Mohon tunggu...
Siti Kurniati
Siti Kurniati Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

menulis, merupakan generasi qurani

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lenyaplah Lara, Sambutlah Sukacita

5 Juli 2019   17:26 Diperbarui: 5 Juli 2019   17:31 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: sahabatnesia.com

#kenangan untuk Emak

Berhari-hari, kau merintih, menahan rasa berdenyut di tulang rusukmu.Tulang yang jadi penyangga hidupmu.
Berjam-jam, kau diam. Kau pendam. Kau nikmati alunan denyut ngilu yang tak henti melenggok di tubuhmu.
Detik demi detik, kau lewati tanpa titik. Meski ngilu tak henti menggigit.

Kau gigit bibirmu sebagai ganti mengucap aduh atas nyerimu. Komat-kamit berdesis
lafazkan kalimah toyibah, agar nyerimu berubah jadi pahala.

Ikhtiar sedang kau lakoni. Berbutir-butir amunisi peredam nyeri, kau telan habis. Kau sambangi para ahli demi tuntaskan penasaran yang terpendam di hati.
Hingga tiba masanya, dihadiahkan padamu setitik pulih. Berangsur luruh dari rusukmu.
Kau kabarkan warta dari Ilahi. Bahwa nyerimu, ngilumu ... menuju sirna atas ikhtiarmu. Semua atas izin-Nya.

Haturkanlah pujian untukNya, yang telah kembalikan ragamu sepulih semula. Sambutlah sukacita tanpa alpa pada titah-Nya.
Usailah sudah lara yang kau rasakan. Lara yang kau pendam. Lara yang kau tahan. Selama tiga pekan lamanya. Gantilah dengan lantunan ayat-ayat pengingat pada-Nya.

#allahumaghfirlahuwarhamhuwa'afihiwa'fu'anhuwaakrimnuzulahuwawassi'madkhalahu

alwaysEmak

sept, 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun