Mohon tunggu...
Mia Kurniawati
Mia Kurniawati Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi jurusan Public Relations-Universitas Budi Luhur. Sagat suka membaca dan menulis. Mempunyai mimpi besar untuk menjadi pengusaha di bidang komunikasi kelak. Salah satu anggota Merry Riana Campus Ambassador dan siap menjadi inspirasi di masa depan :-)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Punkers di Jakarta

11 Juni 2012   13:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:06 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keberadaan anak Punk di Jakarta dapat dikatakan seperti sebuah fenomena yang sangat meresahkan masyarakat. Punkers ( sebutan untuk anak punk ) sering kali masuk ke angkutan umum dengan keadaan mabuk berat atau bahkan sakau untuk meminta uang penumpang angkutan umum. Sebelum Punkers mengamen, bernyanyi dengan tidak jelas, mereka selalu mengeluarkan kata-kata yang menjurus ke ancaman atau menakut-nakuti. Tidak jarang mereka melakukan tindakan yang menakukkan, seperti menyayat-nyayat silet ke tangan atau memakan silet.
Penampilan sangar dengan baju yang compang camping dan bau badan yang sangat tidak enak menjadikan Punkers sebagai sosok yang dihindari dan ditakuti. Walaupun keberadaan Punkers ini meresahkan bagi masyarakat, namun belum terlihat penanganan serius dari pemerintah atau kepolisian untuk berusaha mengurangi jumlah Punkers ini. Hal ini terbukti dari masih banyak berkeliaran anak Punk di area sekitar ciputat, kebayoran, ciledug, atau wilayah Jakarta lainnya.
Dari beberapa sumber menyebutkan aliran Punk merupakan sebuah gaya hidup anak muda yang bebas dan dapat berbuat sesukanya terutama dalam mengeluarkan kreativitas. Namun, fenomena yang terjadi di Jakarta berbeda. Punkers tidak lebih dari sosok yang menakutkan dan mengancam masyarakat.
Memang benar Punkers memiliki hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, tetapi seluruh masyarakat juga mempunyai hak untuk merasa aman, tanpa harus merasa terintimidasi atas ancaman-ancaman anak Punk tersebut.
Semestinya pemerintah bertindak lebih tegas dan cepat dalam mengatasi fenomena ini. Terlalu miris rasanya apabila penumpang kendaraan umum seperti bus, kopaja atau angkot yang sudah tidak nyaman dengan keadaan kendaraan umum masih ditambah dengan kehadiran Punkers yang meresahkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun