Ada konsep lain dari dekorasi ini. Dekorasi yang dijelaskan di atas menandakan peristiwa kelahiran Tuhan Yesus.Â
Terlepas dari itu, di gereja lain, berdasarkan yang saya baca dari harian Kompas edisi Minggu, 24 Desember 2017, ada beberapa gereja yang kreatif dalam memperingati Natal kali ini.Â
Seperti di Gereja Kristen Pasundan (GKP) Depok, Jawa Barat, pohon Natal terbuat dari kepingan CD (compact disc, bukan CD yang lain, ya) yang disusun membentuk pohon Natal. Kerlap-kerlip yang dipantulkan dari keping CD ini yang membuatnya tampak menawan.
Di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Balun, Lamongan, Jawa Timur, selain sederhana dan unik, juga menunjukkan suatu kerukunan antarumat beragama.Â
Dekorasi berupa pohon Natal besar dibuat dari berbagai bahan bekas, antara lain kardus bekas, botol bekas, koran bekas, hingga plastik kresek bekas.
Yang menarik, pohon Natal tadi tidak hanya dikerjakan jemaat saja. Namun juga bersama warga sekitar, meski berbeda keyakinan. Berdasarkan kutipan yang saya baca, dekorasi tersebut dikerjakan bersama para LA Mania, suporter klub Go-jek Traveloka Liga 1, Persela Lamongan, dan juga bersama warga yang mayoritas beragama Muslim, juga warga yang beragama Hindu.Â
Seperti hal tersebut, kiranya Natal juga membawa kedamaian. Meski sederhana, Natal juga mempersatukan negeri ini, yang belakangan terkotak-kotak, karena hal politis sebenarnya.Â
Toleransi antarumat beragama adalah wujud dari Natal itu sendiri. Karena Natal juga mempersatukan, representasi dari Bhinneka Tunggal Ika, semboyan negara kita.
Tema Natal tahun ini adalah "Hendaklah Damai Sejahtera Allah Memerintah dalam Hatimu" yang ditentukan berdasarkan Kolose 3:15.