Mohon tunggu...
Arkaning putra
Arkaning putra Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Seorang mahasiswa DKV Isi Yogyakarta, Alumni Animasi Grafika Malang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Konsensus Sepihak tentang Pedestrian: Parkir Jalan Malioboro

17 Mei 2016   16:05 Diperbarui: 17 Mei 2016   16:21 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Malioboro: sumber | goodnewsfromindonesia.org

Tempat parkir dan tukang parkir Malioboro merupakansalah satu dari Integrasi Sosial dalam Jalan Malioboro. Integrasi memiliki 2pengertian, yaitu; (1) Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosialdalam suatu sistem sosial tertentu; dan (2) Membuat suatu keseluruhan danmenyatukan unsur-unsur tertentu. Kesuksesan integrasi sosial menurut Sauter danHuettenmoser (2008), mempergunakan tiga dimensi untuk mengukur integrasi sosialdalam kajian ruang publik, antara lain :

  1. Dimensi struktural, yang berkaitan dengan aksesibilitas dan penggunaan ruang.
  2. Dimensi interaktif, yang terkait denganhubungan sosial, jenis aktivitas pada ruang publik serta adanya kemungkinanpartisipasi pada aktivitas dan pengambilan keputusan di tingkat lokal.
  3.  Dimensisubjektif, yang terkait dengan kepuasan personal terhadap pengelolaanlingkungan serta persepsi mengenai keterlibatan warga secara sosial

Dari paparan Sauter dan Huettenmoser bisa dilihatsebagai bagian dari unsur integrasi sosial, kawasan parkir Malioboro, sekarangini mengalamin penurunan integrasi karena belum siapnya sarana berkaitan denganrelokasi tempat parkir tersebut. 

Kesimpulan

Dengan menggunakan teori 3 dimensional Sauter danHuettenmoser dalam kajian ruang publik dan integrasi sosialnya dapat dijabarkan hubungan antara kelancaran pengeksekusian suatu kebijakan dan“pendapat umum” atau konsensus. Dampak negatif yang lebih jauh dari pembentukan“pendapat umum” ini adalah, timbulnya kesenjangan antara pembuat regulasi danmasyarakat yang sebagai unsur dari integrasi sosial yang akan diregulasi. 

Kesenjangan antara regulasi dan obyek regulasi akanmenimbulkan timbal balik yang negatif dalam integrasi sosial. Hal tersebutditandai dengan munculnya beberapa kecurangan-kecurangan dalam regulasi.Kemudian kecurangan personal (personalscam) ini akan berkembang menjadi kecurangan yang sitemik (systemic scam). Pada tahap inipengawasan akan dan penegakan regulasi akan sulit. Hal ini karenakanpembangunan struktur regulasi diatas landasan pasir yaitu, pendapat umum yangkurang teruji.

Daftar Pustaka

DirektoratJenderal Perhubungan Darat. (1996), StudiStandarisasi Perencanaan Kebutuhan Fasilitas dan Perpindahan Angkutan Umum diWilayah Perkotaan. Jakarta: Departemen Perhubungan Darat.

Dr. phil. Astrid S. Susanto. 1975, PendapatUmum. Bandung: P.T Karya Nusantara.

Khisty,C.Jhotin dan Lall,B. Kent. 2005, Dasar-dasar Rekayasa Transportasi,Bandun: Penerbit Erlangga.

Hobbs,F. D. 1995, Perencanaan dan Teknik LaluLintas. Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit Gajah Mada University Press. 

Sauterdan Huettenmoser. 2008, Liveablestreet and social inclusion. Urban design international (2008), volume 13, 67-70. www.palgrave-journals.co.uk/udi



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun