Begitu menerima pesanan binjai dari seorang pelanggan, tanpa ba-bi-bu aku langsung memilih rambutan binjai yang sudah dipesan olehnya melalui video call kepadaku. Karena rezeki harus dijemput, bukan ditunggu. Maka gerak cepat aku harus meluncur menuju rumahnya. Ya, bulan ini dikenal dengan musim panen raya rambutan. Dan, pelanggan lama sudah paham benar kalau aku dikenal mereka selalu menyuguhkan rambutan binjai pilihan. It's ok, aku terima kepercayaan pelanggan pada rambutan binjai yang kujual.Â
Hingga pagi itu, seorang pelanggan lama memesannya sebanyak 10 kg yang katanya buat buah tangan para tamu yang sedang berkunjung ke rumahnya. Binjai sudah kukemas. Sementara kios tempat jualanku, kutitipkan kepada pedagang kerupuk kulit yang bersebelahan dengan kiosku. Melaju secepat kilat ke rumah sang pelanggang dengan Beat tuaku. Binjai sudah di tangan sang pelanggan. Aku segera pulang ke kiosku dengan terburu-buru karena saat kutitipkan kepada penjual kerupuk kulit, binjaiku sedang dikerubuti banyak pembeli.Â
"Kang, coba lihat! Akang pakai sandalku yang sebelah kiri ya?" ujar sang pelanggan melalui panggilan video call. Secepat kilat kulirik ke bawah, "Ya Tuhan!" Sandal usang di kaki kananku memasang tampang cemberut karena berdampingan dengan sandal Hush Puppies milik sang pelanggan binjai 10 kg tadi di kaki kiriku.