Kata "Atom" berasal dari bahasa Yunani, yaitu atomos yang memiliki arti tidak dapat dibagi. Pada sekitar 300 - 450 tahun sebelum masehi, ada dua orang ahli filsafat Yunani yaitu, Leukippus dan Democritus. Dua orang filsuf Yunani ini mengatakan bahwa, semua materi disusun oleh partikel-partikel yang sanngat kecil dan tidak dapat dibagi-bagi. Partikel-partikel kecil ini disebut dengan "Atom". Partikel-partikel kecil atau yang disebut atom pada awalnya belum ada yang mampu melihatnya secara langsung atau menggunakan alat.
Pada pertama kali teori atom muncul merupakan hasil dari pemikiran bukan melalui eksperimen. Konsep mengenai atom tidak mengalami perkembangan. Setelah itu, beberapa tahun kemudian timbul perdebatan antar ilmuan. Nah, dengan adanya hal ini maka menimbulkan berbagai macam model atom yang terus berubah-ubah karena terus diperbarui setiap waktu. Perkembangan teori atom dilakukan untuk menyempurnakan teori-teori sebelumnya. Penemuan yang terkait teori atom dimulai pada tahun 1800. Terdapat beberapa tokoh yang melakukan pengembangan terkait teori atom. Tokoh-tokoh pada perkembangan teori atom memiliki pemikiran yang tidak sama. Berikut, merupakan beberapa tokoh yang melakukan pengembangan terkait teori atom:
Teori Atom Dalton
Pada sekitar tahun 1803, seorang ahli kimia berkebangsaan inggris yang bernama John Dalton membawa teori Demokritus ke dalam teori atom modern pertama. Dalton melakukan percobaan yang digunakan untuk mengetahui segala tentang atom, dan mencoba menjelaskan reaksi-reaksi tentang suatu zat. Selain itu, inti atom suatu unsur bisa berubah menjadi unsur lain. Setelah tahun 1808, Dalton mempublikasikan teorinya tentang atom melalui buku yang berjudul "A New System Of Chemical Philosophy". Model atom Dalton merupakan model atom yang paling sederhana. Dalton mengemukakan atom merupakan bola pejal yang tidak bermuatan. Selanjutnya, atom adalah kesatuan terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi. Selain itu, dalam reaksi kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan atom. Namun, pada teori Dalton masih memiliki banyak kelemahan karena tidak dapat menjelaskan bagaimana atom sebagai bola pejal dapat menghantarkan arus listrik serta tidak bisa menggambarkan bagaimana cara atom saling bergabung.
Teori Atom J. J Thomson
Model atom yang kedua disampaikan oleh seorang fisikawan Inggris bernama Joseph John Thomson atau yang dikenal dengan J.J Thomson memiliki teori yang berbeda dari sebelumnya, karena teori Thomson melakukan eksperimen secara detail. Pada tahun 1897 J.J Thompson melakukan percobaan menggunakan sinar katoda dengan John S. Townsend dan H. A Wilson. Eksperimen ini, dikenal dengan "Percobaan Sinar Katoda". Model atom Thomson dikenal dengan sebutan "Roti Kismis". Mengapa begitu? Karena muatan negatifnya atau elektron yang menyerupai kismis mengelilingi atom yang bermuatan positif. Â Thomson menyatakan atom adalah bola pejal bermuatan positif yang pada keadaan tertentu terdapat elektron yang bermuatan negatif. Selain itu, terdapat juga pernyataan bahwa muatan positif dan negatif pada atom besarnya sama. Hal ini, menjadikan atom bermuatan netral. Suatu atom tidak memiliki muatan positif atau negatif yang berlebihan. Pada teori Thomson juga memiliki kelemahan yaitu, Thompson tidak dapat menjelaskan bagaimana susunan muatan positif dan jumlah elektron yang terdapat di dalam bola. Selai itu, inti atom juga tidak dapat dijelaskan.
Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1911 seorang fisikawan dari Selandia Baru bernama Ernest Rutherford menemukan model atom ini. Rutherford melakukan eksperimen yang dikenal dengan hamburan sinar alfa. Eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui bahwa struktur atom yang melibatkan penembakan partikel alfa bermuatan positif pada lempengan atau pelat emas tipis. Lalu, sinar alfa yang dipantulkan oleh lempengan emas tersebut dideteksi pada layar. Kesimpulan dari model atom ini adalah atom terdiri dari inti atom di bagian pusat, dimana elektron mengelilingi inti atom dengan lintasan tertentu dengan memancarkan gelombang elektromagnetik.
Pada model atom Rutherford memiliki kelemahan yaitu, Atom pada keadaan yang tidak stabil karena adanya energi yang dipancarkan elektron yang lama-lama akan menyusut serta pada jari-jari lintasannya akan mengecil. Lintasan tidak akan berbentuk lingkaran dengan jari-jari yang sama, namun, akan menjadi putaran berpilin yang mendekati intinya sehingga akhirnya elektron akan bersatu dengan intinya. Dengan demikian, elektron yang memiliki lintasan yang menciut maka waktu putarannya pun akan mengecil, frekuensi yang dipancarkannya akan menjadi beragam. Atom tidak akan menunjukkan spektrum garis tertentu namun hanya akan menunjukkan spektrum yang berulang-ulang.
Teori Atom Bohr