Mohon tunggu...
NH Support Group
NH Support Group Mohon Tunggu... Universita Negeri Malang

Research group yang bergerak di bidang Optika dan Instrumentasi Fisika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peneliti Fisika FMIPA UM Kembangkan Sensor Medan Magnet Berbasis Serat Optik Terfungsionalisasi Nanopartikel Oksida Besi

18 Juni 2025   07:00 Diperbarui: 19 Juni 2025   15:15 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi ketika Sintesis Nanopartikel Oksida Besi dengan Metode Ablasi Laser Nd:YAG (Sumber Foto: NH Support Group)

Foto Kunjungan ke UTM Malaysia dalam Rangka Tindak Lanjut Riset Kolaborasi Internasional, Matching fund (Sumber: NH Support Group)
Foto Kunjungan ke UTM Malaysia dalam Rangka Tindak Lanjut Riset Kolaborasi Internasional, Matching fund (Sumber: NH Support Group)

Tim peneliti Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) saat ini tengah menjalankan riset inovatif di Laboratorium Optika FMIPA UM. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem sensor medan magnet berbasis serat optik coreless termination fiber (CTF) yang difungsionalisasi dengan nanopartikel spheris oksida besi. Penelitian ini merupakan bagian dari skema kolaborasi pendanaan Matching Fund antara UM dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM), dengan keterlibatan pakar dari UTM, yakni Ts. Dr. Muhammad Safwan Abd Aziz, sebagai mitra pendamping riset.

Riset ini menggunakan metode ablasi laser untuk sintesis nanopartikel oksida besi. Metode tersebut dipilih untuk menjawab tantangan dalam menghasilkan nanopartikel berbentuk seragam (spheris) serta mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya yang umumnya digunakan dalam proses sintesis konvensional. Peneliti akan menganalisis pengaruh dari salah satu paramater dari teknik ablasi laser Nd:YAG, yaitu energi laser, terhadap karakteristik optik, struktur, dan sifat magnetik dari nanopartikel yang dihasilkan.

Dari hasil sintesis, sampel nanopartikel akan diaplikasikan pada permukaan serat optik CTF untuk meningkatkan sensitivitas dari sensor tersebut. Selanjutnya, sensor ini akan dievaluasi untuk mendeteksi keberadaan medan magnet melalui analisis sensitivitas, keberulangan, dan stabilitas sensor.

Penelitian ini menghadirkan tantangan teknis yang tidak sederhana. Penanganan serat optik yang sangat tipis, seukuran sehelai rambut manusia, memerlukan ketelitian tinggi. Selain itu, kecenderungan nanopartikel magnetik untuk beraglomerasi menjadi tantangan tersendiri dalam mencapai bentuk spheris yang diharapkan.

Penelitian ini secara langsung mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Fokus pada inovasi teknologi sensor berbasis serat optik dan material ramah lingkungan menjadi kontribusi nyata terhadap pengembangan industri masa depan yang lebih cerdas, efisien, dan berkelanjutan. Melalui pengembangan teknologi sensor medan magnet yang presisi dan minim dampak lingkungan, penelitian ini turut mendorong pembangunan infrastruktur berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun