Mohon tunggu...
nida nurhasanah
nida nurhasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas pamulang

hallo saya Nida nurhasanah biasa dipanggil nida,Saya adalah orang yang senang dan mudah bersosialisasi, bertemu, bahkan bekerja sama dengan orang yang baru saya kenal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Produk UMKM Keripik Pisang KeBu

2 Juli 2022   09:06 Diperbarui: 2 Juli 2022   09:12 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                                                                                          PRODUK UMKM KERIPIK PISANG KeBu.

Pisang adalah salah satu buah yang mudah diolah menjadi beberapa camilan. Salah satu nya adalah dibuat keripiki pisang. Keripik pisang sangat banyak peminatnya dan mudah di temui. Keripik pisang yang dijual di pasaran umumnya berasa gurih asin dan manis, namun keripik pisang ini. sangat berbeda karena keripik pisang yang dibuatnya tidak mengandung bahan sintesis. 

Ibu Sri Hastuti, selaku pelaku UMKM asal Sleman, Yogyakarta, membuat camilan keripik pisang tanpa bahan pengawet sintesis. Beliau berinovasi membuat camilan ini dikarenakan sang anak memiliki alergi terhadap pemanis, pewarna, dan pengawet pangan sintesis. Oleh karena itu, Ibu Sri Hastuti membuat brand camilan yang tidak mengandung bahan tambahan sintesis dan terciptalah KeBu Keripik Pisang. Keripik dengan varian rasa tradisional yang menjadikan KeBu keripik pisang ini berbeda dengan brand lainnya. 

Keripik pisang KeBu ini menggunakan bahan baku yang didapatkan langsung dari perkebunan para petani di sekitar wilayah Gunung Kidul, Bantul, dan Sleman. Beliau menjelaskan bahwa semua bahan baku yang digunaan 100% alami tanpa adanya bahan sintesis.

 Keripik Pisang KeBu memiliki 5 varian rasa yaitu coklat, pedas, caramel, asam manis, original/asin. Untuk bumbu coklat, beliau langsung memasok dari petani kakao yang ada di Gunung kidul, sementara bumbu serta rempah-rempah diperoleh dari pedagang tradisional.

 Untuk proses produksi, selama pandemi beliau bisa menjual produknya hingga 100 pack per hari dengan dibantu oleh dua orang karyawan. Keripik Pisang KeBu menggunakan system FIFO (First In First Out) yaitu proses pengolahan bahan baku langsung menjadi produk untuk dijual sesegera mungkin, sehingga tidak menyisakan bahan baku dalam waktu lama dan setelahnya langsung dikemas menggunakan plastic kedap udara. Produk KeBu ini dapat bertahan selama 4-5 bulan dalam kondisi kedap udara dan ditempatkan di ruangan yang tidak terpapar sinar matahari langsung. 

Kendala yang dialami beliau adalah bagaimana cara mengedukasi kepada konsumen bahwa produknya berbeda dengan kompertitor yang sejenis. Dan juga selama pandemi beliau merasakan dampak yang sangat signifikan yakni anjloknya penjualan produknya secara offline. Masa pandemi mempengaruhi kebijakan pemerintah yang mengakibatkan minimnya wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta, sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat menurun khususnya di sector kuliner berkonsep oleh-oleh. Untuk itu beliau mengalihkan penjualan offline ke pemasaran online. Beliau menggunakan media social seperti instagram, facebook hingga masketplace untuk pemasaran dan promosi

Sumber: https://mnews.co.id/read/fokus/menikmati-camilan-keripik-pisang-sehat-produksi-umkm-lokal/

Disusun Oleh Kelompok 6 Tugas KWU :

- Dinda Sabilah (211011200619)

- Meida Fajar Wati Zai (211011200255)

- Nida Nurhasanah (211011200778)

- Stevanny (211011200254)

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun