Apakah amanah itu? Amanah adalah salah satu sifat terpujinya diri Rosulullaah SAW, di mana beliau memiliki sifat dapat dipercaya. Gelar Al-Amin yang beliau dapatkan, harus bisa menjadi suri teladan bagi seluruh umatnya, termasuk para orangtua. Barang siapa yang tak bisa menjaga amanah, akan digolongkan ke dalam orang munafik,na’uudzubillaahimindzaalik..
Seperti dikatakan dalam hadits Rosulullah SAW :
إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Tanda-tanda orang munafik ada tiga : “jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanah ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lalu apa amanah Allah SWT dalam keluarga?
Tidak lain adalah anak. Yaa… Anak adalah amanah Allah SWT yang tidak boleh disia-siakan oleh para orangtua. Saking beratnya mengemban amanah ini, di akherat nanti, setiap orangtua akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT..Subhaanallaah…
Bagaimana orangtua melaksanakan amanah itu ? Tentunya melaksanakan amanah tidaklah mudah seperti membalikkan kedua telapak tangan. Orangtua tidak hanya sebatas bisa memenuhi kebutuhan jasmaninya saja,namun wajib pula memenuhi kebutuhan rohaniahnya. Orangtua tidak hanya memenuhi kebutuhan sandang, papan dan pangannya saja, namun wajib pula memenuhi kebutuhan jiwa dan hatinya. Apa saja kebutuhan jiwa dan hati? Pendidikan agama tentang keimanan dan ketauhidan merupakan dua kebutuhan hati yang paling dasar, yang harus ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini.
Ketauhidan adalah ilmu tentang keesaan Allah,di mana kewajiban orangtua mengajarkan dan menanamkan 2 kalimat persaksian asyhadu allaa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammadar rosuulullaah..Tugas ayah dan ibulah yang pertama kali untuk mengajarkan bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah. Sedangkan keimanan merupakan ilmu tentang keyakinan diri bahwa Allah SWT itu ada. Orangtua muslim wajib mengajarkan kepada putra putrinya bahwa adanya manusia karena Allah itu ada. Allah ada karena terbukti ada ciptaanNya.
Kewajiban menanamkan pentingnya pendidikan agama terutama keimanan dan ketauhidan, merupakan tugas utama orangtua, apalagi seorang ibu yang disebut sebagai madrosatul’ula bagi anak-anaknya. Ibulah yang harus menjadi sekolah pertama bagi putra putrinya agar mereka mampu tumbuh menjadi pribadi muslim dan muslimah yang dicintai Kholiknya.
Anak yang lahir diibaratkan kertas kosong sebagaimana dijelaskan dalam Teori Tabula Rasa oleh John Locke. Teori ini merupakan sebuah konsep yang menjelaskan bahwa manusia dilahirkan dengan pikiran yang kosong, seperti sebuah kertas putih yang belum ditulis, sebuah kertas putih yang polos dan bersih. Ia tidak mempunyai dosa dan kesalahan serta keburukan. Tugas orangtuanya membuat kertas itu tetap putih atau mungkin bisa saja membuat kertas itu jadi hitam.Na’uudzubillahi min dzaalik..
Teringat satu sabda Rasulullah SAW dalam sebuah riwayat
عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ إِنْسَانٍ تَلِدُهُ أُمُّهُ عَلَى الْفِطْرَةِ وَأَبَوَاهُ بَعْدُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah; kedua orang tuanyalah yang menjadikannya penganut agama Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.'' (HR Bukhori)
Dari hadits di atas, sangat jelas diterangkan bahwa peran orangtua, sangatlah penting dalam membentuk keimanan putra putrinya. Mau imankah atau tidak berimankah anak, pastinya hasil dari pendidikan yang diberikan orangtua kepada anak sejak dini bahkan dalam usia kandungan. Mengapa demikian? Yaa,sejak dalam kandungan,,halal haramnya makanan serta asupan gizi yang dimakan sang ibu, akan mempengaruhi janin yang dikandung. Begitu pula aktivitas ibadah yang dilakukan orangtua saat anak masih dikandung, akan berdampak pula pada kehidupan anak, kelak ia lahir dan menjalani kehidupan.
Ketika orangtua mampu menanamkan kebaikan kepada putra putrinya sejak dini, in syaa Allah putra putri mereka akan tumbuh menjadi pribadi muslim muslimah yang baik. Namun sebaliknya, bila menanamkan kejelekan, pastinya akan menjadi pribadi yang tak diharapkan. Orangtua pula yang akan menanggung resiko dari apa yang kita tanamkan kepada anak-anak. Seperti pepatah “Siapa yang berani menanam, pasti ia akan menuai dari apa yang telah ia tanam.”
Jadi sangatlah jelas,tugas orangtua muslim dalam menjaga anak yang merupakan amanah Allah SWT. Mereka harus betul-betul dijaga keimanannnya, ketauhidannya, akhlaqnya, ibadahnya juga penanaman kebaikan dalam bentuk apapun. Pembiasaan-pembiasaan yang baik, yang diberikan sejak dini kepada putra putri kita,akan tertanam kelak hingga dewasa. Mereka akan senantiasa berusaha,menjaga marwah diri dan keluarga.
Potongan salah satu ayat dalam AlQur’an berbunyi :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka………. “
[ Q.S. At-Tahrîm/66:6]
Ayat AlQur’an ini merupakan amanah kepada kita untuk senantiasa menjaga keluarga, termasuk di dalamnya menjaga putra putri kita agar senantiasa berbuat kebaikan yang kan membawa ke syurgaNya, aamiin..aamiin…
Tulisan Nia Kurniawati, PGPAUD 6 UM Kuningan
#tugas matkul Pendidikan Anak dalam Keluarga_Dosen Bapak Erik,M.Pd.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI