Mohon tunggu...
Nico Erdi Purwanto
Nico Erdi Purwanto Mohon Tunggu... Penjelajah -

Ecclesia et Patria - Ora et Labora ||| Ikuti saya di Instagram melalui akun @nicopurwanto

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Natal, Kesederhanaan, Kreativitas, dan Toleransi

28 Desember 2017   11:48 Diperbarui: 28 Desember 2017   11:58 3801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada konsep lain dari dekorasi ini. Dekorasi yang dijelaskan di atas menandakan peristiwa kelahiran Tuhan Yesus. 

dokpri
dokpri
Ada kelahiran, pasti ada kematian. Di sisi sebelah kanan mimbar (dekorasi kelahiran ditempatkan di sebelah kiri mimbar), tentang peristiwa "kematian" tadi ditempatkan. Dekorasinya berupa salib besar, dihiasi dengan kertas bekas wadah semen, disulap menjadi suatu pegunungan (mengingatkan pada bukit Kalvari atau Golgota, tempat penyaliban Yesus). Plus juga ada beberapa tanaman dengan maksud menimbulkan kesan tempat yang hidup. Agar lebih memaknai 'kematian', tata pencahayaan dan kain diatur sedemikian rupa hingga kesan 'seram-suram' bisa ditampilkan.

Terlepas dari itu, di gereja lain, berdasarkan yang saya baca dari harian Kompas edisi Minggu, 24 Desember 2017, ada beberapa gereja yang kreatif dalam memperingati Natal kali ini. 

Seperti di Gereja Kristen Pasundan (GKP) Depok, Jawa Barat, pohon Natal terbuat dari kepingan CD (compact disc, bukan CD yang lain, ya) yang disusun membentuk pohon Natal. Kerlap-kerlip yang dipantulkan dari keping CD ini yang membuatnya tampak menawan.

Di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Balun, Lamongan, Jawa Timur, selain sederhana dan unik, juga menunjukkan suatu kerukunan antarumat beragama. 

Dekorasi berupa pohon Natal besar dibuat dari berbagai bahan bekas, antara lain kardus bekas, botol bekas, koran bekas, hingga plastik kresek bekas.

Yang menarik, pohon Natal tadi tidak hanya dikerjakan jemaat saja. Namun juga bersama warga sekitar, meski berbeda keyakinan. Berdasarkan kutipan yang saya baca, dekorasi tersebut dikerjakan bersama para LA Mania, suporter klub Go-jek Traveloka Liga 1, Persela Lamongan, dan juga bersama warga yang mayoritas beragama Muslim, juga warga yang beragama Hindu. 

dokpri
dokpri
Di Gereja saya di kampung juga unik. Gereja di kampung saya adalah Gereja Kristen Jawa (GKJ) Pugeran - Gunungkidul, Yogyakarta, yang mempunyai satu gereja induk dengan lima gereja pepanthan. Di salah satu pepanthan inilah yang menampilkan pohon Natal sederhana, yakni pepanthan Sumberejo. Panitia menampilkan pohon Natal yang terbuat dari jerami, yaitu pakan ternak berupa batang dan daun padi yang dijemur terlebih dahulu. Kemudian pohon Natal ini dihiasi dengan lampu hias dan juga aksesori Natal lainnya.

Seperti hal tersebut, kiranya Natal juga membawa kedamaian. Meski sederhana, Natal juga mempersatukan negeri ini, yang belakangan terkotak-kotak, karena hal politis sebenarnya. 

Toleransi antarumat beragama adalah wujud dari Natal itu sendiri. Karena Natal juga mempersatukan, representasi dari Bhinneka Tunggal Ika, semboyan negara kita.

Tema Natal tahun ini adalah "Hendaklah Damai Sejahtera Allah Memerintah dalam Hatimu" yang ditentukan berdasarkan Kolose 3:15.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun