Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Manusia, Alam, Lingkungan

22 Februari 2016   01:44 Diperbarui: 22 Februari 2016   02:11 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Komunikasi lingkungan adalah bidang dalam disiplin ilmu komunikasi, serta metafield yang melintasi disiplin ilmu. Penelitian dan teori dalam lapangan dipersatukan oleh fokus topikal pada komunikasi dan hubungan manusia dengan lingkungan. Sarjana yang mempelajari komunikasi lingkungan mereka sangat peduli dengan cara orang berinterkasi (berkomunikasi) tentang dunia alam, karena mereka mempercayai bahwa komunikasi tersebut memiliki efek luas pada waktu krisis lingkungan terutama yang disebabkan oleh manusia. Catatan ini menguraikan beberapa cara peneliti yang memepelajari penggunaan teori komunikasi lingkungan yang ada untuk pertanyaan khusus mereka tentang hubungan manusia-alam.

Pusat komunikasi lingkungan asli adalah asumsi-asumsi berikut ini : cara-cara berkomunikasi kuat emmeperngaruhi persepsi kita tentang dunia hidup; pada gilirannya, persepsi ini membantu membentuk bagaimana kita mendefinisikan hubungan kita dengan dan dalam alam dan bagaimana kita bertindak terhadap alam. Banyak teori komunikasi lingkungan termasuk asumsi bahwa representasi masnuia-alam, baik verbal atau non verbal, publik atau interpersonal, tatap muka atau komunikasi tertarik dimediasi. Ini berarti bahwa komunikasi tentang alam diinfoemasikan oleh konteks dan kepentingan sosial, ekonomi, dan politik.

Karena hubungan manusia dengan lama dinegosiasikan dalam bentuk komunikasi budaya, media massa, komunikasi publik, komuniaksi interpersonal, budaya populer, dan sebagainya, menarik teori komunikasi lingkungan membentuk teori budaya, teori media, teori retorika, teori gerakan sosial, dan teori budaya pop. Dengan cara ini, peneliti teori komunikasi lingkungan telah mengakses teori yang sudah ada untuk melayani kerangka kerja sebagai kerangka konseptual untuk pertanyaan dan studi mereka.

Misalnya, dalam sutdi media komunikasi lingkungan, peneliti menggunakan teori framing untuk menganalisis media liputan lingkungan, menemukan, misalnya bahwa mdia mainstream semakin membingkai aktivis lingkungan (eco-sabotase). Dalam memeriksa menifestasi budaya hubungan manusia-alam dalam komunikasi tatap muka, beberapa peniliti menggunakan pendekatan etnografi. Komunikasi ingkungan diperkirakan telah muncul sebagai bidang pada awal tahun 1980an di Amerika Serikat yang membentuk tradisi retoris. Christine Oravec menganalisis wacana konsevasionis dan preservasionis di awal 1900-an. Sementara kerja awal komunikasi lingkungan tidak terbatas pada teori retorika, berbagai komunikasi lingkungan yang pentign telah muncul dan membentuk aplikasu teori retorika, termasuk eksplorasi sejarah luhur dengan alam dan penjelasan dari penggunaan retoris.

Atas dasar agenda 21, DAC memiliki pernyataan kelestarian lingkungan sebagai salah satu tujuan strategis dalam membentuk abad 21. Pengembangan kapasitas di lingkungan semakin muncul sebagai pendekatan kunci, yang melibatkan proses komunikasi multi-faceted antar lembaga, interaksi dan konsesus antar aktor. Namun, banyak menerapkan lembaga menyadari bahwa proyek lingkungan dan rencana aksi sering memiliki keberhasilan yang terbatas karena inovasi dan solusi mereka tawarkan adalah tidak sepenuhnya “dimiliki” oleh orang yang bersangkutan. Alasan untuk keberhasilan terbatas ini mungkin termsuk kendala besar yang dihasilkan dari cara orang berpikir atau berpeilaku sebagai berikut :

·  Asumsi pada bagian dari lingkungan hidup percaya bahwa fakta-fakta ilmiah dan keprihatinan ekologi yang meyakinkan dan menarik pada mereka sendiri. Namun apa yang memepengaruhi orang melihat, dipengaruhi emosi dan sosialisasi, serta dengan alasan dan pengetahuan.

·  Konflik kepentingan yang diperjuangkan oleh para pemangku kepentingan, tidak dinegosiasikan oleh pemegang saham, pendekatan konfrontatif akan menyebabkan penyebaran informasi satu arah (mengabaikan pemahaman), bukan mengandalkan komunikasi dua arah ‘berbagai makna’ dan ‘menang-menangan’ situasi.

Komunikasi lingkungan (environmental communication) adalah penggunaan yang direncanakan dan proses komunikasi strategis dan produk media untuk mendukung efektifitas pembuatan kebijakan, partisipasi publik dan pelaksaan proyek diarahkan terhadap kelestarian lingkungan. Tertanam dalam komunikasi didefinisikan dengan strategi baik, DevCom membuat efisien penggunaan metode, instrumen dan teknik yang mapan dalam komunikasi pembangunan, pendidikan orang dewasa, pemasaran sosial, penyuluhan pertanian, public relation, pelatihan non-formal dan bidang lainnya.

     Proses pembelajaran meliputi pengetahuan, niali-nilai, sosial-ekonomi dan keterampilan teknis yang terkait dengan prosedur yang memfasilitasi perubahan norma dan praktek terhadap pembangunan berkelanjutan melalui tindakan pemecahan masalah. Dari perspektif jangka panjang kedua, komunikasi lingkungan membangun pengetahuan faktual pendidikan mengenai kompleks resmi sistem ekologi dan interkoneksi mereka dengan intervensi manusia di tingkat lokal, regional dan global.

Dalam perdebatan pengembangan berkelanjutan saat ini, komunikasi dan pendidikan sebagai kekuatan pendorong dari lingkungan, proses pembelajaran harus berdampak setidaknya pada dua tingkat :

·  Persepsi lingkungan : sebagian besar ditentukan oleh konteks budaya, visi, gaya hidup dan pertimbangan nilai yang diperoleh melaui komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun