Mohon tunggu...
NUR HELIYANDI
NUR HELIYANDI Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris bagi anak-anak istimewa

Nama saya Nur Heli Yandi, saya adalah seorang guru bahasa Inggris di salah satu sekolah luar biasa di Provinsi Bangka Belitung.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Praktik Baik Meningkatkan Pemahaman Membaca Kalimat Deskriptif Menggunakan Media Quizizz

2 Desember 2022   14:21 Diperbarui: 2 Desember 2022   14:31 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegiatan praktik baik ini dilaksanakan di SLB Negeri Tanjungpandan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang merupakan satu-satunya sekolah luar biasa di kabupaten Belitung. Kegiatan praktik baik ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris peserta didik khusus nya pada pemahaman membaca kalimat deskriptif  peserta didik kelas 12 tunagrahita—peserta didik dengan hambatan intelektual. Penerapan praktik baik ini dilaksanakan mulai tanggal 26 Oktober sampai 8 November 2022.

Kegiatan praktik baik yang dilaksanakan pada kelas 12 tunagrahita SMALB Tanjungpandan ini dilatar belakangi oleh kesulitan peserta didik dalam memahami kalimat bahasa Inggris khususnya pada kalimat deskriptif, selain itu peserta didik juga kesulitan untuk memerhatikan pelajaran untuk waktu yang lama. Saat pembelajaran dikelas, peserta didik lebih tertarik pada hal-hal tertentu dikelas, misalnya pada jam dinding yang bergerak, suara kipas angin, ataupun bermain dengan teman dikelas. Hal ini sangat erat hubungannya dengan hambatan intelektual yang dimiliki oleh peserta didik pada kelas ini. Namun, keadaan ini tidak menjadi alasan bagi guru untuk menyerah pada peserta didik. Keadaan tingkat kecerdasan peserta didik kelas 12 tunagrahita berada pada rentang 50-75, beberapa siswa memiliki rentang tingkat kecerdasan diatas 75, namun secara keseluruhan mereka menunjukan kemampuan akademik yang cendrung sama. Peserta didik dengan tingkat kecerdasan 50-75 dikategorikan sebagai peserta didik mampu didik (educable).  Peserta didik pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara dengan anak regular pada kelas 5 sekolah dasar. hal ini artinya dengan pendekatan, metode, teknik, dan media pembelajaran yang tepat peserta didik bisa mencapai tingkat keberhasilan akademik yang baik.

Praktik baik ini menjadi penting untuk dibagikan karena mengingat sedikitnya jumlah guru bahasa Inggris pada sekolah luar biasa, yang mana hal ini menjadikan informasi terkait pengajaran bahasa Inggris disekolah luar biasa sangat minim. Semoga dengan adanya praktik baik ini bisa menjadi referensi pendekatan, metode, teknik, dan media pengajaran yang sesuai bagi guru bahasa Inggris disekolah luar biasa untuk meningkatkan kemampuan membaca peserta didik berkebutuhan khusus.

Pada praktik baik ini saya berperan sebagai guru yang mempunyai tanggung jawab untuk merencanakan proses pembelajaran dengan menyusun perangkat ajar seperti RPP, materi ajar, media ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), serta metode penilaian, melaksanakan proses pembelajaran secara efektif, dengan menggunakan pendekatan, metode, teknik, dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif, dan melakukan evaluasi pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Tiga tahapan dalam proses ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa pada kalimat deskriptif.

Dalam menerapkan praktik baik ini dikelas 12 tunagrahita, saya menemukan beberapa tantangan yang harus saya hadapi dan selesaikan. Tantangan ini muncul dari berbagai aspek yang berhubungan dengan pembelajaran dikelas, seperti peserta didik, guru, dan kondisi lingkungan kelas.

Tantangan pertama yang dihadapi guru tentunya berkaitan langsung pada kondisi peserta didik, pada praktik baik ini peserta didik yang mengalami kesulitan pembelajaran adalah peserta didik berkebutuhan khusus, mereka memiliki kemampuan akademik, mental, dan psikomotorik yang lebih rendah dibanding anak-anak pada sekolah umum. Pada proses pembelajaran, tantangan yang paling sulit ialah bagaimana menjaga agar peserta didik tetap berkonsentrasi penuh pada proses pembelajaran, dan juga bagaimana menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang mudah dipahami oleh peserta didik. Tidak jarang juga dalam proses pembelajaran peserta didik menunjukan sikap yang kurang kooperatif, misalnya, marah didalam kelas, mudah teralihkan dengan objek lain, dan bermain dengan teman dikelas.

Tantangan kedua ialah tantangan yang dihadapi oleh guru. Tantangan pertama yang dihadapi oleh guru ialah menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan , minat peserta didik berkebutuhan khusus, dan karakteristik materi yang diajarkan. Karena tidak semua model pembelajaran akan bekerja dengan baik dalam suatu kelas, maka guru harus menentukan model pembelajaran yang benar-benar sesuai dengan keadaan dikelas. Tantangan kedua ialah menentukan dan membuat media pembelajaran yang bisa memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dikelas. Sehingga materi pembelajaran tersebut bisa dengan mudah dipahami oleh peserta didik dan juga bisa menjaga konsentrasi mereka selama pelajaran berlangsung.

Tantangan ketiga yang juga menjadi bagian krusial dalam praktik baik ini adalah kondisi lingkungan kelas, dimana lokasi kelas yang agak jauh dari sambungan internet sehingga mengharuskan guru menggunakan hotspot data pribadi untuk menghubungkan semua perangkat laptop agar mendapatkan sambungan internet yang cepat. Selain itu, perangkat projector yang terbatas disekolah menjadikan guru harus bergantian menggunakannya. Semoga kedepannya tiap kelas disekolah kami bisa memilik proyektor untuk pembelajaran, agar guru dapat menggunakannya kapan saja saat dibutuhkan.

Terdapat beberapa langkah yang dilakukan guru dalam melakukan praktik baik ini. Langkah-langkah tersebut ialah dengan:

1. Identifikasi masalah

Pada langkah ini, guru mengidentifikasi permasalahan-permasalahan utama yang dimiliki oleh peserta didik dikelas. Permasalahan ini meliputi tentang permasalahan 

  • pedagogik, literasi, dan numerasi.
  • kesulitan belajar siswa
  • relasi/hubungan dengan siswa dan orang tua siswa.
  • pemahaman/ pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif berdasarkan karakteristik materi dan siswa.
  • materi terkait literasi numerasi, advanced material, miskonsepsi, hots.
  • pemanfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran.

2. Eksplorasi penyebab masalah

Pada langkah ini guru melakukan kajian pustaka, wawancara kepala sekolah, wakil kepala sekolah kurikulum, dan rekan sejawat untuk menemukan penyebab masalah  yang relevan untuk permasalahan yang terjadi dikelas. Terdapat beberapa kemungkinan penyebab dalam kasus ini diantaranya ialah penggunaan media yang kurang menarik, metode pembelajaran yang terpusat pada guru, rendahnya minat baca siswa, sedikitnya penguasaan kosa kata siswa, dan kurangnya kemampuan mengingat siswa.

3. Penentuan penyebab masalah

Pada tahapan ini dengan melakukan kajian pustaka, wawancara, dan observasi guru menentukan penyebab utama dari rendahnya kemampuan siswa dalam memahami kalimat deskriptif. Penyebab utama yang ditemukan oleh guru ialah media pembelajaran yang kurang menarik dan juga metode pembelajaran yang kurang tepat dengan kondisi peserta didik dan karakteristik materi yang diajarkan.

4. Penentuan solusi

Setelah menentukan penyebab utama dari masalah yang terjadi dikelas, guru kembali melakukan kajian pustaka dan wawancara pada kepala sekolah, guru senior, dan rekan sejawat untuk menentukan solusi yang tepat untuk menuntaskan masalah yang terjadi dikelas. Setelah melakukan tahapan-tahapan tersebut, diputuskan lah solusi yang bisa dipakai untuk menuntaskan masalah tersebut ialah media Quizizz dan metode pembelajaran kooperatif.

5. Perencanaan penerapan praktik baik dikelas

Setelah menentukan solusi yang bisa diterapkan dikelas, guru melakukan perencanaan sebelum melaksanakan praktik baik. Perencanaan ini meliputi pembuatan RPP inovatif, materi pembelajaran, Lembar kerja peserta didik(LKPD), media pembelajaran, dan lembar penilaian.

6. Pelaksanaan praktik baik (praktik pembelajaran inovatif)

Setelah melakukan perencanaan yang matang, guru melaksanakan praktik baik dikelas dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif dan media pembelajaran Quizizz. Praktik baik ini mulai dilakukan dari tanggal 26 Oktober sampai 8 November 2022, dengan menggunakan 2 siklus. Pada kedua siklus peserta didik menunjukan minat yang baik pada media pembelajaran yang digunakan dikelas, proses pembelajaran juga berjalan dengan interaktif dan menyenangkan. Peserta didik bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan tanpa mengalami kesulitan yang berarti. Dengan metode pembelajaran kooperatif juga peserta didik bisa saling membantu teman nya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pada proses ini tidak hanya melibatkan guru dan peserta didik saja. Kepala sekolah dan rekan sejawat ikut berperan aktif dalam keberhasilan penerapan praktik baik ini dengan memberikan masukan-masukan kepada guru terkait hal-hal yang perlu dilakukan dan juga ikut memfasilitasi guru dalam menyiapkan fasilitas-fasilitas pendukung dalam pembelajaran. Penerapan praktik baik ini tidak begitu memerlukan sumber daya yang banyak, karena semua yang dibutuhkan sudah ada disekolah, misalnya seperti laptop, proyektor, dan akses internet.

Penerapan praktik baik atau pembelajaran inovatif di kelas 12 tunagrahita SLB Negeri Tanjungpandan berjalan dengan lancer tanpa mengalami kendala yang berarti. Semua peserta didik mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan menunjukan hasil pembelajaran yang sangat baik. Hal ini bisa dilihat dari hasil pekerjaan siswa di Quizizz. Semua siswa mampu menjawab dan menyelesaikan semua tugas dengan baik. Dari 17 pertanyaan yang ada di Quizizz, 4 siswa menjawab semua pertanyaan dengan benar secara mandiri, 1 siswa menjawab 16 pertanyaan dengan benar secara mandiri, dan 1 orang siswa menjawab 13 pertanyaan dengan benar secara mandiri. Data ini menunjukan semua siswa melampaui kriteria ketuntatasan minimal (KKM) yaitu 70, dan bisa disimpulkan bahwa penggunaan media Quizizz dan penerapan metode pembelajaran kooperatif berhasil untuk meningkatkan pemahaman membaca kalimat deskriptif siswa kelas 12 tunagrahita. Keberhasilan penerapan praktik baik ini tidak terlepas dari proses yang runut dan perencanaan yang matang serta disempurnakan dengan eksekusi yang baik oleh guru dikelas sehingga peserta didik mampu mengikuti proses pembelajaran dengan perasaan yang senang dan menunjukan hasil pembelajaran yang sangat baik. Keberhasilan penerapan praktik baik ini menjadi sebuah inspirasi bagi guru-guru yang lain untuk membuat media pembelajaran yang menarik dan mudah untuk digunakan oleh peserta didik berkebutuhan khusus didalam pembelajaran, banyak dari rekan sejawat yang menanyakan bagaimana cara membuat materi ajar dari Quizizz dan juga menanyakan apakah ada aplikasi lain yang bisa digunakan dalam pengajaran dikelas. Kesimpulan dari praktik baik ini ialah, sebagai seorang guru kita harus jeli dalam menilai permasalahan yang dimiliki oleh peserta didik kita dikelas, hal ini guna menentukan tindakan tepat yang harus kita ambil dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Dan satu hal yang penting harus kita tanamkan sebagai seorang pendidik ialah, “never give up on our students” jangan pernah menyerah untuk murid-murid kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun