Mohon tunggu...
Nickolaus Ardian
Nickolaus Ardian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar SMA Kanisius Jakarta

Saya merupakan pribadi yang terus ingin belajar hal baru dan mengemban pengalaman yang dapat memaksimalkan seluruh potensi di dalam diri saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi

12 Maret 2023   21:23 Diperbarui: 12 Maret 2023   21:32 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa pandemi telah berdampak pada banyak aspek kehidupan manusia, termasuk kesehatan mental. Penurunan aktivitas sosial, ketidakpastian ekonomi, dan keterbatasan ruang gerak membuat banyak orang merasa stres, cemas, dan depresi. Hal ini disebabkan masa transisi dan penyesuaian yang sulit dilakukan sehingga banyak manusia yang kurang dapat mengendalikan perubahan yang sedang terjadi. Banyaknya perubahan kebiasaan dalam segi pekerjaan, sosialisasi, dan mobilitas yang membuat mental masyarakat menjadi terganggu.

Pandemi COVID-19 juga membatasi banyak aktivitas sosial dan ekonomi, yang menyebabkan isolasi sosial dan ekonomi, kekhawatiran, dan kesepian. Selain itu, terbatasnya akses ke layanan kesehatan mental juga berkontribusi pada meningkatnya masalah kesehatan mental. Contoh nyatanya adalah bagi para pebisnis restoran yang dimana sebelum pandemi restorannya banyak dikunjungi, menjadi sangat sepi ketika terjadi pandemi. Akibatnya, dari banyak restoran yang tutup di masa pandemi, dapat sangat berdampak terhadap kondisi ekonomi yang berujung kepada kesehatan mental pemilik restoran.

Masalah kesehatan mental yang meningkat dapat memiliki dampak jangka panjang pada individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dampak yang mungkin terjadi antara lain peningkatan risiko bunuh diri, penurunan produktivitas, dan peningkatan biaya perawatan kesehatan. Oleh karena itu, perlu ditemukannya solusi-solusi untuk menjaga kestabilan mental para masyarakat yang berdampak pandemi COVID-19. Hal ini perlu diterapkan untuk tetap berpikir positif dan terhindar dari masukan yang bersifat negatif selama pandemi. Beberapa solusi yang dapat dilakukan.

Pertama, berbicara dengan teman atau keluarga tentang perasaan yang dirasakan. Hal ini dapat membantu dalam melepas seluruh beban pikiran yang ada, yakni melalui orang-orang yang dekat dengan kita. Dengan menceritakan seluruh beban pikiran kita, hal ini dapat membuat pikiran kita menjadi lebih ringan, ditambah masukan-masukan dari orang-orang terdekat yang mampu menjadi masukan positif dan sumber semangat dalam menjalani keseharian kita. Selain itu, hal ini dapat memperkuat relasi dengan kerabat kita selama masa pandemi.

Kedua, menjaga keteraturan dalam rutinitas harian, seperti bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari. Kebiasaan rutinitas sehari-hari merupakan kunci dalam menentukan perasaan kita di hari itu. Apabila kita sudah memulai hari dengan bermalas-malasan, kurang bersemangat dan tidak membiasakan hidup bersih, hal ini menjadi awal hari yang buruk sehingga kesehatan mental kita menjadi tidak stabil. Untuk memulai hari dengan mental yang baik, kita harus melakukan rutinitas yang teratur seperti membersihkan kamar, makan yang teratur, dll.

Ketiga, meningkatkan aktivitas fisik dan menghabiskan waktu di luar rumah selama mungkin. Dalam menjaga kesehatan mental, kesehatan fisik merupakan salah satu kunci keberhasilan utama. Apabila kita memiliki kebiasaan yang teratur dalam melakukan aktivitas fisik, maka kita akan terbiasa untuk hidup disiplin dan hal tersebut membuat mental kita menjadi sehat dalam menjalani sehari-hari. Selain itu, aktivitas fisik menjadi salah satu sarana yang baik untuk melepas seluruh beban pikiran ketika kita sedang stress dan berbeban berat.

Keempat, mengurangi konsumsi media sosial dan berita yang terkait dengan pandemi. Pada era digital saat ini, ketika banyak sekali informasi yang dapat kita akses dimanapun kita berada, terkadang hal tersebut bukannya menjadi informasi tambahan yang menambah wawasan, namun justru menjadi beban pikiran yang membuat kita semakin takut dan cemas akan situasi saat ini, khususnya pandemi. Banyaknya berita-berita negatif yang berkaitan dengan pandemi membuat kecemasan semakin meningkat. 

Oleh karena itu, kita tidak harus selalu memperhatikan berita-berita terkini seperti kasus kematian, dan yang lainnya. Namun, yang terpenting adalah tetap waspada akan segala ancaman pandemi yang ada dengan menerapkan protokol kesehatan.

Kelima, mencari dukungan dari profesional kesehatan mental jika memerlukan bantuan yang lebih serius. Hal ini merupakan solusi terakhir apabila memang tidak ada lagi cara yang dapat mengatasi kesehatan mental kita selama pandemi. 

Kita dapat meminta bantuan tenaga kedokteran sendiri seperti psikolog atau psikiater untuk berkonsultasi dan menemukan cara-cara terbaik yang dapat menjaga kestabilan mental kita selama masa pandemi ini. Terkadang kita membutuhkan bantuan ahli untuk menemukan cara dalam mengatasi permasalahan.

Kita harus ingat bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik di masa pandemi ini. Dengan menerapkan solusi-solusi tersebut, kita dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh pandemi pada kesehatan mental kita dan mengatasi tantangan yang dihadapi. Kesehatan mental merupakan kunci untuk menjaga kesehatan dan kehidupan kita dalam segala situasi di pandemi COVID-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun