunakan. Uang bisa menjadi sumber malapetaka bagi orang-orang yang rakus. Dia semakin menampakkan wujudnya yang buruk jika dipermainkan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.

Lihatlah kasus yang menimpa Bowo pada Pemilu wilayah Jawa Tengah. Pada 28 Maret 2019 dinyatakan sebagai tersangka oleh KPK karena menggunakan uang sebagai serangan fajar. Hal itu hanyalah salah satu contoh dari segelintir kasus lainnya. Sangat-sangat merugikan bangsa bahkan bagi dirinya sendiri.

Tragisnya lagi, dengan maraknya kasus inilah nantinya istilah "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin" akan bersemi. Karena, orang-orang yang mempunyai jabatan dengan sekehendak hati mempermainkan wewenang dan kekuasaannya. Dengan demikian, tidak keliru lagi jika uang disebutkan sebagai alat pembeli suara.

Berpijak dari fenomena tersebut, sepertinya penyelewangan uang di dunia semakin merajalela. Tidak ada yang bisa menindak lanjuti untuk memberhentikan semuanya. Jika terus menerus begitu, pada akhirnya tujuan menjadi seorang politikus bukanlah untuk memajukan negara, tetapi untuk merenggut hak-hak bangsa negara. Lebih cocok menjadi seorang pengusaha daripada menjadi seorang politikus jika niatnya untuk uang.  Melalui realitas tersebut, benih-benih kebobrokan moral masyarakat nantinya akan terlihat jelas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun